Bab 21: Apa kita baik-baik saja?

27.3K 2K 26
                                    

Saya berterima kasih dengan respon kalian mengenai cast

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saya berterima kasih dengan respon kalian mengenai cast. Banyak komentar dan kalian memiliki imajinasi tokoh yang menarik. kedepan saya akan menampilkan beberapa main cast para pembaca. gambar di atas adalah cast dari @syaidashafina yang ada di komentar. lainnya menyusul kalau saya menemukan gambarnya :3

****

Sinar panas yang menyentrong ke mataku melalui layar monitor terasa panas. Sudah dua jam aku duduk tanpa bergerak, mengerjakan pekerjaan menyebalkan yang bukan keahlianku sama sekali membuatku ingin membanting monitor tipis ini. kukucek kedua mataku yang terasa lelah dan melirik kea rah dinding kaca pada ruangan Zainal yang buram, tapi aku bisa melihat siluetnya di balik kaca.

Seperti yang dia katakan padaku, Zainal tidak melakukan hal aneh padaku. Dia menegaskan padaku berulang kali bahwa dia tidak tertarik denganku. Menyebalkan. Ucapannya sungguh menyebalkan. Bukan hanya menyebalkan tapi mengesalkan. Apalagi semalam ...

"Ganti bajumu dengan ini." Zainal memberikan kaosnya, yang kali ini dengan motif tubuh wonder woman. Hanya cetakan tubuhnya, seakan pemakai memiliki tubuh sang pahlawan.

"Ada apa denganmu dan pahlawan super?" ejekku dengan tawa yang menertawakan. Kekanak-kanakan. Aku tahu, tapi siapa peduli, selama aku bisa mengejeknya akan kulakukan.

"Ini ..." Zainal mengambil kaos yang dia berikan tadi dari tanganku dan membuka lipatannya, lalu membentangkannya di depan tubuhku, "aku memilih khusus agar bayangan dada datarmutertutup dengan keindahan tubuh wonder woman yang tercetak pada kaos," lanjutnya dengan senyuman jahil

'Brengsek. Lelaki ini tetap saja brengsek. Aku pasti sudah gila kalau sampai menyukainya.'

Aku ambil kaos dari tangannya dengan cepat, lalu masuk ke kamar mandi dengan wajah merah padam karena marah. Kubanting pintu dengan keras, lalu kubuka kembali yang masih mendapati berdiri di depan kamar mandi, "cowok mesum tolol!" makiku yang kembali masuk ke kamar mandi dengan pintu yang kubanting dengan keras.

Lalu, berakhirlah diriku di sini. Dengan tumpukan kerjaan menumpuk akhir bulan sebelum acara besar, tanpa sebuah kejelasan akan sikapnya yang berubah-ubah. Bahkan saat pagi hari, ketika aku tanya alasan utamanya mengunjungiku malam-malam, dia hanya bilang akan memberitahuku nanti. Nanti itu sampai kapan? Sialan ... Zainal membuatku penasaran.

"Berhenti melamun, Elle! Tugasmu masih banyak," kata Cecilia yang berdiri secara tiba-tiba di depan mejaku, menghalangi pandanganku dari ruangan Zainal. Cecilia menaruh tumpukan kertas tepat di atas mejaku, "pisahkan hasil esiting sesuai tema, fotocopy lalu kirimkan ke bagian percetakan. Lalu ini..." Cecilia memberikan sebuah gambar dia atas tumpukan kertas tadi, "kerjakan ini sebelum hari rabu."

"Aku sudah mengerjakan review ku kemarin," protesku saat aku melihat foto salah satu artis pada suatu pertunjukan terbaru.

"itu untuk issue minggu depan, karena kita akan sibuk mengurusi pesta Haloween majalah, kota harus sudah menyelesaikannya minggu ini," jelas Cecilia yang mengibaskan rambut silvernya, memutar kepalanya ke arah Elen yang duduk di meja sampingku, "Elen jangan lupa menghubungi katering, gedung dan bagian EO untuk acara minggu depan. Semuanya harus siap tidak ada yang terlewat. Coba hubungi bagian perlengkapan," lanjutnya yang langsung begitu saja meninggalkan kami berdua dengan tumpukan tugas tiada henti.

Wedding Breakers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang