Huf ... Saya sepertinya kena JETLAG akut. Setiap siang saya pasti mengantuk tingkat dewa dan memaksakan bekerja dengan tugas menumpuk selama seminggu. Menulis pun hanya bisa menyicil malam hari itu pun hanya beberapa paragraph. Maafkan saya. T.T
Saya akan coba sebisa mungkin, meski akhir minggu ini juga bakal lama, karena saya juga akan Escape lagi ke negri tetangga untuk liburan lagi, mumpung libur lumayan nambah sehari. Namun saya usahakan menulis saat di jalan atau menganggur.
Have a nice Day, Happy reading and don't forget to give me your comments,
K.S.
***
"Jawab pertanyaanku, Nora. Siapa pria itu? Dia orang yang menjemputmu kemarin, bukan?"
Aku terdiam membisu melihat mata cokelatnya yang penuh amarah. Rasa takut terasa di seluruh tubuhku. Aku serasa ketahuan berselingkuh dari pacarku sendiri. Tunggu, Zainal hany pacar pura-pura.
"I-itu bukan urusanmu,Zi."
"Itu urusanku, Nora. Semua yang berhubungn denganmu adalah urusanku."
"Atas dasar apa ini urusanmu? Kita bukan siapa-siapa. Jika kamu bilang aku pacarmu, kamu harus ingat aku hanya pacar pura-pura di depan keluargamu saja. Juga untuk menjelaskan semua peristiwa di pernikahanmu kepada Poeny agar dia kembali padamu dan kurasa itu tidak perlu lagi. Kamu sudah mengetahui semuanya, bukan?"
Zainal diam melihatku dengan keraguan di matanya.
"Kamu sudah mengetahui semuanya, bukan? Tentangku dan juga Poeny?" ulangku masih kesal jika mengingat tamparan Poeny dan niatku menjelaskan semuanya, tapi tidak sempat kulakukan. Mungkin ini sudah waktunya aku mengatakan semuanya.
"Zendra ... Zendra melihatmu dengan lelaki lain yang tak kukenal."
"Kamu mengenalnya. Dia Christian teman kak Aryo. Lagipula kamu juga bersama wanita lain, bukan? Siapa dia?" balasku sedikit marah saat melihat wanita tadi bergelayutan di lengannya dengan manja.
"Dia..." Zainal mengalihkan pandangannya sejenak dan kembali lagi kepadaku, "dia bukan urusanmu."
"Lihat..." kuberikan senyuman sinis padanya, "kamu begitu egois, Zi. Kamu melarangku bersama pria lain dan selalu ikut campur urusanku. Sedangkan jika aku bertanya padamu kamu pasti mengalihkan pembicaraan."
Zainal menjauhkan kedua tangannya dari dinding di sampingku. Dia melihatku diam tanpa memberi respon.
"Lebih baik kita hentikan semua sandiwara ini. Aku sudah lelah dengan perjanjian bodoh kita. Aku sudah lelah dengan sikapmu yang berubah-ubah. Aku..." keluhku cepat dengan satu tarikan napas dan suara bergetar. Aku benar-benar merasa lelah dengan semua kepalsuan ini. Aku ingin menghentikan semuanya, tapi dadaku terasa sesak.
Setetes air mata turun dengan lancar begitu saja. Kutundukan kepalaku. Aku tidak ingin dia melihatnya.
"Nora..." panggilnya dengan lemah dan lembut.
Dia mencoba meraih ujung daguku, tapi aku menggerakan kepalaku sedikit. Aku tidak ingin dia melihatnya. Tidak ini terlalu memalukan. Aku menangis karena tidak ingin mengakhiri semua dan aku merasa cemburu tidak jelas dengan wanita lain di sisinya tadi, seakan aku benar-benar mencintainya.
Cinta? Apa aku mencintainya?
Aku terdiam membeku memikirkan satu kata yang kuhindari terbesit di pikiranku. Tanpa aku sadari, Zainal mendekatkan tubuhnya dan mencangkup wajahku hingga mendangak kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Breakers ✔
ChickLitQuality: Raw Rate:21+ Status: 27 to 27 Started: 01 September 2016 End: 25 Desember 2016 Bagaimana jika rencana pernikahan yang sempurna, gagal begitu saja karena wanita asing yang mengaku sebagai kekasihnya? Zainal Bramastya - Kepa...