Bab 22: Dia tahu ...

29.2K 2K 42
                                    

Huf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huf ... akhirnya kelar juga nulisnya. Gambar diatas adalah Cast dari @seldanyashinta di kolom komentar waktu itu. Maaf kalau salah orang, saya KUDET sama artis indo.

Selamat Membaca

K.S.

****

           

"Jam berapa kamu selesai hari ini Leo?" tanya Christian di atas motornya saat mengambil helm dari tanganku.

"Aku akan menghubungimu jika sudah selesai," jawabku malas.

"Jangan menghubungiku secara menadak dan membuatku menunggu. Aku tidak mau menjadi bahan gosip teman bodohmu, Leo."

Aku mendelik kesal ke arahnya, "gosip? Yang benar saja. Memang kamu kira aku mau di gosipkan denganmu. Lagipula kamu mengantar jemputku atas perintah Karyono yang tidak bertanggung jawab memakai mobil pinjamanku, bukan?"

"Jika dia tidak bertanggung jawab, dia tidak akan menyuruhku mengantar-jemputmu, Leo."

Aku mendesis sambil mengibaskan rambutku kebelakang, "kenapa kamu begitu menurut apapun yang dikatakan Karyono padamu? memang apa yang sudah dia berikan padamu?"

"Dia memberikanku hidup, Leo. Jika dia tidak menyelamatkanku, mungkin aku sudah mati mengenaskan di pinggir jalan tanpa ada yang mau peduli. Jadi berhenti berkata buruk mengenainya. Kamu tidak tahu apa-apa Leo," jawabnya tegas dengan nada sedikit mengancam. Dia menaruh helmku pada bagian belakang motornya dan melaju meninggalkanku.

Aku melongos tidak percaya dengan ucapannya. Karyono menyelamatkannya. Karyono, lelaki selengekan dengan mulut kotornya, menyelamatkan hidupnya. Ah ... aku tidak tahu siapa orang yang dia maksud. Sudahlah itu bukan urusanku.

Aku melirik ke arah jam pada tanganku. Lima belas menit lagi jam kerjaku dimulai. Aku berbalik dan berjalan memasuki gedung. Aku berhenti ketika mendengar panggilan dan sosok seseorang berjalan pelan ke arahku.

"Siapa lagi laki-laki itu, Elle?"

"Kenapa kamu ada disini?" tanyaku dengan mundur satu langkah saat dia mendekat. Hendra yang bebal muncul setiap kali tidak kuinginkan.

"Tentu saja menemuimu, Elle." Hendra mendekat lalu meraih tanganku dan menariknya sehingga jarak kita begitu dekat, "aku tanya, siapa laki-laki itu, Elle?"

"Bukan urusanmu, Hendra." Aku menggerakan lenganku mencoba melepaskan diri, tapi gagal, "lepaskan tanganmu dariku," pintaku.

"Aku ingin bicara dan menjelaskan semua, Elle."

"Tidak. Aku tidak ingin bicara apapun denganmu," lirihku yang mencoba melepaskan tanganku darinya.

"Kalau begitu aku tidak akan melepaskanmu dan kita berbicara disini, menjadi tontonan yang lain," ancamnya yang kini mencengram kedua pundakku. Aku menelan ludahku sambil melihat sekeliling kami dimana semua sorot mata tertuju ke arah kami.

Wedding Breakers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang