36

6.2K 370 23
                                    


Ali kini sudah sampai Jakarta, ia memesan taksi dan langsung menuju ke rumahnya itu. Setelah sampai, ia melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah yang jarang ia kunjungi satu tahun belakangan ini.

"Assalamualaikum, Ali pulang"ucapnya.

Saat Ali melewati ruang tamu, kedua orang tuanya sedang mengobrol dengan pasangan paruh baya itu dan satu orang wanita yang terlihat seumuran dengannya.

" waalaikumsallam, pas banget ya kamu pulang. Kenalin, ini tante Melani dan om Danu, ini anaknya namanya Tiara Milazka"Ali tersenyum tipis dan menyalami tangan om Danu dan tante Melani ini.

"Ali keatas dulu ya, mau naro koper"Ali berjalan menaiki anak tangga untuk ke kamarnya, ia menaruh kopernya begitu saja dan terduduk di kasurnya itu. Membuka ponselnya, tak ada tanda jika gadisnya itu akan pulang.

"kayaknya dia emang gak mau balik sama gue lagi deh. Maafin aku Pril"gumam Ali, ia menatap lirih wallpaper ponselnya itu.

###

"Pril, lo udah maafin Ali?" tanya Al, Prilly mengangguk dengan senyumnya.

"udah kok" Al dan Prilly kini sedang berada di balkon kamar apartement Prilly, setelah dari rooftop tadi, Al mengajak Prilly untuk mengobrol sejenak.

"apa lo nerima dia lagi?" Prilly menggeleng.

"gue terlalu takut,bahkan dia balik duluan tanpa ngobrol"

" dia tadi buru buru karena ada sebab. Kemarin malam gue, Ali, kak Verrel, Kaia dan Amar merencanakan sesuatu, tapi di tengah perbincangan, papahnya telepon. Besok dia sudah harus ada di Jakarta karena harus mengurusi perusahaan papahnya itu." jelas Al

"baguslah, kan dia gak cuma mondar mandir aja"

"tapi dia di jodohin Pril"

Deg.

Deg.

Dijodohkan.

Dijodohkan.

Dijodohkan? Dengan wanita lain? Hatinya tak rela, ia merindukan lelaki itu, ia menginginkan lelaki itu selalu ada, ia ingin lelaki itu menjadi sahabatnya, sahabat hidupnya. Ia ingin lelaki itu menjadi miliknya.

"jo-jodohin?"tanya Prilly, Al mengangguk.

"setahun ini dia cuma mondar mandir, bolak balik kayak gak tau tujuan hidup, cuma untuk nyari lo, makannya dia diberi ancaman seperti itu"jelas Al, Prilly menatap lurus kedepan, memikirkan ucapan kakaknya.

"gue balik ya, hati hati" Prilly mengangguk, ia membuka ponselnya lalu membuka galeri miliknya, satu album yang dipenuhi foto dirinya dengan lelaki itu, dan lelaki itu sudah pergi meninggalkannya, lalu menikah dengan wanita lain dan bahagia. Namun, ia tak ingin itu terjadi.

" gue gak mau itu terjadi, tapi pasti kalau gue balik juga udah terlambat, dan pasti Ali udah move on dari gue" gumam Prilly, ia memilih beristirahat untuk menyiapkan tenaganya agar besok lebih fresh.

###

"Li, Ali, bangun!" Ali mengerjapkan matanya saat tepukan kecil ada di pipinya, ia terduduk dan mengucek matanya itu.

"ntar mah, Ali masih ngantuk"

"sekarang kamu harus mulai pendekatan dengan Ara, penyesalan itu datang diakhir, hati hati Li kalau ngomong makannya"Ali menatap malas mamahnya itu

"mamah malah bikin Ali ngedown tau gak? Sama aja mamah tuh gak ngedukung Ali"kesalnya, mamahnya itu membuang nafas kasar.

"bukannya mamah gak ngedukung, mamah udah pusing, mending mamah mikirin cucu mamah yang bentar lagi lahir dari Kaia itu"Ali mendengus kesal.

Malaikat TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang