Chapter 21 - bagian Kedua
"Prill, Prilly"teriak Al dari luar pintu kamar adiknya itu, ia mengetuk pintunya seperti orang kerasukan
"berisik lu, gue lagi tidur juga! Apaan?" kesal Prilly, "temenin gue bikin rencana ulang tahun! Malam ini alyssa ultah, gue gatau harus gimana? Biasanya cewe suka apa? Motor? Bola?" tanya Al bingung.
"heh, mana ada cewe suka begituan? Ada tapi gak gitu juga! Kalo mau yang so sweet kasih aja boneka!" ucap Prilly sesekali menguap, Al menggaruk tengkuknya berpikir.
"ganti baju cepet, bantuin gue please! Ntar gue bantuin deh kalo lu butuh, soalnya malam ini dia ulang tahun"Prilly membulatkan matanya, bagaimana bisa kakaknya ini lupa dengan ulang tahun pacarnya? Sedangkan ini sudah jam setengah 9 malam.
"lo aneh! Ulang tahun pacar sendiri lupa, yaudah gue bantuin! Tunggu" Prilly kembali masuk kedalam kamarnya mengganti bajunya, setelah 15 menit ia keluar dengan pakaian yang simple.
"cepetan ayok!" Al langsung menaiki mobilnya, begitupun Prilly. Dengan kecepatan tinggi akhirnya Al sampai disebuah toko boneka. Maklumi jika panik Al suka lupa kesukaan kekasihnya.
"pacarlo demen boneka apaan?" tanya Prilly, Al menggaruk tengkuknya lalu memutar mencari boneka, dan matanya menangkap sebuah boneka, boneka Big Hero.
"nah ini aja Prill" Prilly menganggukkan kepala setuju,
"Mbak, saya mau ambil yang ini satu! Kalo bisa boneka yang besar ya!" ucap Al,
Setelah beberapa menit mereka didalam toko boneka tersebut, akhirnya Al menancap gas menuju rumah Alyssa.
"kak, lo bisa kagak sih bawa mobilnya pelan-pelan! Jantung gue mau copot"kesal Prilly.
"yaelah Prill, baru gini doang! Kebiasaan dibawa lembut sama Ali sih" Prilly hanya melirik malas kakaknya itu dan memilih menatap keluar jendela. Seketika ia ingat sesuatu yang mengganggu pikirannya.
"kak lo inget kan? Beberapa hari lagi?" tanya Prilly, Al mengangguk.
"tau, udah deh urusan kek gitu serahin semua sama gue"
"gue pegang omonganlo!" ucap Prilly.
***
" duh ih, ini si Prilly kemana coba? Kok sms gue gak dibales sama dia?" gumam Ali, setiap detik ia memperhatikan ponselnya yang belum ada nontifikasi dari kekasihnya itu.
"Li, Ali"
"siapa sih? Ganggu aja," kesal Ali, ia berjalan mendekati pintu lalu membuka knopnya.
"elo? Ngapain sih kak? Gue mau tidur nih!" Kaia mendengus kesal lalu menyilangkan tangannya.
"please Ali, lo gak akan pernah bisa bohong sama gue!" ucap Kaia malas.
"yaudah, ada apaan?"
"dipanggil papah sama mamah dibawah. Daritadi dipanggilin emang gak kedengeran apa?"ucap Kaia.
"perasaan gak ada yang manggil gue, yaudah gue mau turun dulu" Ali berjalan menuruni anak tangga dan menyampari kedua orang tuanya.
"mamah sama papah panggil Ali?" tanya Ali.
"ya, daritadi dipanggilin juga kok gak nyaut?" tanya Papah Syarief kepada putranya itu.
"anu pah, tadi Ali.. Emm, tadi Ali pake headset jadinya gak kedengeran deh" ucap Ali berbohong.
"bilang aja lagi nunggu kabar" Ali hanya terkekeh dan menggaruk tengkuknya mendengar ledekan papahnya.
"Ali, satu minggu ini kita semua memutuskan untuk pergi ke Amsterdam,.." Ali mengerutkan keningnya bingung.
"terus ada apa mah?"
" ya kamu juga harus ikut lah, masa iya kamu sendirian dirumah? Aneh deh" Ali tersentak kaget. Apa - apaan ini?
"Ali gak ikut deh ma, Ali lagi banyak tugas nih"tolak Ali, kedua orang tuanya menggeleng.
"gak, pokoknya kamu harus ikut! Gaada penolakan. Lagipula sehabis dari Amsterdam kita akan menetap di Padang"jelas Mamah Resi.
"tapi ini gak adil mah buat Ali, Ali ikut tapi gak untuk pindah ke Padang"ucap Ali menahan emosi. Bagaimana bisa seperti itu? Bagaimana dengan Prilly? Kuliahnya? pikir Ali.
"yaelah Li, ikut aja sih omongan orang tua, lagipula lo bisa skype-an sama Prilly" cerocos Kaia yang dihadiahi tatapan tajam Ali.
"lo kira gampang?"ketus Ali.
"oke, kalo kamu ikut itu menjadi bagus, yaudah yuk mah kita kekamar aja! Biarin dua remaja galau ini berantem, maksudnya yang cowo doang" ledek papah Syarief menyindir Ali.
"apaan sih papah, emangnya Ali galau apa?"elak Ali, walau sebenarnya hatinya sedang gegana.
.
.
.Sudah 3 jam Ali merenungkan dirinya di balkon, menunggu kabar dari sang kekasih yang jauh disana.eh.
" hati dan pikiran gak akan bisa tenang jika memikirkan tentang dia, Prilly." gumam Ali menatap langit-langit malam.
Ingin menjauh darimu meski sulit.. ~
Ingin melepaskanmu walau mungkin.. ~
Ku tak bisa.. ~
Begitu mudah.. Membuat kamu.. ~
Pergi dari hatiku.. ~
Ali yang mendengar ponselnya berbunyi pun langsung berjalan dan mengambilnya diatas nakas.
"assalamualaikum, ha.. -"
"Ali halo waalaikumsallam, maaf aku gk jawab pesan kamu! Soalnya tadi kak Al minta anterin ke acara ultah pacarnya, maaf maaf. Kok kamu belum tidur? Udah makan? Ada tugas gk? Lagi apa?"
"yaampun sayang, gk usah gitu juga kali, ya ya aku khawatir tadi sama kamu gara-gara gak ada kabar,"
"aku ganggu ya? Kamu pasti tadi udah tidur kan?"
" gk ganggu, aku juga belum tidur gara-gara banyak tugas sama mikirin kamu"
"gombal lu ah"
"bodo amat lah"
"hihi, yaudah deh aku mau tidur dulu ya. Besok kita sambung lagi, oh ya kamu besok gausah jemput aku karena aku udah jan.. -"
"ya ya, oke besok aku gak jemput kamu! Night. Bye"
Tut.. ~
Ali mendengus kesal, pasti kekasihnya itu akan pergi bersama gelang gelang itu. Cih, apa cakepnya? Pikir Ali.
"Ali, Ali"
Ali berjalan menuju pintu kamarnya, lalu membukanya dan..
.
.
.
.
.Deg!
.
.
.
.
."apa maksudnya tidak ada orang disini?.."
###Hello, selamat malam! Maafkan jika ngebosenin atau apa ya. Typo bertebaran dimana mana. Udah ya segitu aja, yaudah.
See ya di chapter selanjutnya, byee!
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Terindah
Hayran Kurgu" Kamu adalah Malaikat Terindah untukku! Terimakasih karena kehadiranmu membuat hidupku menjadi lebih indah" Menceritakan tentang dua manusia yang bersahabat dari sejak kecil, namun harus terpisahkan. Sepertinya takdir mempertemukan mereka kembali...