28

6.8K 364 10
                                    


Alipov

Jika sedang galau, seperti biasa kegiatan yang kulakukan adalah duduk di balkon kamar sambil memangku gitar. Segelas teh hangat yang ku buat tadi menemaniku. Aku memetik gitar dan memasuki intro entah apa yang kubuat.

Semua yang ku perbuat
Marahmu dan bencimu
Tak terfikir olehku
Jika kau kan membeciku

Meninggalkanku
Seorang diri
Kenangan indah
Kini rumit

Bukan maksudku menyakitimu
Karena ego ku mengecewakan
Jika tak bisa tuk menerima
Bisakah tuk memaafkan

Maafkan aku
Menyakitimu

Seketika juga aku tersadar apa yang sudah ku buat, memang aku sedang merasakan galau, hanya saja perasaanku tidak seburuk yang ada di lirik tadi. Dia mungkin hanya marah atau kecewa, jangan sampai dia meninggalkanku.

Aku memilih untuk tidur karena jam sudah menunjukkan pukul 3 malam. Mungkin besok aku harus datang kerumahnya dan meminta maaf kepadanya, aku tidak mau hubungan ini menjadi renggang. Jika ada masalah, sebaiknya salah satu mengalah agar tetap terjalin hubungan yang baik.

###

Aku mengerjapkan mataku saat sinar matahari menganggu tidurku, sialan! Aku telat bangun.
Aku langsung berjalan menuju kamar mandi, lalu membersihkan tubuh, setelah itu bersiap siap untuk menyusul ke rumah Prilly habis itu berangkat ke kampus.

"Mah, Ali pergi dulu ya"

"mau kemana kamu? Mamah dapat pesan dari Prilly, kamu jangan temui dia dulu"aku memberhentikan langkahku lalu berbalik dan menghampiri mamah yang sedang masak.

"kenapa? Prilly marah ya sama Ali ya mah?" mamah hanya mengangkat bahunya tak tau. Aku memutuskan untuk bergegas ke kampus dan menghampiri kelas Prilly.

.
.
.

"ada Prilly gak didalam? Bilang ada yang nyariin"ucapku menanyakan teman satu kelasnya itu.

"kayaknya gk ada deh, tapi gue coba liat dulu" dia memasuki kelasnya sedangkan aku menunggu dan nenyenderkan punggungku ke dinding sambil melihat lihat pesan pesan dari operator.

"Katanya Prilly lagi males ketemu sama cowo yang namanya Ali, mukanya datar banget dari pertama kali masuk"aku mengangguk paham dan mengucapkan terimakasih, tanpa pikir panjang aku memasuki ruangan ini dan aku melihatnya yang sedang membaca sebuah buku.

"Pril, maaf ya"dia menutup bukunya itu lalu menghela nafasnya dan mencoba memalingkan tatapannya dari tatapanku.

"aku gk marah sama kamu, aku sedikit kecewa aja. Mending kamu balik deh, daripada gk dapet materi"ucapnya bangkit dari duduknya, aku menahan tangannya agar ia kembali duduk.

"kamu jangan kemana mana, maaf perkataan aku kemarin udah nuduh kamu macem-macem. Aku khawatir sama kamu dan aku juga emosi dengan orang yang bawa kamu ke tempat itu"jelasku, ia masih tidak ingin melihat wajahku satu detik saja.

"yaudah"

"Pril, jangan gitu! Hati aku gk tenang kalo kamu cuek gini. Maaf, jangan marah lagi. Jangan diem begini"aku mengenggam tangannya, ia melepasnya begitu saja.

Malaikat TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang