- Ajari aku mencintai tanpa keinginan untuk memiliki -
●●●
The more that I know you, the more that I want to. - Starving[Hailee Steinfeld]
Siang ini listrik di sekolah tiba-tiba padam sehingga dua ac yang menempel di dinding kelas tak berungsi. Panas matahari diluar sana menyengat hingga berefek ke dalam kelas. Belajar mengajar di hentikan karena siswa yang tak bisa tenang, mereka mengeluh karena tak bisa konsentrasi. Semuanya sibuk mengipas-ngipas dengan buku tulis atau buku paket milik masing-masing. Pada akhirnya kelas XI Mipa 1 diberikan tugas dan guru meninggalkan kelas.
"Jadi lo bakalan jalan sama Dalvin dong?"
Bela menggeram hendak mencakar Nanda. Bukannya kepanasan cewek itu malah sibuk mengoceh tentang Dalvin. "Bisa nggak sih Nda lu diem sekaliiii aja, biar dunia gue tenang."
Nanda memajukan bibir ikut mengipas-ngipas dengan buku tulisnya. "Ya kan cuma nanya, Bel."
Bela menghela nafas, menjatuhkan kepala ke atas meja. Tidur menyamping menghadap Nanda. "Gue nggak jalan, cuma mau di traktir siomay doang."
"Sama aja cuy."
"Gue aja gatau tuh jadi atau nggak."
Nanda tiba-tiba tertawa membuat Bela memandangnya keheranan. "Lucu banget dah, lo langsung maapin Dalvin cuma karena siomay. Lima belas ribu doang dapet."
"Ehh bagi gua siomay tuh emas."
"Iya, kayak emas ntar kalo udah jadi tinja."
Bela menjengit. "Iyuwhhh, jorok banget lu Nandos."
"Emang bener kan? Ntar beliin gua sebungkus yak. Terus bawain kerumah."
"Nggak."
"Pelit lu Nabola."
"Bodoamat Nandos."
"Weeeweeeeee." Teriakan tadi berasal dari depan kelas. Bela mengangkat kepalanya. Didepan sana Saka--ketua kelas Mipa satu berdiri sambil berusaha menarik perhatian anak kelas.
"Ada info penting nih. Tapi sebelumnya gue mau ngasi tahu kalian jangan panik dulu."
Keributan perlahan memudar. Fokus anak kelas kini beralih pada Saka. "Hari ini kita pulang cepet dan sekarang lo semua udah boleh pulang."
Serentak anak kelas bersorak bahagia, semuanya mengekspresikan kebahagiaan dengan gaya konyol masing-masing. Ada yang berhigh five dengan teman disampingnya, ada yang menjerit, ada yang memukul bangku lalu mengepalkan tangan. Tapi anehnya Bela tak merasa senang sedikitpun. Ia malah jadi deg-degan karena ekspresi Saka yang tegang.
"Woi tenang dikit apaa!" Bentakkan tadi dari Dede yang ada di pojok kelas.
"Jangan ribut dulu plis, belum selese ngomong nih gua." Saka mengintrupsi kegaduhan kelas. Ia memukulkan penggaris kayu di meja. Tak berselang lama, kelas kembali hening seperti sebelumnya.
"Kita dipulangin karena ada kebakaran di-" Ucapan Saka langsung terpotong karena reaksi cepat para cewek.
"What?"
"OMAIGATTTT"
"MAMAAAA"
"Ayaaaaaaah"
"Neneeeeeekkk"
"Kakekkkkk"
"Buyuuuut!"
Bela berdecak. "Lebaynya kumat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Heart, Why Him?[Completed]
Teen FictionDear Heart, Why Him? "Ketika benci mengundang cinta" a story by Haula S "Pelajaran yang Bela dapatkan saat mencintai Dalvin adalah jangan mengharapkan sesuatu yang indah saat jatuh cinta, tapi sibuklah mempersiapkan hatimu untuk menghadapi ser...