9. Karena Kamu, Dalvin.(part a)

383K 23.5K 979
                                    

- Adakah yang bisa menjawab tanyaku? siapa yang membawamu ke hatiku? Vin, aku menemukanmu di setiap sudutnya. -

●●●

Ini adalah kisah cinta
Aku tak bisa menyembunyikannya
Mataku hanya bisa memandangimu
Ku tak bisa menutupnya - Love Story OST The Legend of the Blue Sea[Lyn]

Kini hanya tersisa deru mesin mobil dan akhir lagu All We Know. Bela bungkam setelah Dalvin memasangkan sabuk pengaman untuknya. Bela sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada tubuhnya, rasanya seperti lumpuh total.

"Bela lo nggak kenapa-kenapa kan? Ada yang sakit?" Dalvin mulai khawatir karena Bela tak bersuara sedikitpun sejak tadi.

Bela berdehem. Membuang nafas pelan lalu menarik ujung bibir. "Gue nggak apa-apa kok Vin."

"Serius nih?" Tanya Dalvin meyakinkan. Ini semua juga tanggung jawabnya. Yang mengajak Bela makan kan dia, yang ngerem mendadak juga dia.

"Serius, sumpah gue nggak kenapa-kenapa." Jawab Bela. "Tapi jantung gue yang kenapa-kenapa." Lanjutnya dalam hati.

"Oke deh, btw tempat makannya dimana? Lo bilang kan di jalan ini." Dalvin memelankan laju mobil. Melihat-lihat keramaian disisi jalan.
Bela ikut melongokan kepala. "Hmmm... lagi bentar, eh Itu tuh." Bela menunjuk sebuah tempat makan sederhana yang tak jauh di depan mereka. "Ada tempet parkir mobilnya juga kok. Jadi gak perlu khawatir lo parkir di jalanan."

"Rame banget Bel." Komentar Dalvin melihat keadaan tempat parkir yang padat. Tempat parkirnya dibagi jadi dua. Disisi kanan penuh dengan mobil, disisi kiri dipadati kendaraan roda dua. Meski begitu Dalvin masih mendapatkan tempat untuk memposisikan mobilnya.

"Emang gitu, abisan enak banget. Ntar deh lo coba."

Dalvin mengangguk kemudian keluar bersamaan dengan Bela. Tempat parkir dan tempat makannya bersebelahan, Dalvin dan Bela berjalan beriringan kesana.

"Ayok deh." Bela menggenggam tangan Dalvin karena cowok itu melamun di depan pintu masuk. Bela menarik Dalvin menuju kursi kosong yang tersisa. Saat sudah sampai barulah Bela tersadar kalau ia baru saja menyentuh cowok itu. buru-buru dilepaskannya tangan Dalvin.

Bela berusaha bersikap biasa saja meski sebenarnya sesuatu didalam dirinya tak biasa. Ia kemudian duduk di kursi plastik yang tersedia dan diikuti Dalvin. Seorang mas-mas dengan kain lap ditangan menghampiri meja Bela.

"Mbak Bela udah lama nggak pernah kesini."

"Mas Uwiiiiii, saya kemarin sakit, jadi gak pernah makan siomay deh. Ehtapi beberapa hari yang lalu Momma beliin aku siomay."

"Iya Mbak Bela, Ibu beli siomay disini." Sahut Mas Uwi mengingat-ngingat. Diliriknya Dalvin yang diam sejak tadi. "Ini pacar Mbak Bela? Haduhh ganteng sekali. Cocok lah sama Mbak Bela."

What? Bela melirik Dalvin kemudian membuat-buat tawanya. Ia mengayunkan telapak tangan. "Bukan Mas bukan, dia temen saya."

"Teman atau teman nih?"

"UWIIIII CEPAAAAAT, BANYAK PELANGGAN. JANGAN NGEGOSIP KAMU." Teriakan emak-emak cempreng dari arah dapur mendominasi. Uwi pun gelagapan. Mampus lah dia kalau ditahu kelamaan ngobrol, bisa-bisa ia dimasukan ke dalam rebusan air mendidih.

"Iya Maaakkk!" Uwi balas berteriak. Ia kemudian mengeluarkan note kecil yang sudah lusuh beserta mengambil pulpen dari saku celana. "Mba Bela pesan apa aja nih?"

"Saya siomaynya yang seperti biasa. Nggak pake kentang, nggak pake pare, terus siomaynya dibanyakin. Pake sambel banyak-banyak." Bela menoleh pada Dalvin. "Lo mau siomaynya gimana?" Tanya Bela.

"Yang biasa aja."

"Dia yang biasa aja Mas. Terus minumnyaaaaaa, Bela mau teh dingin aja. Lo minum apa Vin?"

"Samain."

"Oke deh, saya permisi ya Mbak Bela. Emak rupanya sudah ngamuk karena saya kelamaan."

Bela tertawa renyah lalu mengangguk. Sejak tadi Dalvin memperhatikan Bela. Awal dia melihat Bela ia fikir Bela adalah jenis cewek jutek, sombong, dan manja. Tapi ternyata Dalvin salah. Bela malah sebaliknya, dia tidak sombong, buktinya cewek itu mau makan di tempat sederhana. Tidak seperti cewek kebanyakan. Untuk ukuran cewek secantik Bela, ini adalah hal luar biasa.

●●●

Banyak hal yang Bela tahu setelah makan siomay bersama Dalvin. Cowok itu selalu ingat doa sebelum makan. Lucu sekali, seperti anak kecil. Tapi itu hal yang positip, Bela saja terkadang lupa doa. Tapi kalau lupa sih doanya pas udah makanan setengah masuk ke perut. Cowok itu juga tak biasa dengan yang pedas-pedas. Wajahnya terlihat memerah saat menghabiskan sepiring siomay. Padahal menurut Bela itu tidak ada pedas-pedasnya.

Bela menggelengkan kepala. Kenapa dia jadi mikirin Dalvin? Sambil senyum-senyum lagi. Oh otaknya sedang error. Bela buru-buru masuk ke dalam rumah. Di dalam Momma menyambut dengan tangan dilipat di depan dada. Siap menerkam mangsanya.

"Abis dari mana aja?"

"Hai Momma, abis pergi makan Mom." Sahut Bela riang. Biasanya jika dia diinterogasi begini Bela akan menunduk takut. Tapi kali ini tidak.

"Itu baju kok pake baju olahraga?"

"Baju aku kotor kena kuah mi ayam pas dikantin. Ini baju temen aku Mom."

"Cowok?" Tanya Momma galak.

"Iya Mom."

"Namanya siapa?"

"Dalvin." Jawab Bela malu-malu.

"Dalvin?" Wajah Momma berbinar. "Yang nolongin kamu waktu itu?" Tanya Momma antusias, Bela mengangguk.

"Oalahh hahahah, yaudah masuk sana. Mandi terus istirahat." Ekspresi singa betina yang hendak mengamuk di wajah Momma hilang seketika setelah Bela menyebut nama Dalvin.

"Ayayay captain!" Bela langsung berlari menuju lantai dua. Masuk ke dalam kamar lalu membanting tubuhnya di kasur.

"Aduh!" Bela lupa kalau tas sekolah masih menempel di punggungnya. "Punggung gua encok dah." Ucapnya dengan muka nelangsa lalu bangun dan duduk. Ia melepas tas sekolah kemudian mengelus punggung. Pulang sekolah sebelum bersih-bersih badan, Bela selalu duduk melamun dulu. Biasanya ngelamunin apa yang sudah terjadi seharian ini.

"Dalvin lagi ngapain ya?" Bela memainkan kaki sambil tersenyum. "Ihhhh kok gue jadi gila gini sih." Bela menutup wajah dengan kedua tangan.

Ingat dengan perintah Momma, Bela segera melepas seragam kemudian menggantinya dengan handuk. Pergi kekamar mandi untuk membersihkan badan. Hanya sebentar karena Bela tak mau kedinginan. Bela keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit badan.

"Hp hp hp." Katanya membongkar isi tas. Mengambil hpnya disana. Setelah membuka pola kunci, layar hp Bela menunjukan roomchatnya dengan Dalvin. Senyum tipis terlukis di wajah Bela. Ia kemudian menutup aplikasi berlatar hijau tersebut lalu membuka instagram. Bela menyukai foto Nanda yang baru saja di post beberapa menit yang lalu. Foto Nanda sedang di dalam mobil bersama jos.

Iseng-iseng Bela mencari instagram Dalvin. Kali ini dia menambahkan nama Gracious di depan nama Dalvin. Tidak seperti kemarin, ia hanya tau nama panggilan cowok itu saja. Baru menekan tombol pencarian, akun beratas nama @GraciousDalvin muncul di kolom paling atas. Hampir Bela menjerit melihat poto profil akun itu.

Bela membuka profilnya. Sayang, akunnya di lock. Bela tak dapat melihat isi instagramnya sebelum menekan tombol follow. Tapi tidak mungkin juga dia follow Dalvin duluan, kan gengsi, bisa ketahuan ngestalk juga. Ah Bela jadi bingung sendiri.

"Follow nggak ya?"

[TBC]

Author Note :

Maaf banget gengs kalo part ini ga ada manis-manisnya kayak senyum Dalvin. Soalnya Haula lagi sakit😢 *gakadayangperduli*. kalo sakit itu kayak kerja mesin imajinasi di otak terganggu gitu.

Ga ada gitu yang peka ngucapin gws😒 wkwkwkwk *authorjones

Dear Heart, Why Him?[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang