Karena Kamu, Dalvin.(Part b)

400K 23.8K 2.9K
                                    

- Kamu itu bagaikan nilai seratus di ulangan fisikaku, susah dapetinnya. -

- Kamu kasi aku harapan terus kamu tinggalin tanpa alasan, eh akunya tetep sayang. Hebat ya kamu... atau aku yang bego? -

- Sayang aku ke kamu itu kayak coretan pulpen. Mau aku tipp-ex sampe nggak keliatan juga tetep aja tulisan itu ada. Nggak akan ilang, cuma ketutupan doang. -

●●●

Everytime i see you i die a little more - Secret Love Song.

BELA melempar handponenya ke kasur. "Yaampun. Nggak! Ngapain juga gue follow dia." Untuk kesekian kalinya Bela tidak mengerti dengan jalan fikirannya sendiri. Gila banget kalau dia follow Dalvin. Itu adalah hal ter-memalukan sepanjang sejarah per-instagraman. Gengsi lha.

Disaat Bela bingung dengan permasalahan instagram, terdengar suara Nanda memanggil namanya beserta suara ketukan dipintu.

"Herp Is that you?" Tanya Bela drngan logat britishnya kemudian berdiri, melangkah kearah pintu.

"Bangciat, ini Nanda cantique Bel bukan herp. Bukain gua pintu."

"Ngapain lo kesini?" Tanya Bela setelah Nanda masuk kekamarnya.

"Main lah, sekalian mau numpang mandi. Rumah gua kekunci, nggak ada orang." Nanda melepas tas dan menaruhnya di atas meja belajar Bela.

Bela menutup pintu kamar kemudian menguncinya seperti biasa. "Sahabat gue yang paling nyusahin ya cuma elo Nda."

"Karena sahabat lo cuma gue, jadi gue itu 'paling' di segala hal. Termasuk paling cantik juga." Nanda menyengir. Dia memandang heran Bela yang hanya mengenakan handuk. "Lo udah mandi atau mau mandi?"

"Udah mandi lah! cantik gini masa belum mandi." Bela membuka lemari kemudian mengambil beberapa lembar pakaian dari sana. "Lo tunggu bentar, gue make baju dulu dikamar mandi. Abis itu baru deh giliran lo." 

"Oke, yang cantik ngalah." Kata Nanda mengibas rambutnya centil.

"Yaya semerdeka lu aja."

"Gue udah merdeka sejak lahir." Sahut Nanda dan dibalas bantingan pintu oleh Bela. "Bela kampret! Untung gua gapunya riwayat penyakit jantung." Gerutu Nanda mengelus dada. Terdengar suara Bela yang ketawa ngakak di dalam kamar mandi. "Awas aja lu!"

Mengingat dirinya yang hyperaktif, akan bosan jika Nanda hanya berdiam duduk menunggu Bela ganti baju. Cewek itu berkacak pinggang. Memperhatikan sekeliling. Pandangannya jatuh pada hp Bela yang ada di atas kasur.

"Bajak dikit gapapa." Bisik Nanda jahil lalu melompat riang ke tempat tidur Bela. Diraihnya benda elektronik itu. Seringaian Nanda muncul ketika layar handpone Bela menyala.

"Ngestalk Dalvin ternyata." Cicitnya. jari usil Nanda kemudian menekan tombol follow pada layar touchscreen tersebut. Dan tentu menyebabkan munculnya notifikasi di handpone Dalvin.

●●●

BARU saja Dalvin sampai rumah, Mama minta di antarkan Dalvin kerumah Tante Chatrine-saudara Papa sekaligus kepala sekolah. Kata Mama, dia ada urusan penting. Kalau Dalvin menolak maka dia akan di cap sebagai anak durhaka oleh Mama. Mau tak mau Dalvin merelakan waktu istirahatnya dan mengantar Mama.

Yang membuat Dalvin menganga tak percaya adalah urusan penting yang di maksud Mama itu arisan. Parahnya, Mama tak mengizinkan Dalvin pulang setelah Dalvin mengantar Mama. Dalvin di ajak masuk dan Mama menjebaknya di antara gosipan ibu-ibu berlipstik merah itu.

Dear Heart, Why Him?[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang