- Jatuh cinta, bahagia, dan patah hati itu udah satu paket. Jadi jangan harap kalian jatuh cinta terus bahagia selamanya tanpa ada patah hati ya. -
●●●NOTE : KAMU GAK PERLU KOMEN "KAK INI PAKE TITIK YA, KAK DISINI KOMA, KAK INI DI ITALIC, KAK TYPO" SAYA BUKAN ANAK SD😧 INI SAYA NGETIK PAKE HP, JADI SEMASIH BISA DIBACA YAUDAHLAH.
Sorry capslock jebol hahaahha gemes sih sama dedek dedek cimit yang suka rempong.😂😂😂
♡♡♡
"Kita mau kemana? Langsung pulang?" Tanya Dalvin saat dirinya dan Bela sudah berada di dalam satu mobil yang sama. Perihal Bela yang bilang dia bawa mobil sendiri itu ternyata hanya kebohongan semata.
Bela berfikir sejenak, melirik Dalvin dan memutuskan. "Pulang aja deh." Katanya, lagipula mau kemana lagi mereka? Pergi makan? Tidak untuk yang satu itu, Bela tak ingin ditinggal lagi.
"Oke boss." Sahut Dalvin menjalankan mobil. "Lo jangan lupa bikin puisi gue ya."
"Iya iyaaaa, gampang itu. Elo yang harusnya gue ingetin buat jangan lupa ngerjain tugas mat gue." Kata Bela kemudian menyalakan radio.
"Santaiii, pasti jadi."
"Kalo nggak?"
"Lo boleh hukum gue."
Bela tersenyum kecil. "Apa-apaan itu."
"Gimana nih hari kalian semua?" Suara sok akrab tadi terdengar dari radio yang baru saja Bela nyalakan. "Baik? Harus baik dong yaaa... ada yang lagi galau nggak nih? Galau karena duit abis, karena diputusin, atau galau karena doi nggak peka-peka?"
Bela yang tadinya sibuk menyimak langsung terbatuk-batuk. Kenapa dirinya jadi merasa tersindir begini.
"Untuk menemani siang teman-teman semua, kita akan putarin lagunya sicantik Maudy Ayunda, Tahu diri! Selamat mendengarkan dan menikmati siang."
"Maudy Ayunda, cantik ya?"
Bela menoleh dan mengangguk.
"Sama kayak lo"
Bela tertawa lalu memukul lengan Dalvin. Cowok itu ikut tertawa dan berusaha menghindari pukulan Bela. Fokus Dalvin jadi sedikit teralihkan, padahal jalan di depannya tidak sepi.
"Udah Bel, mau nyetir gue." Dalvin berusaha menghentikan Bela.
"Ya elo sihh." Bela melipat kedua tangannya di depan dada. Wajahnya merah padam. Ia menggigit bibir bawah menahan senyuman yang tak dapat di tahan. Selamat tinggal pada kata move on. Bahkan untuk menghindari Dalvin saja Bela tak mampu, apalagi move on. Biarlah itu hanya menjadi sebuah kata yang hanya bisa Bela ucapkan tapi tak dapat Bela lakukan.
"Oh my god!" Bela memekik.
"Kenapa?" Tanya Dalvin yang terkejut.
"Gue lupa, Kanya minta gue ke rumah sakit."
"Yaudah kita puter balik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Heart, Why Him?[Completed]
Teen FictionDear Heart, Why Him? "Ketika benci mengundang cinta" a story by Haula S "Pelajaran yang Bela dapatkan saat mencintai Dalvin adalah jangan mengharapkan sesuatu yang indah saat jatuh cinta, tapi sibuklah mempersiapkan hatimu untuk menghadapi ser...