Genta point-of-view
Ini pagi yang dingin karena di luar sedang hujan. Hari ini hari Minggu dan aku baru saja terbangun dari tidurku. Aku membuka mataku dan melihat Evelin masih tertidur disampingku. Aku menatap wajahnya yang begitu tenang dan damai. Tampaknya dia masih tidak ada niat sedikitpun untuk terbangun dari mimpi indahnya.
Aku mendekatkan tubuhku kepadanya. Tanganku terulur ke pipinya, Aku mengelusnya pelan dengan ibu jariku berusaha keras untuk tidak mengganggu tidurnya. Gadis ini begitu cantik meskipun sedang tidur, karena aku tahu bahwa kecantikannya berasal dari luar dan dalam. Aku berusaha menyingkirkan anak rambutnya yang mengganggu wajahnya, kuselipkan rambutnya ke belakang telinganya. Dia menggeram pelan, sepertinya merasakan sentuhanku.
Aku Tersenyum melihat betapa manisnya istriku ini. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya dan mengecup pipi nya pelan. Anggap saja ini sebagai ciuman selamat pagi pertama dariku untuknya, meskipun kalau aku boleh jujur ini sudah kesekian kalinya aku mengecup pipinya di pagi hari secara diam-diam seperti ini.
"Eve, bangun. Sudah pagi. Mama pasti sudah nungguin kita buat sarapan di bawah" aku berusaha membangunkannya dengan mengelus pipinya.
Dia menggeliat dan membuka matanya menatapku sendu.
"Pagi." Katanya dengan suaranya yang parau karena baru bangun tidur."Pagi. Ayo buruan bangun." aku mengelus-elus rambutnya.
Saat ini posisi kami berdekatan dan saling berhadapan satu sama lain di atas ranjang.
"Dingin" katanya pelan lalu mendekat kepadaku dan memeluk tubuhku. Aku merasa tingkahnya ini sangat manis jadi aku balas mendekapnya di dadaku
"Ya sudah, lima menit lagi." dia mengangguk di dalam pelukanku
Ini menyenangkan Bagaimana kamu mempunyai seseorang untuk berbagi pagi yang dingin bersama"Aku cinta kamu" aku berbisik pelan di telinganya. Dia mengangkat kepalanya menatapku dengan terkejut.
"Kak Genta" katanya tidak percaya "Evelin sayang kak Genta." Dia kembali memelukku erat.
Aku tidak tahu apa yang kurasakan sekarang, namun yang jelas saat ini perasaanku melambung sangat tinggi. Gadis inu menerbangkanku begitu tinggi. Aku bahkan tidak menyangka kalau pagi ini dia akan mengatakan hal itu kepadaku. Aku hanya berniat untuk mengatakan perasaanku kepadanya, dan tidak ada harapan khusus untuk mendengar balasannya kepadaku.
Aku mengecup Puncak kepalanya pelan.
Ini adalah saat yang pantas untuk meresmikan hubunganku dari hati ke hati dengan Evelin. Bahwa mulai hari ini aku katakan bahwa kami adalah pasangan sesungguhnya.
∆∆∆∆∆
"Pagi, Papa, Mama, Kak Angel, Mona." Evelin menghampiri mereka dengan riang. Dia Lalu meminta Mona dari gendongan Kak Angel.
"Mona imut banget" katanya sembari mengelus-ngelus pipi keponakanku.
"Gimana sih resepnya punya anak kayak gini kak?" Kata Evelin membuat kami semua terkejut.
"Haduh, Ma, menantu kita udah nanya cara bikin anak yang bener." Papa ku menatap Mamaku geli, dan Mamaku balas menatapnya dengan menahan tawa.
Kak Angel sendiri sudah meledak tawanya sejak tadi.
Evelin menatap kami bingung.
Aku hanya menunduk berusaha tidak melepaskan tawaku.
"Kenapa kok pada ketawa? Ada yang salah?" Evelin menatap kami bertanya-tanya.
"Kamu pengen punya anak?" kak Angel bertanya di sela-sela tawanya yang masih belum usai
"Pengen lah" jawabnya tanpa rasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetest Bride
RomansaEvelin hanyalah anak SMA biasa yang harus dihadapkan pada takdir mendadak di hadapannya, Dia harus menikah dengan Genta Airlangga, kakak kelas pujaan satu sekolah, karena perjanjian politik kedua orang tua mereka. Bisakah Evelin dan Genta menyatukan...