absonan

141 23 18
                                    

Sebuah keluarga sederhana, yang terlihat penuh kehangatan. Absonan dengan penampakan luarnya, penghuni rumah itu selalu terlibat percecokan kecil, terutama sang ibu dan si anak bungsu--Bila.

Seperti di hari minggu yang cerah ini. Sinta--si ibu--yang baru saja pulang dari pasar, mendapati Bila asik dengan ponselnya di sofa ruang keluarga.

"Anak gadis tuh yang rajin, jangan main hape mulu kerjanya."

Sang anak yang mendengar sindiran ibunya membelalakan matanya. "Ibu gak lihat apa, tadi Adek udah nyapu?" tanya sang anak takjub.

"Masa?"

"Oh iya Ibu tadi ke pasar waktu Adek nyapu."

"Dih gitu aja udah bilang kerja, lihat tuh kakakmu Dina. Dari pagi udah bersihin halaman sama nyuci."

Lagi-lagi kalimat itu terucap dari ibunya. Bila menghela napas, muak. Sifat Bila dan Dina memang agak absonan, dan itu selalu dijadikan bahan sindiran oleh Sinta.

"Ibu ini kok suka banget bandingin Adek sama Kak Dina."

"Ibu tuh pilih kasih tau ngak, atau jangan-jangan Adek itu anak angkat ya?"

"Atau Adek anak hasil selingkuhan Ayah?"

Sinta memutar bola matanya malas, mendengar rentetan kalimat yang terucap dari bibir Bila. "Kamu tuh kebanyakan nonton drama yang demi dewa itu tau gak."

"Lagian mana mau Ayah kamu selingkuh. Emang kamu pikir Ibu gak bisa muasin Ayah sampe perlu selingkuh gitu?"

Bram yang namanya dibawa-bawa dalam percecokan antara ibu dan anak itu menyeruput kopi hitam kesukaannya, lalu berkata, "Udah kalian kebanyakan nonton sinetron. Mulai nanti malam gak ada acara nonton tipi."

"Ayah!!!" Protes Sinta dan Bila kompak. Ternyata walau sering berbeda pendapat, Ibu dan anak itu bisa kompak juga.

End

###

Fix ini gaje wkwk.

#31dayswritingchallenge #day4 #success

Andieeeeer - Pinrang, 3 Desember 2016

December writing challengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang