Trah

17 6 0
                                    

Tidak ada waktu untuk menyesali masa lalu. Masih teringat dalam ingatanku. Ketika aku mengutarakan maksud Kak Firman untuk melamar, menjadikan aku sosok pendamping yang sah untuknya.

"Mam, kira-kira kalo Kak Firman ngelamar aku, Mami setuju apa tidak?" tanyaku waktu itu.

Bukan jawaban yang aku mau yang aku dapat, malahan penolakan. Sesuatu yang tak aku sangka. Mami dan Kak Firman lumayan akrab. Selama dua tahun berpacaran tak pernah sekali pun mam menolak hubungan kami. Lalu kenapa tiba-tiba mam berubah pikiran.

"Pernikahan kalian tidak akan berhasil," ucap mami seakan tahu apa yang aku pikirkan.

"Buyut kamu pernah bersumpah, tidak akan menikahkan trahnya ke keluarga Wijaya–keluarga Kak Firman–hingga tujuh turunan."

"Jika sampai menikah, buyut kamu bersumpah. Jika keluarga mereka tidak akan langgeng."

Aku tidak percaya akan perkataan Mami, dan membujuk kedua orang tuaku untuk menerima pinangan Kak Firman. Begitupun sebaliknya.

Pesta pernikahan meriah, yang kami laksanakan gugur setelah satu tahun terjalin.

Entah aku harus marah akan sumpah Kakekku, atau pada diriku yang memaksakan kehendak.

End

###

Andieeeeer - Makassar, 27 Desember 2016

#31dayswritingchallenge #day27 #success

December writing challengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang