cekang

211 35 30
                                    

Aku menatap sosok berjubah putih di depanku ini dengan horor. Aku menyesal telah mengikuti saran teman kosku--Nita--untuk datang ke tempat ini. Seharusnya aku memilih untuk berdiam diri saja di kos, pasti hal sial ini tidak akan terjadi.

Sosok wanita berjubah putih, dengan masker hijau menutupi hidung dan mulutnya menatapku datar. Tidak ada tanda prihatin ataupun antusias di matanya.

Ia terus berjalan mendekatiku, di tangannya ada sebuah benda mengkilat dengan ujung runcing. Aku yakin jika benda itu menembus kulit, itulah akhir perjalanan hidupku.

Tubuhku mencekang dan mataku melotot melihat ia semakin dekat denganku.

"Mati aku mati," rutukku dalam hati.

"Tuhan mengapa takdirku semenyedihkan ini."

Wanita itu menggoyangkan tangan kanannya, siap menghunuskan benda tajam di genggamannya ke kulitku.

"TIDAKKK!!!"

Suasana ruangan yang dominasi putih itu semakin suram mendengar teriakanku. Wanita itu pun akhirnya menampilkan ekspresi berbeda selain datar. Dia menatapku heran. Eh heran?

"Teman kamu kenapa?" tanyanya kepada Nita yang duduk di sampingku.

Mendengar pertanyaan wanita itu bukannya langsung menjawab, malah terkikik geli.

"Dia takut sama jarum suntik Dok."

Suasana kembali hening untuk sesaat. "Lah bukannya yang mau disuntik kamu?"

End

###

Astaga naga ini semakin gaje saja mohon dimaklumi, dimengerti dan dikasihi kalo perlu dicintai. 😂😂😂

Challenge #31dayswritingchallenge #day2 #success

Andieeeeer - Makassar, 2 Desember 2016

December writing challengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang