Confess

107 7 4
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 7.25 p.m.  Kami sudah berkumpul dirumah Shawn beserta keluarga.  Sebenarnya sudah sering kami melakukan acara makan malam bersama ini, tapi kali ini terasa berbeda. Mungkin karena ini pertama kalinya kami makan malam setelah aku dan Shawn menjalin kasih.
Jamuan makan malam kami selalu penuh canda dan tawa. Setelah selesai makan malam,  mamaku dan mamanya Shawn karaoke bersama. Papaku dan papanya Shawn bermain catur.  Aaliyah pergi ke kamarnya mengerjakan pr nya. Sedangkan aku, Shawn mengajakku pergi ke balkon lantai atas. Dia memelukku dari belakang dan aku pun merasa sangat aman dipelukannya. Kemudian ia mulai membuka obrolan.

"Babe, rasanya aku ngga mau malam ini berakhir."

Aku tersenyum dan mencoba  mengeratkan tangannya yang menyelimutiku.

"Me too, baby.. Udah siap buat besok?"

"Yeah mentally and physically yes. It's okay babe?"

"Hmm.. Ya.."

"Are you okay baby?"

Aku hanya diam menunduk. Aku tak tahan menahan sedihku airmataku pun jatuh. Shawn membalikkan badanku agar menghadap ke dia. Dia melihat wajahku yang sedang menangis dan mengusap airmataku.

"Suuuusst don't crying, darling... I'm here okay?"

"Emmm.. Ya.. Mm... Sorry" jawabku murung. "I'll miss you a lot"

Shawn memelukku dan mencoba menghiburku.

"Aku akan lebih merindukanmu, pastikan senyuman selalu diwajahmu agar menjadi penyemangatku saat aku lelah,  okay?  So don't be cry darling"

Aku mengangguk dan mencoba untuk berhenti menangis.

Kemudian aku mendengar suara mamaku dan mamanya Shawn yang memanggil kami. Kami pun terkejut dan melepas pelukan kami.
Mereka bingung melihat kami yang sedang berpelukan tadi.

"Shawn ada apa ini?" Tanya mamanya Shawn.

"Mari kita masuk ke dalam dulu mah,  biar aku jelasin."  Shawn menggenggam tanganku dan berbisik kepadaku "akan ku buat kau terkejut.."
Aku bingung mengenai perkataannya dan menerka-nerka apa kira-kira yang akan dia jelaskan didalam.
Kami pun masuk ke dalam menuju ruang tengah keluarga. Disana semua sudah terkumpul. Entah kenapa aku sangat gugup saat itu. Ku lihat Aaliyah tersenyum memandangku seperti ia tau apa yang akan dilakukan Kakaknya.

Shawn masih saja menggenggam tanganku dan..
"Mah,  papah,  om dan tante. Aku sama Cassie telah berpacaran. Aku hanya ingin kalian semua mengetahuinya. Dan, Om dan tante bisa percaya sama aku. Kalian sudah sangat lama mengenalku, ku pastikan aku akan menjaga Cassie."

Aku speechless udah gak bisa berkata-kata apa-apa lagi. Ku lihat mamahku dan mamahnya Shawn tersenyum. Papahnya Shawn tersenyum melihat anaknya yang dengan gentle memberitahukan hubungannya kepada kedua keluarga. Dan papaku..

"I trust you Shawn." papa memeluk Shawn.

Mereka semua gembira dan aku pun terharu dibuatnya, Aaliyah memelukku. Ia sangat senang dengan yang barusan terjadi. Shawn menatapku dari jauh dan senyum kepadaku. Seketika ku berfikir, inilah apa yang ia maksud dibalkon tadi. Ku balas senyumannya sembari menggigit bibirku.

Karena sudah agak larut, kami pamit pulang. Aku minta ijin ke papaku untuk tinggal sebentar karena ada yang ingin ku bicarakan kepada Shawn sebentar. Papaku mengiyakan dan mereka pulang duluan.

Didepan rumahnya aku menanyakan keberangkatan nya besok.

"Babe, jam berapa kamu berangkatnya?"

"Jam 1 siang hun."

My Bestfriend's Brother [Shawn Mendes] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang