"babeeee!!"
"Cassie? Darling?" ia membangunkanku dan tersenyum padaku. Ia sangat cantik dengan dress putih yang dikenakannya.
"babe kenapa kamu sedih ayo ikut aku" Cassie menarik tanganku dan mengajakku ke taman tepat dibawah maple tree.
....
"babe kamu kenapa ngajak aku kesini? kamu udah sembuh betul?"
Cassie tak menjawabnya, ia hanya tersenyum. Ia kemudian memelukku dengan erat seraya berkata..
"Shawn, I love you. I miss you in every breathe that I take."Aku mengelus rambutnya yang wangi dan lembut itu.
"I love you too. More than you know, darling. And I miss you too just like you."
Kami bersandar di bawah pohon maple itu dan kemudian Cassie mengusap rambutku dan mengelus pipiku.
"Babe.. jangan sedih. Kamu harus selalu tersenyum, ok? Walaupun nanti aku tak bisa didekatmu lagi, maukah kau tersenyum untukku?"
"Kau...kau bicara apa babe? Jangan bicara seperti itu ya. Karena sekalipun kamu tak mencintaiku lagi atau ingin menjauh dariku, aku pasti akan selalu mengikutimu, berada didekatmu karena hatiku tak akan bisa berhenti mencintaimu."
Cassie tersenyum dan mencubit pipiku.
"Ih kamu stalker dong kalau begitu hahaha"
Aku sangat bahagia melihatnya tertawa. Ku tatap mata indahnya dan ku cium ia. Aku tak ingin sedetikpun melepasnya. Cassie adalah mutiara hatiku.
....
Kami menghabiskan waktu dengan bermain di taman, ini seperti kembali pada saat kami kecil dulu.
Saat aku ingin memeluknya, ia berlari seolah ingin main kejar-kejaran.
Cassie berlari dengan girang, aku berusaha untuk menangkapnya dan menghentikannya. Tapi sebelum aku berhasil menangkapnya....*bruuummmmmm gguuuuuubraaaakkkkkkk bbruuuaakkk*
Cassie ditabrak oleh sebuah mobil yang melaju kencang.
....
"CASSIEEEEEE!!!! CASSIIIEEEE!!"
"Maaf, bisa anda tenang. Nampaknya anda mengalami mimpi buruk."
Aku terbangun dan ternyata itu semua hanyalah mimpi buruk. Awalnya memang terasa indah bisa bersama Cassie walau hanya dimimpi. Tapi bagian terakhirnya sungguh mengerikan.
Aku tertidur di ruang tunggu rumah sakit didepan ruangan Cassie dan ada salah seorang perawat yang telah membangunkanku.
"Suster, suster. Bagaimana keadaan Cassie?"
"Cassie mengalami sedikit ketidakstabilan jantung beberapa jam yang lalu namun sekarang sudah stabil kembali. Anda bisa masuk ke ruangannya karena orangtuanya tengah keluar sebentar."
"Ah baiklah. Terima kasih suster."
.....
Aku memasuki ruangan Cassie dengan sebuket bunga lili kesukaannya.
"Selamat sore baby. Wow you always looks so pretty. Hey babe. I miss you." ku genggam tangannya dengan hati-hati.
"Aku membawakan bunga lili kesukaanmu. Apakah kau tau Bibi Sarah penjual bunga ini mengatakan jika ia merindukanmu. Sudah lama ia tak melihatmu membeli bunga disana. Babe, temuilah bibi Sarah setelah kau bangun nanti ya. Siapa tau ia memberikan diskon untukmu" Aku tertawa. Aku tak ingin menampakkan kesedihanku. Karena seperti apa yang ia ucap dimimpi itu. Ia tak ingin melihatku sedih. Cassie memintaku untuk tersenyum. Mungkin Cassie memang benar menemuiku dimimpi itu.
"Darling.. terima kasih telah hadir didalam mimpiku. Aku merindukanmu. Benar-benar merindukanmu. I love you." Aku mencoba membuang bagian akhir dari mimpi yang buruk itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Bestfriend's Brother [Shawn Mendes]
Hayran KurguAku mencintainya. Ya. Ia adalah kakaknya sahabatku. Apakah itu salah? Salahkah bila kami bersama? Mengapa ini begitu sulit? Saat yang kita cintai adalah seorang superstar? [give your vomments after read my story, so I'll update this story quickly. P...