Relief

90 2 0
                                    

Shawn POV.

"Tris. Sekarang cepat ceritakan kejadian yang sebenarnya!" Ucapku dengan penuh amarah.

Cassie hanya terdiam dan kebingungan.

"Hah? Apa Shawn? Aku ga ngerti"

"Eh untung lu cewek ya. Ular banget lu ternyata. Gua udah tau semuanya. Lu jangan sok baik lagi deh. Cepat jelaskan."

Tris mulai ketakutan melihatku yang sangat marah kepadanya. Kemudian ia menceritakan dari awal niatnya minta tolong minta bantu mengerjakan tugas musiknya dan segala persiapan yang ia lakukan. Aku tertidur pun ternyata ia yang menaruh obat tidur diminumanku yang membuatku tidur selama dua jam.

Cassie sangat shock mendengarnya aku bisa melihat diwajahnya. Aku memeluknya. Dan ia menangis dipelukanku.

"Shawn.. aku.. aku minta maaf. Aku.. aku.. Sebenarnya aku masih menyukaimu. Aku kehabisan akal untuk bisa bersamamu, jadinya aku melakukan ini semua."

"Aku ga habis fikir kenapa kamu tega seperti ini. Bukankah kita harusnya bisa berteman? Tapi kau malah merusak segalanya dan.. kau seharusnya minta maaf ke Cassie."

Tris hanya diam. Ia sama sekali tak merasa bersalah atas apa yang dilakukannya. Aku bisa menyimpulkan kalau ia memang ingin aku dan Cassie putus.

Aku benar-benar marah padanya, ia tak berkata sepatah kata pun untuk meminta maaf pada Cassie. Aku hampir ingin mendorongnya untuk keluar, namun Cassie menahan tanganku dan menyabarkanku.

"Jika kau menginginkan aku untuk membencimu mungkin kau masih akan berbuat seperti ini lagi tapi jika kau tak menginginkan aku tuk membencimu kau pasti akan menghargai dengan siapa aku berhubungan. Kau pasti paham maksudku. Sekarang lebih baik kau pulang."

Tris hanya menunduk dan pulang.

...

"Babe.. aku minta maaf. Aku... aku.." ucap Cassie dengan tangisnya.

"Hussstt. Hhuusst.. no darling. Its okay." Aku menghapus airmatanya. "Its normal you are very mad and disappointed at me. Tapi kenyataan ga seperti itu kan? You're my only one, you know it right?. Hussstt dont cry baby. Im here. I won't ever hurt you like that." Aku mencium keningnya dan kembali memeluknya dengan erat.

....

"Babe... sangat sakit rasanya saat melihatmu menangis please dont cry darling. You dont deserve it. You deserve a happiness. Okay?"

Cassie mengangguk dan mulai tersenyum. "Babe, please stay with me any longer" ucapnya seraya mengelus pipiku.

"Anything you want." Aku mencium tangannya yang sedang mengelus pipiku itu.

....

Keesokan paginya...

Aku baru saja keluar pintu dan Cassie sudah ada didepan rumahnya dengan senyum manisnya lagi. Aku menghampirinya dan..

"Good morning my lady." Ucapku seraya memegang tangannya.

Ia tersenyum dan "good morning my darling"

"Whats? Darling? Ohohoho thankyou ma'am for calling me like that"

"Hahahaha apa sih babe. Yuk ah. Katanya mau ngantar? Huh"

"Hehehe iya iya lets go"

"Ettsss babe where's Aaliyah?"

"Seperti biasa berangkat sama papa, yaudah ah ntar kamu telat"

"Iya iya huh"
.....

Didalam mobil, kami memutar lagu-lagu yang sering kami nyanyikan bersama. Salah satunya juga lagu-lagu dari albumku. Haha dia semacam fangirl yang terselubung.

My Bestfriend's Brother [Shawn Mendes] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang