Trouble 2.4

37 3 0
                                    

Aku menarik nafas panjang dan mulai mengambil handphone ku.

"Hallo, Shawn"

"Ya, Cassie hallo?"

"Uhmm"

"Ada apa Cass? Kau baik-baik saja kan?"

"Uhm Shawn, I wanna tell you something"

"Ada apa Cass? Kau membuatku khawatir"

"Hhh..Yass! I'm coming with you!!" Ucapku gembira.

"Whaa...whaaaatt? Coming for what??"

"Aku akan menghabiskan liburan musim panas denganmu!!" Jawabku senang.

"Whaaa..what? Are you fucking serious?" Tanyanya memastikan.

"Heck yeah!!!"

"Akkkhhhh! Ok, aku akan menjemputmu besok, aku akan pulang dan menjemputmu!!" Shawn sangat kegirangan.

"Noooo! You don't need to do that. Aku yang akan pergi menemui. Aku akan ikut dengan mama mu"

"My mum? Apakah dia juga akan menemuiku?"

"Yaaass of course!" Jawabku excited.

"Omg this is amazing!" Aku bisa dengan jelas merasakan kebahagiannya. Entah kenapa mendengarnya bahagia seperti ini membuatku semakin tak sabar ingin bertemu dengannya. I think he is so special for me.

"Are you in Manchester now?" Tanyaku.

"Yes, tonight is the show time."

"Okay, wait for me and your mum in London."

"So I have to wait for you and mom in two days? Oh god. That's too long."

"Two days Shawn, it's not two years hahaha"

"For me it's two decade."

"Hahaha. Uhmm see you in two days, Shawn"

"Yea Cass, see you too. Can't wait to see you again."

"Me too, Shawn"

...

Aku merasakan perasaan yang aneh. Setiap berbicara dengannya walaupun itu ditelfon sekalipun, aku merasa seperti ratusan kembang api sedang meledak dijantungku. Aku selalu tersenyum karenanya. Shawn, siapakah dirimu sebenarnya?

...

"Honey, just call me mum okay?" Pinta Tante Karen seraya memelukku.

"Alright, mum." Tak bisa ku jelaskan aku merasa sangat dekat dengan Tante Karen. Ia sangat hangat denganku. Apakah keluargaku dengan keluarga Shawn memang sangat dekat. Akhhhh andai aku bisa mengingat semuanya.

Kami telah sampai di London. Di bandara sudah ada managernya Shawn, Andrew bersama beberapa crew yang menjemput kami.

Wow. Aku tak menyangka sama sekali ternyata aku memiliki teman seorang superstar. Aku merasa seperti orang zaman purba saja yang tak tahu apa-apa.

"Shawn telah menunggu dihotel, dia sangat bersemangat hari ini dengan kedatangan kalian berdua." Ucap Andrew, seraya memeluk kami berdua.

...

Lagi, aku menarik nafas panjang sesaat akan memasuki kamar hotel Shawn. Aku sangat gugup. Rasanya jantungku seperti pacuan kuda. Akh.

Pintu dibuka. Shawn duduk di sofa dengan kemeja hitam dengan tiga kancing yang dibiarkan terbuka dibagian atasnya sehingga membuat mataku bisa melihat dadanya yang bidang dan sixpack itu dibalik bajunya. Pemandangan ini membuat ruangan yang dingin itu terasa panas untukku. Oh god. Help me.

My Bestfriend's Brother [Shawn Mendes] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang