Chapter 22

7.7K 583 39
                                    

"Kookie-ah, aku ingin es krim, es krim rasa cokelat dengan oreo sebagai topping diatasnya!"

Jungkook menggaruk kepalanya yang tidak gatal setelah mendengar apa yang istrinya inginkan sekarang.

Dirinya mengecek jam tangannya lantas menolehkan kepalanya kearah puppy-eyes milik Yeri.

Yeri memohon dan menyentuh perutnya, memberinya sinyal jika dirinya bukan satu-satunya yang menginginkan itu. Jungkook menghela nafasnya.

"Kau tahu jam berapa sekarang, Yer?" Tanya Jungkook mencoba bernegoisasi dengan istrinya, atau mungkin bayinya. "Kau pikir ada toko es krim yang masih buka jam 2 malam seperti ini?"

"Mungkin ada." Yeri tersenyum lebar.

"Jika ada, mungkin pemiliknya tidak mempunyai jam dirumahnya!" Jungkook memukul kepala Yeri dengan sedikit keras.

Yeri cemberut sembari memegang kepalanya. Jungkook melipat kedua tangannya mencoba berpikir toko es krim mana yang masih buka malam begini. Yeri mulai menggoyangkan-goyangkan pundak suaminya bertanya persetujuan tentang es krim. "Berhenti menggoyang-goyangkan pundakku!Aku sedang berpikir sekarang."

"Kau tidak akan memberiku jawaban negatif, kan? Karena ini bukan permintaanku, ini permintaan bayimu." Ujar Yeri penuh kemenangan.

"Kau yakin?" Setiap kali kau bilang itu adalah permintaan bayi tapi kau yang selalu mengunyahnya." Jungkook menyindir. Yeri terkekeh. "Kau tidak bisa membohongi suamimu seperti ini, bayi kita sangat mengerti diriku, aku tahu bayi kita itu perempuan."

"Tidak, yang satu ini laki-laki." Yeri menatapnya sembari mengelus perutnya dengan kasih sayang. "Dan dia akan mempunyai wajahku saat besar nanti."

"Benarkah? Aku harap dia tidak mewarisi karakter keras kepalamu. Bisakah kau bayangkan semua gadis akan menjauh darinya meskipun ia memilik wajah sempurna sepertimu, tapi sifatnya buruk, seperti ibunya." Jungkook menghinanya dan Yeri menampar kepala Jungkook sebagai balasan. "Aww! Apa maksudnya memukulku?"

"Berhenti menghinaku, mesum jelek!" Yeri melayangkan tatapan maut kearahnya.

"Dasar nenek sihir!". Jungkook mengelus kepalanya. Tamparan Yeri benar-benar kuat. Darimana dia mendapat kekuatan itu? Beruntung dirinya tidak mati karena pendarahan di otak. "Apa kau tahu ? Tamparanmu dapat membunuh seseorang dalam hitungan detik."

"Benarkah? Bisakah aku membuktikannya padamu
?" Yeri menyeringai.

"Apa yang-" Seketika Jungkook langsung mendekap Yeri kedalam pelukan erat. Yeri berteriak kaget dan mencoba untuk bergerak didalam dekapannya. Tapi Jungkook memeluknya terlalu erat. Yeri tertawa dan memeluknya balik. "Dasar nenek sihir yang bodoh!"

"Apa itu panggilan baru untukku? Kau tidak akan memanggilku dada rata lagi?" Yeri menjulurkan lidahnya.

"Tidak, payudaramu bertambah besar dari hari ke hari, dan panggilan barumu ini lebih sempurna daripada yang dahulu, nenek sihir cocok untukmu,kau kan jahat." Ujar Jungkook menghina.

Mendengar hinaan Jungkook,Yeri langsung menatap tajam Jungkook,namun Jungkook malah menatapnya dengan lembut dan tidak lupa senyum manisnya yang selalu manjur membuat darah Yeri berdesir. Seperti biasanya, Yeri tidak bisa menatap lama mata Jungkook. Seperti terdapat magnet yang akan menariknya sewaktu-waktu. Meskipun mereka sudah menikah dalam waktu yang lumayan lama, dirinya masih tidak bisa menatap Jungkook tepat dimatanya. Mata Jungkook terlalu indah.

Yeri mengalihkan pandangannya mencoba untuk menghindari mata indah Jungkook. Jungkook mengulas senyuman manis, dirinya sangat tahu apa kelemahan Yeri. Mata yang pertama. Dan leher yang kedua jika mereka mulai melakukan. Jungkook menggerakan jarinya untuk menelusuri rambut Yeri. Lembut dan baunya harum. Jungkook memberikan ciuman manis dipuncak kepalanya, ke keningnya, ke hidung dan terakhir bibir. Mereka berciuman lembut dan tenang ditengah malam.

Unexpected MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang