Jungkook masih tertidur. Hal pertama yang selalu berputar di otak Yeri yaitu ketika dirinya menatap wajah malaikat Jungkook tengah tertidur. Ia terlihat teduh dan tampan. Yeri mengelus kepalanya dan menyentuh rambut coklatnya dengan lembut. Ini sudah 5 bulan Jungkook tertidur. Dokter tidak bisa memberinya jawaban sampai kapan Jungkook akan seperti ini.
Tapi Yeri tidak pernah memberinya banyak pertanyaan. Ia hanya merawat suaminya dengan baik, membersihkan tubuhnya, selalu di sampingnya setiap malam dan memperkenalkan Jungkook dengan anaknya, Hana, agar anaknya tidak akan pernah lupa dengan Ayahnya.
Si kecil Hana bertumbuh dengan baik. Sekarang ia bisa berguling di ranjang. Ia juga bisa tertawa saat Yeri membuat candaan untuknya. Hana mirip dengan Jungkook jika tengah tertawa. Akan menjadi sempurna jika Jungkook bisa melihat anaknya yang sedang tumbuh. Yeri harap Jungkook akan bangun secepatnya. Yeri sangat merindukannya.
"Kuki-ah, kau bisa mendengarku?" Yeri menyentuh pipi putih Jungkook sembari menggambar lingkaran disana menggunakan jarinya, tersenyum pedih seperti ini sudah ia lakukan ketika ia melihat Suaminya masih tetap berbaring dengan lemah di ranjang. "Kapan kau bangun, mesum jelek? Tahukah kau ,aku sangat merindukanmu?"
Yeri menarik tangan Jungkook lalu mengecupnya. Ia tersenyum manis dan mulai menceritakan apa yang terjadi di kampus hari ini pada Jungkook. Ia juga menceritakan apa yang sedang dilakukan Hana sekarang.
"Sekarang Hana sedang bermain di rumah Irene unnie, Kuki-ah, si kecil Mingguk menyuruhku untuk membiarkan Hana disana, dia sangat lucu." Yeri tertawa. "Dia bahkan menyuruh Irene unnie dan Suho oppa untuk segera membuat bayi, aku tidak bisa berhenti tertawa."
Yeri menghela nafasnya lalu tersenyum lembut. Ia tahu Jungkook tidak akan pernah menjawabnya. Jika ia dalam kondisi yang baik, ia pasti akan tertawa setelah mendengar ceritanya. Tapi sekarang, Jungkook tengah tertidur pulas.
"Ngomong-ngomong Kuki-ah, Yein mengirim salam untukmu, aku tidak mengizinkannya untuk melihatmu, aku minta maaf." Yeri menghela nafas. "Aku hanya ingin berada di sampingmu, dan aku pikir sudah cukup untuk Yein menghabiskan waktunya bersamamu selama ini, sekarang aku bisa mengatakan jika kau sudah resmi menjadi milikku, dan aku bisa melarangmu untuk bertemu wanita lain, benar kan?"
Yeri memejamkan matanya. Perlahan ia merebahkan kepalanya disebelah Jungkook, masuk kedalam keheningan. Ia harap semuanya akan baik-baik saja. Jungkook bisa tidur sebanyak yang ia bisa tapi setidaknya ia harus memberi beberapa kemajuan. Yeri hanya ingin tahu apa yang sedang dilakukan Jungkook disana. Apa dia masih mengingatnya? Dia biak-baik saja? Sebenarnya apa Tuhan mengambil nyawanya? Yeri belum siap untuk kehilangannya. Ia tidak siap melihat Jungkook meninggalkan dunia ini.
Tiba-tiba Yeri merasakan sesuatu yang bergerak di telapak tangannya. Ia terkejut dan mengangkat kepalanya. Ia yakin jemari Jungkook bergerak. Yeri menyetuh wajah Jungkook untuk meyakinkan jika suaminya akhirnya bangun tapi matanya masih tetap terpejam. Yeri menggenggam tangan Jungkook sekali lagi, berharap ada gerakan lagi di jarinya.
"Sayang, ini aku." Bisik Yeri lembut. Suaranya bergetar. "Kuki sayang, mesum jelek-ku, bisakah kau mendengarku? Kau baru saja menggerakan jarimu, apa kau sudah bangun?"
Tak ada respon. Yeri menghela nafasnya dan perlahan duduk di kursinya. Tentu saja ia hanya berkhayal lagi. Jungkook tidak merespon. Mungkin itu karena dia berharap terlalu banyak untuk mendapatkan beberapa kemajuan dari suaminya. Bahkan dokter tidak bisa mengatakan padanya kapan dia akan bangun. Tapi ia percaya bahwa Jungkook akan baik-baik saja, ia akan segera bangun. Jungkook pasti benar-benar merindukan anaknya.
"Bangun, sayang. Kau tidak ingin melihat Hana? Hana sangat merindukanmu." Yeri bergumam sembari memberinya kecupan ringan di dahi Jungkook. "Aku harus pergi sebentar Kuki-ah, belanja untuk makan malam, aku akan menemuimu lagi nanti, aku mencintaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Marriage
Fiksi RemajaDua musuh bebuyutan seperti Tom and Jerry tiba-tiba saja dijodohkan oleh kedua orang tua mereka.Mereka pikir kiamat benar-benar sudah dekat. *Beberapa part diprivate ya,jadi harap follow dulu sebelum dimasukan library or read list.Thankyou:)