Chapter 25

6.3K 452 51
                                    

Yeri menyeka air matanya terus menerus, dirinya sekarang tengah berlari di sepanjang koridor Rumah Sakit mengikuti kasur dorong dimana Jungkook tengah berbaring disana. Yang lainnya pun tidak dapat menahan air matanya juga. Di luar ruangan, salah satu perawat tidak mengizinkan Yeri untuk masuk. Ia menangis keras, Saeron memeluknya erat. Mereka berdua duduk di lantai sementara Taehyung berdiri di depan pintu ruangan, mengecek Jungkook yang tengah mendapatkan perawatan. Ia berharap Jungkook baik-baik saja.

Yein tengah menangis di dada Bambam. Dirinya tidak pernah berpikir jika Jungkook menyelamatkan mereka dari kecelakaan mobil. Yein melihat betapa hancurnya Yeri, menangis dan duduk di lantai seperti anak kecil yang kehilangan bonekanya dengan Saeron yang tengah memeluk Yeri erat, mencoba menenangkan sahabatnya sebisa mungkin. Seketika Yein merasa bersalah, ia menyalahkan dirinya sendiri karena telah membuat Jungkook seperti ini. Bambam menundukkan kepalanya, tak tahu harus berbuat apa. Ini benar-benar mengejutkan.

Tapi tiba-tiba Taehyung menghampirinya lantas melayangkan tinju di wajah Bambam. Semua perempuan berteriak. Mr. Jeon dan Mr. Kim saling menahan pundak Taehyung yang akan mmelayangkan tinjuan kedua di wajah Bambam.

"Taehyung!" Saeron berdiri, mendorong dada suaminya mencoba membuat jarak diantara Taehyung dan Bambam.

"Kau! Kau yang disana! Apa yang kau lakukan terhadap Jungkook? Bagaimana bisa kau membiarkannya tertabrak mobil?" Taehyung membentaknya keras. Ia bergejolak. Dirinya tidak bisa menerima karena sahabatnya terbaring lemah didalam sana, antara hidup dan mati. Ia menangis. Taehyung menangis, setelah dirinya bersumpah jika tidak akan pernah nangis tapi sekarang janji itu sudah hancur. "Jeon Jungkook bodoh! Dia mengorbankan nyawanya hanya untuk kau? Aku tidak percaya!"

"Taehyung-ah, tenangkan dirimu!" Mr. Jeon berbisik halus ditelinganya. "Tenanglah!Jungkook baik-baik saja, dia baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir, tenanglah, tarik nafas dan jangan biarkan amarahmu menguasaimu sepenuhnya!"

"Beraninya kau Jung Yein! Kenapa kau harus kembali? Setelah kau meninggalkannya bertahun-tahun, kau membuatnya menunggu dengan perasaan kacau, dan sekarang kau kembali mencoba untuk meraihnya lagi , padahal kau tahu jika Jungkook sudah memiliki Yeri! Kenapa kau harus kembali?"

Taehyung menarik rambutnya frustasi dan membiarkan air matanya jatuh mengalir dipipinya. Saeron menenangkannya dan Yeri masih tetap membeku di tempatnya. Ia masih saja memikirkan Jungkook disana. Apa ia baik-baik saja? Ia selamat? Yeri tidak pernah berpikir Jungkook akan merasakan kecelakaan seperti ini. Apa ini alasan ketika Jungkook bertanya padanya soal 'Seandainya'? Ia tahu apa yang akan terjadi di hidupnya? Yeri mengingat janji tersebut. Apapun yang terjadi dirinya pasti selalu bersama Jungkook. Seburuk apapun keadaannya.

Bambam menutup mulutnya yang berdarah banyak. Yein membantunya menyeka darah Bambam dengan sapu tangan. Ia memejamkan matanya, mencoba mengerti yang dirasakan Taehyung saat ini. Taehyung adalah sahabat Jungkook sejak taman kanak-kanak, tentu saja ia pasti marah jika sesuatu terjadi pada temannya. Berharap jika dirinya bisa menggantikan posisi Jungkook. Mobil itu harusnya mengenai dirinya bukan Jungkook.

Dokter datang. Yeri berdiri dan langsung memegang kedua pundak dokter tersebut. Ia terlihat hancur sekali.

"Dokter, bagaimana keadaan suamiku? Apa dia baik-baik saja? Dia baik-baik saja?" Yeri memberinya banyak pertanyaan. Ia harap dokter didepannya akan memberinya jawaban bagus. Ia hanya ingin tahu jika Jungkook baik-baik saja. Hanya itu.

"Dia baik, dia kehilangan banyak darah tapi kondisinya stabil." Ujar dokter tersebut sembari tersenyum lembut mencoba menenangkan Yeri. Yang lainnya menghela nafas lega, bersyukur mendengar kabar baik darinya. Tapi raut wajah dokter itu mulai murung. "Tapi.."

"Tapi? Tapi kenapa, dokter?" Yeri memegang kedua pundak dokter sampai Ayah Jungkook menarik tangannya dari jas lab dokter tersebut untuk kembali berbicara. Sang Ayah memeluk Yeri dan tersenyum kearahnya.

Unexpected MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang