05

4.1K 648 23
                                    

"Pulang sana nggak enak sama yang lain." usir Joy saat Taehyung masih saja bertahan di kostnya padahal hari sudah mulai malam.

"Nginep sini boleh nggak sih."

Celetukan Taehyung itu langsung membuat Joy memukulnya.

"Canda yang, galaknya." sungut Taehyung sambil memegang lengannya yang habis Joy pukul tadi.

"Makanya pulang."

"Masih pengen disini."

"Ntar nyampe rumah kemaleman."

Taehyung terdiam. Seperti ingin menyampaikan sesuatu tapi ragu.

"Kamu sayang aku nggak?" justru itu yang keluar dari mulutnya.

Ha? Joy menaikkan sebelah alisnya bingung. Refleks dia menyentuh dahi Taehyung dengan punggung tangannya.

"Nggak panas."

Dan Taehyung segera menepisnya. Lekas dia meraih tangan Joy itu dan menggenggamnya erat.

"Aku sayang sama kamu." ucapnya pelan sekali.

Joy tak bergeming. Mencoba menyelami apa yang sedang Taehyung pikirkan. Tapi nyatanya dia tak mampu.

Terakhir kali Taehyung seperti ini saat mamanya masuk rumahsakit. Saat itu dia butuh dukungan, Joy paham. Tapi kali ini?

"Besok mau nggak ikut gue?"

"Kemana?"

"Pindahan."

Joy sedikit mengernyit. Maksudnya?

"Capek pulang pergi dari rumah kejauhan."

Joy akhirnya paham. Sudah berkali-kali dia menyarankan Taehyung untuk ngekost saja. Karena jarak rumahnya ke kampus terlalu jauh. Bisa tua di jalan. Dan akhirnya Taehyung menurut juga.

"Udah nemu kostannya? Dimana? Jadi ikut Bobby?"

Dulu Bobby sempat menawarkan untuk satu kost dengannya.

"Bukan sama Bobby tapi sama Jimin dan yang lainnya. Ada Yunhyeong juga, ngontrak."

Oh. Joy mengangguk paham. Dulu Taehyung menolak ajakan Bobby karena teman-teman satu kost Bobby kebanyakan anak hukum, dia tidak kenal. Joy maklum, mungkin itu juga alasan Taehyung lebih memilih sesama anak teknik arsitektur.

"Gimana rumahnya? Nyaman nggak?"

Taehyung mengangguk.
"Besok ikut kesana ya?" ajaknya.

"Jadi ada berapa orang?"

"Enam. Gue, Jimin, Yunhyeong, Jongup, Bona sama Sowon."

Suara Taehyung memelan tapi Joy masih bisa mendengar dengan sangat jelas. Dua nama terakhir itu?
Refleks Joy melepaskan tangan Taehyung yang tadi masih menggenggam tangannya.

"Bona sama Sowon juga? Sama cewek juga?"

Sumpah dia shock. Tidak menyangka.

"Bona sama Sowon kan cewek jadi-jadian."

Mungkin maksud Taehyung bercanda. Tapi Joy tidak mendengar itu sebagai sebuah candaan. Terlepas dari langkanya kaum hawa di fakultas teknik. Tetap saja mereka perempuan. Lalu bagaimana jika lawan jenis tinggal dalam satu rumah? Meskipun katanya teman. Kalau boleh jujur, Joy sudah berpikiran macam-macam.

Walaupun Joy akui, banyak disekitarnya yang menjalani hidup seperti itu. Banyak teman-temannya di kampus yang tinggal bersama pacarnya, menginap sampai melakukan hal-hal diluar batas. Iya itu memang benar ada, banyak malah. Tapi dia bukan penganut kehidupan yang seperti itu. Otaknya masih cukup waras untuk menjaga harga dirinya.

"Jadi gue orang terakhir yang tau?" ucap Joy pelan, bibirnya bergetar.

Taehyung baru cerita dan dia yakin ini tidak begitu saja terjadi. Mereka memutuskan mengontrak rumah bersama, tidak mungkin terjadi hanya dalam hitungan jam. Dan dia diberitahu di detik-detik terakhir.

"Kemaren mau bilang lupa."

Lupa? Lupa atau sengaja Joy pun tidak tau. Dia terus terdiam kelu. Pandangannya mulai nanar. Dan sesak di dada itu tiba-tiba menyeruak tanpa permisi.

 Dan sesak di dada itu tiba-tiba menyeruak tanpa permisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang?" dan rupanya Taehyung menyadari itu.

"Lo pulang aja gue ngantuk."

Tak ada yang bisa Joy lakukan selain mengusir Taehyung dari sana.

Tapi Taehyung tetap tak beranjak dari tempatnya. Dia terus menatap Joy yang mulai mengalihkan pandangannya. Taehyung kenal Joy, dia tau kalau Joy marah, dia tau kalau Joy kecewa.

Seperti saat ini.

Dan yang bisa dia lakukan hanya memeluknya. Joy diam membiarkan Taehyung merengkuh tubuhnya.

"Mau nolak ajakan mereka aku nggak enak." ucap Taehyung pelan setengah berbisik.

Tapi Joy cukup mendengarnya dengan jelas. Sejelas dia mendengar kalimat Taehyung berikutnya.

"Kemaren mau bilang ke kamu takut kamu marah."

"Aku nggak marah." sangkal Joy bohong.

Karena airmata yang menetes perlahan itu cukup membuktikan kalau dia kecewa.

Kecewa atau entahlah kata apa yang cocok mewakili perasaannya saat ini. Kalut, dia memilih diam dan membiarkan Taehyung bicara.

"Kamu percaya sama aku kan?"

Iya, masih mencoba percaya dan terus percaya.

"Aku anggep Bona sama Sowon itu sama kayak aku anggep Nahyun."

Mungkin iya tapi apa Bona atau Sowon juga berpikiran yang sama?

"Aku nggak akan macem-macem, yang."

Iya tau..

"Aku pulang, kamu jangan tidur malem-malem." pamit Taehyung kemudian.

Joy hanya mengangguk membiarkan Taehyung melepaskan pelukannya. Membiarkan Taehyung mengecup bibirnya singkat. Hanya sekejap lalu mengelus puncak kepalanya.

Dan kemudian pergi.

Akan selalu seperti ini. Joy akan selalu luluh dengan perlakuan Taehyung padanya. Seperti yang sudah-sudah. Seperti saat Taehyung lebih memilih game atau futsal.

Tapi kali ini beda.
Joy menghembuskan nafasnya dalam-dalam. Sesak.

Don't Say Goodbye | VJOY #3✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang