"Lagi baca apa?"
Joy yang tengah sibuk bergelut dengan buku rupanya tidak menyadari kedatangan sesorang.
"Kak?" ucapnya mendapati yang menghampirinya adalah Lay.
Siang ini di perpustakaan.
"Saya ganggu?"
Joy menggeleng.
"Nggak." jawabnya sambil menutup buku yang tadi dibacanya.
"Tumben kamu ke perpus."
Ucapan Lay itu sedikit menyentil Joy. Dia garuk tengkuknya yang tidak gatal.
"Nyari bahan buat tugas." bohongnya.
Padahal niat awal ke perpustakaan tadi hanya untuk ngadem karena otaknya yang terasa panas akhir-akhir ini.
"Tapi kamu baca novel? Kamu suka karya sastra?" Lay sedikit mengernyit bingung.
Karena Joy justru membaca buku karya Habiburrahman El Shirazy.
Seperti ketahuan telak Joy tidak bisa mengelak lagi.
"Iseng kak." katanya.
Karena memang iseng, buku yang dia baca ini adalah milik Hayoung yang dia pinjam tadi pagi.
"Kalo kamu suka novel saya punya banyak."
"Eh?"
"Bukan punya saya tapi adik saya. Tapi kamu bisa pinjam kalo mau."
Joy hanya tersenyum bingung mau jawab apa.
"Kapan-kapan kalo kamu ada waktu bisa ikut saya."
Ini ajakan apa? Kalau Joy boleh suudzon Lay sedang gencar melakukan pendekatan padanya.
"Saya sibuk kak."
"Tapi saya sering lihat kamu pergi naik motor malam-malam."
Waduh. Kapan itu maksudnya?
Joy memang sering naik motor malam-malam. Untuk beli makan misalnya dia sering boncengan dengan Nahyun atau Hayoung.
"Boncengan sama pacar kamu."
Oh. Joy langsung mengerti. Berarti saat sama Taehyung. Tapi Lay lihat dimana? Kenapa tiba-tiba seniornya ini terlihat menyeramkan?
"Kamu sejauh apa sama pacar kamu?"
"Maksudnya?"
Sejauh apa? Joy sungguh tidak nyaman dengan pertanyaan Lay itu. Ini orang kok keponya kebangetan.
Mungkin kalau Taehyung pasti akan jawab
"Sejauh Jakarta-Surabaya, naik kereta aja biar nggak mabok."
Tapi masa Joy harus jawab ngawur begitu.
"Saya lihat kamu boncengan udah malam." lanjut Lay lagi.
"Terus kenapa kak? Itu dia nganterin saya pulang."
Kok Joy jadi kesal sendiri ya.
"Mau bilang hati-hati saja. Sekarang banyak cowok tidak baik."
Hati-hati kenapa? Jadi maksudnya Taehyung tidak baik? Tidak baik bagian mananya?
Ingin sekali Joy berteriak Taehyung tidak seperti itu. Dia baik, sangat baik, meski sering tidak peka.
Taehyung tidak pernah macam-macam, meski tingkahnya kadang menyebalkan.
Taehyung beda, dia tidak sama. Dan itu yang membuat Joy suka.
Tapi tidak dia lakukan. Joy hanya diam saja saat Lay kembali berucap.
"Kamu itu udah semester 5 jangan pacaran main-main. Pikirkan masa depan."
Kok jadi menasehati gini? Dia siapa? Orangtua Joy bukan, saudara bukan.
"Saya ngomong gini demi kebaikan kamu."
Kebaikan yang mana? Tapi nyatanya Joy hanya sanggup mengangguk.
"Iya kak." ucapnya.
Lebih ke mengalah karena malas meladeni. Lebih ke enggan membantah karena segan.
Lay yang dulu sempat membuatnya bersimpati ternyata aslinya seperti ini. Sedikit kecewa dia.
Benar kata Taehyung.
"Dia itu kalem bungkusnya doang."
"Dikira apa pake bungkus."
"Kacang rebus bungkus koran bekas."
"Jahat kak Lay disamain sama kacang."
Itu kira-kira kapan ya? Joy lupa, sepertinya sudah lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say Goodbye | VJOY #3✔
Fanfiction"Sejauh apapun gue berlari baliknya ke lo juga." A sequel to Move On