"Pacaran itu sama anak psikologi pasti selalu dimengerti."
Ucapan Lay itu hampir membuat Joy dan Hayoung meledak tawanya. Bukankah itu terlihat mempromosikan dirinya sendiri?
"Pacaran itu sama anak arsitektur kak. Ngerancang bangunan aja bisa apalagi ngerancang masa depan." timpal Hayoung, seperti sengaja.
"Tapi anak arsitektur itu lebih sayang maket daripada pacarnya. Kebanyakan nugas, lulusnya juga lama." ucap Lay lagi, tak mau kalah.
Joy hampir tidak kuat menahan tawanya. Meski yang diucapkan Lay itu benar adanya.
"Mending pacaran sama anak akuntansi kak. Duit yang nggak ada wujudnya aja dihitungin." sahutnya.
"Nah iya. Atau sama anak hukum aja kak pasti dibelain habis-habisan. Eh tapi jangan, anak hukum banyak menuntut." lanjut Hayoung yang kemudian menyangkal omongannya sendiri.
"Iya itu juga boleh. Tapi dalam hubungan kan harus saling mengerti."
"Jadi maksudnya anak psikologi pacaran sama anak psikologi gitu kak?" pancing Hayoung. Kalau boleh dia tebak, begitu maksud Lay.
"Iya jadi bisa saling memahami."
"Nggak bisa kak, nanti jadinya tolak menolak kayak magnet kalau kutubnya sama."
Lay tampak mengernyit dengan teori Hayoung itu. Seperti berpikir bagaimana cara mematahkannya.
Joy jadi ingat ucapan Taehyung dulu.
"Jangan-jangan nanti kita dikira psikolog dan pasiennya."
Dan dia tertawa setelahnya.
"Yang penting orangnya baik itu saja cukup." ucap Lay akhirnya. Mungkin dia malas berdebat dengan Hayoung.
"Baik kayak kak Lay?"
"Pinter, jadi asisten dosen lagi."
"Ipk 4,00 bentar lagi lulus cumlaude."
"Kurang apasih kak Lay itu, sempurna banget."
Hayoung terus saja mengoceh. Memuji-muji Lay secara berlebihan. Dan Joy tau kalau yang dilakukan Hayoung itu sengaja.
Membuat Lay semakin besar kepala.
"Kamu ini." dia berdecak seakan mengelak. Tapi dari raut mukanya terlihat sekali kalau dia bangga.
"Kekurangan kak Lay itu cuma satu, kurang punya pacar."
Jleb. Ucapan terakhir Hayoung itu dalamnya mau nyaingin segitiga bermuda.
Kali ini Joy sudah tidak kuat lagi. Dia kelepasan tertawa, Hayoung juga. Lay jadi salah tingkah. Kikuk seperti kalah telak.
"Saya ada janji dengan dosen pembimbing." katanya.
"Oh iya silahkan kak." ucap Joy masih di sela tawanya. Perkataannya ini jelas mengusir Lay.
"Saya duluan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say Goodbye | VJOY #3✔
Fiksi Penggemar"Sejauh apapun gue berlari baliknya ke lo juga." A sequel to Move On