Pagi ini Taehyung terbangun dengan kepala yang pening luar biasa dan perut yang sedikit mual. Rasanya berat sekali untuk beranjak dari tempat tidurnya.
Dia mengecek jam yang tertera di smartphonenya.
09:05
Ini bahkan sudah tidak bisa disebut pagi lagi. Dia terdiam sejenak, mengingat yang terjadi semalam itu membuatnya pusing.
Pikirannya kacau mengingat Joy dan yang dia lakukan semalam. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Sungguh tidak tahu diri kalau sekarang dia menemui Joy seakan tak pernah terjadi apa-apa.
Joy pasti membencinya, itu yang terus dia pikirkan. Terbayang bagaimana marahnya Joy semalam. Marah bercampur kecewa dan benci.
Baru sekarang Taehyung merasa dia tak ada bedanya dari Jimin yang berniat merusak pacarnya sendiri.
Atau mungkin dia bahkan lebih brengsek dari Jimin.
"Lo udah baikan?" pertanyaan dari Yunhyeong itu yang menyambutnya saat keluar dari kamar mandi.
Dan Taehyung hanya mengangguk.
Sebenarnya dia masih ingin bermalas-malasan di rumah hari ini. Tapi jadwal matkul wajib tidak bisa dia abaikan begitu saja.
"Pagi." sapaan Bona itu juga yang menyambut Taehyung ketika turun.
Cuma ada Bona disana.
"Bona suka sama lo tapi lonya nggak pernah peka."
Ucapan Sowon semalam itu langsung terlintas di benak Taehyung begitu melihat Bona. Meski dia mabuk tapi dia masih cukup sadar untuk mengingatnya.
"Lo baik-baik aja? Lo udah mau ke kampus?" tanya Bona khawatir. Raut wajah Taehyung terlihat sangat kusut.
"Iya." dan hanya dijawab itu.
"Gue bareng lo ya?" pinta Bona kemudian.
Joy yang dia lihat menangis semalam justru membuat perasaannya membaik. Meski dia bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Tapi yang dia tangkap Taehyung dan Joy bertengkar.
"Gue mampir ke kosan Taeyong dulu, ada perlu. Lo bareng Yunhyeong aja bentar lagi dia keluar."
Dan justru penolakan yang Bona terima. Raut kecewa tergambar jelas di wajahnya.
Hanya itu yang Taehyung katakan. Karena setelahnya dia memilih membisu dan pergi.
Pikirannya benar-benar penuh saat ini. Tentang Joy, juga tentang Bona yang katanya suka dengannya. Jika itu benar, berarti cemburunya Joy selama ini cukup beralasan.
Kampus siang itu mendung tapi tak lebih mendung dari hatinya. Taehyung terus melangkah gontai seakan separuh nyawanya hilang.
Saat Bobby dan Nahyun menunggunya di kantin kampus. Dia merasa seperti terdakwa yang akan segera diadili.
Dan itu memang benar.
"Lo apain Joy?" Nahyun langsung mendelik tajam padanya.
"Joy nangis dan belum keluar kamar dari semalem. Lo apain dia?"
Taehyung hanya membisu. Sambil mengaduk lemon teanya dia mendesah berat. Ingin menjelaskan tapi bingung mulai darimana.
"Joy nggak mau ngomong sama gue. Ditanya nggak mau jawab, lo apain dia?" cecar Nahyun lagi.
Dari perkataan Nahyun itu Taehyung mengerti Joy pasti belum cerita. Ini sangat berat untuknya. Tidak mungkin Joy mengumbarnya begitu saja.
"Santai ah, nih minum." Bobby menyodorkan lemon tea Nahyun ke hadapannya.
"Emosi gue Bob, Joy nggak biasanya kayak gini."
"Jangan-jangan lo putusin dia?" kali ini Bobby yang bertanya.
Taehyung hanya menggeleng pelan.
"Terus apa?" Nahyun mulai hilang kesabarannya.
"Lo tanya aja sama Joy." akhirnya Taehyung buka suara.
"Kalau dia mau jawab gue nggak bakal nanya sama lo."
"Pas gue nanya cuma menggeleng terus nangis."
"Dia terus-terusan nangis sejak semalem. Sampai gue tinggal tadi dia belum keluar kamar." lanjut Nahyun lagi.
"Bilangin ke dia gue minta maaf." gumam Taehyung pelan. Meski dia sendiri ragu perbuatannya pantas untuk dimaafkan.
"Bilang sendiri."
"Joy nggak bakal mau ketemu gue lagi."
Nahyun semakin mengernyit bingung. Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Dia jadi berpikiran macam-macam.
"Kenapa Joy nggak mau ketemu lo lagi? Lo apain dia? Lo selingkuh sama Bona?"
Tentu saja Taehyung langsung menyangkalnya.
"Gue nggak ada hubungan apa-apa sama Bona. Bentar lagi gue keluar dari rumah itu."
"Kalau lo keluar dari rumah itu harusnya kan Joy seneng. Dia tau nggak?" timpal Bobby.
Taehyung menggeleng.
"Lo nggak ngerti Bob."
"Gimana gue bisa ngerti kalau lo aja nggak ngomong." lama-lama Bobby ikut frustasi seperti Nahyun.
"Gue nggak tau harus ngomong dari mana."
"Dari awal."
"Susah."
"Terserah lo terserah." sudah pasrah Nahyun rasanya.
"Udah nggak ada yang diomongin lagi kan? Gue ada janji sama Taeyong."
Dan Taehyung langsung berdiri. Sejenak menyeruput lemon teanya.
"Bayarin ini." pintanya. Lalu pergi.
Membuat Nahyun semakin mencak-mencak.
"Kok dia malah pergi." gerutunya.
"Udah biarin aja."
Bobby cukup paham Taehyung. Dan kali ini dia merasa lebih baik untuk membiarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say Goodbye | VJOY #3✔
Fanfiction"Sejauh apapun gue berlari baliknya ke lo juga." A sequel to Move On