"Hah ...." Helaan nafas keluar begitu saja dari mulutku. Entah sudah yang keberapa kalinya. Aku tidak menghitungnya.
"Kau bosan, ya?" Aku menoleh.
Tampak wajah pemuda jahil yang dilapisi pelindung wajah polos. Kalian paham maksudku? Maksudku itu, dia itu jahil tapi wajahnya ... imut sekali. Aku sampai lupa kalau ia lebih tua dariku. Ah, iya sebagai informasi, namanya Han Sanghyuk.
"Maaf," gumamnya.
Aku menatapnya heran. "Kenapa kau meminta maaf? 'Kan aku yang memutuskan untuk menunggumu."
"Bukan itu!" Ia langsung menyanggah ucapanku. "Seandainya aku membawa payung, kita pasti sudah pulang sejak dua jam yang lalu," lanjutnya.
Ah, iya payung. Di luar memang sedang turun hujan. Deras malah. Itulah sebabnya aku gagal untuk pulang ke rumah lebih awal selain karena aku memutuskan untuk menunggu pemuda berwajah imut seperti bebek ini.
Hujan turun sejak Sanghyuk mengikuti rapat. Setidaknya aku bersyukur karena aku menunggu Sanghyuk selesai rapat. Kalau tidak, aku pasti sudah basah kuyup di suatu tempat.
"Kau tidak mau duduk?" Sanghyuk menepuk tempat kosong di sampingnya dan menawarkan keripik kentang yang kebetulan ia .... Sebentar. Sepertinya, keripik itu punyaku ...
"Ini. Maaf aku mengambilnya dari tasmu." Ia meringis tanpa rasa berdosa.
Sudah kubilang sejak awal, 'kan kalau anak ini punya jiwa evil yang tidak ketulungan? Ingin rasanya aku mencakar wajahnya kalau aku tidak ingat betapa berharganya ia bagiku.
Aku langsung merebut bungkusan kripik kentang dari tangan Sanghyuk dan berpura-pura menghabiskannya sendirian. Ia merengut melihatku yang sibuk mengunyah jajanan di tanganku. Hehehe .... Salahmu sendiri, 'kan?
"Nih." Karena tidak tega, aku pun akhirnya memberikan kembali keripik kentang tersebut kepadanya. Ia tampak riang sebelum akhirnya menawariku kripik kentang lagi, namun aku menolaknya.
"Tidak, aku harus diet," tolakku karena Sanghyuk terus menawariku kripik seperti seorang salesman.
"Kau ini sudah kurus. Buat apa diet?" tanyanya penuh selidik.
Apa dia tidak tahu kalau jaman sekarang para perempuan berlomba-lomba untuk kurus?
Aku tetap menolaknya hingga akhirnya ia sendiri menyerah.
"Ah, sekarang sudah hampir jam 7." Nada bicara Sanghyuk terdengar bingung. Ia berulang kali melirik jam tangannya sebelum akhirnya melirikku.
"Sebentar." Begitu katanya. Maksudnya?
Sanghyuk pergi untuk membuang bungkusan keripik tadi sebelum akhirnya kembali dan menggenggam tanganku.
"Ayo!" serunya riang.
"Kemana?" tanyaku.
"Pulang lah! Memangnya mau kemana lagi?" Begitu kalimatnya selesai, Sanghyuk pun menarik tanganku dan berlari. Membuatku nyaris terjungkal di bawah derasnya hujan yang sedang mengguyur.
Sebelum aku sempat merasa kesal, suara tawanya yang terdengar di telingaku membuatku ikut tertawa bersamanya. Berdua, kami berlarian diiringi dengan jutaan tetes air hujan yang masih enggan untuk berhenti mengguyur bumi.
[FIN]
Kisah ini terinspirasi dari hujan waktu aku nulis ficletnya Ravi :v pas bareng Konata2401 juga soalnya harinya sama wkwkwk 😂Sengaja gak langsung upload soalnya lagi pusing. Kenapa? Tanyakan saja ke rumput yang bergoyang :v
Bluisherlock☆
11.12.16Keep tagging: Konata2401, yoon-hana, gimhyeAA, mochakyeoni
KAMU SEDANG MEMBACA
VIXXTIONS (VIXX's Fictions) [FIN]
FanfictionKumpulan cerita fiksi dengan VIXX sebagai tokoh utamanya :)) Imagines and short fictions ✔ Pref: The First * Disclaimer: Cerita ini murni hasil pemikiranku. Tidak ada unsur meniru cerita manapun. Tapi aku mohon maaf kalau ceritaku mirip dengan cerit...