Aku melirik ke arah pojok kanan atas ponselku. Jam 6 sore dan langit masih belum menunjukkan tanda-tanda kalau hujan akan segera berhenti. Tak mau menunggu lebih lama lagi, aku pun memilih untuk menarik tasku dan berjalan meninggalkan perpustakaan.
Hujan. Sejak siang tadi hujan turun dengan derasnya dan belum berhenti sampai sekarang. Akibatnya, aku tidak bisa pulang. Bukan, bukan karena aku tidak membawa payung. Hanya saja, aku terlalu malas untuk mengobrak-abrik isi tasku, yang memang sudah berantakan, dan membuka payung yang kubawa. Yah, anggap saja aku sedang malas. Titik tidak pakai koma.
Untungnya sekarang hujan tidak sederas sebelumnya. Jadi, aku bisa segera pulang dan mengerjakan tugas dari dosen yang menumpuk.
Hah, melelahkan! Kapan ini semua selesai?
Untuk mengobati rasa kesal dan lelahku, aku menengadahkan tanganku dan menikmati sentuhan tiap bulir air yang menetes. Setetes demi setetes air hujan menggelitiki tanganku dan berhasil membuatku mengulas senyum tipis. Sebelum akhirnya aku tidak merasakan apapun yang menyentuh kulitku.
"Hei." Hanya kata --itupun kalau "hei" disebut sebagai kata-- itu yang terdengar di telingaku.
Aku menengok ke atas dan mendapati seorang pemuda bersurai cokelat yang sedang tersenyum dan menghalangiku dari air hujan.
"Bagaimana kalau kau sakit?" tanya pemuda itu, Cha Hakyeon.
"Aku tidak akan sakit," jawabku seraya terkekeh pelan saat matanya membulat dan melemparkan tatapan sadisnya.
Hakyeon mendengus pelan sebelum akhirnya mencubit pipiku. Hal itu tentu saja membuatku kesal setengah mati.
"Sudah kubilang jangan cubit pipiku! Bagaimana kalau nanti pipiku bertambah melar?" tanyaku dengan nada tinggi.
Hakyeon tertawa puas karena berhasil membalaskan dendamnya. Kuberi tahu dua hal: aku memang senang sekali membuatnya kesal dan setiap ia akan membalasku, hal itu akan gagal. Satu-satunya yang membuatku kesal hanyalah cubitan di pipi. Aku tidak suka itu!
"Memangnya kenapa kalau pipimu bertambah melar? Kau terlihat semakin imut, kok," ucapnya seraya tertawa semakin kencang.
"YAH! CHA HAKYEON!" Dengan cepat, aku mengejar pemuda berkulit tan, yang sudah berlari mendahuluiku, itu.
"Hahahahaha! Kejar aku kalau bisa!" Hakyeon berbalik sejenak dan menjulurkan lidahnya sebelum kembali menghadap ke depan.
Aku ikut tertawa mendengar tawanya itu. Dan untuk pertama kalinya, aku bersyukur hujan turun pada hari ini.
[FIN]
Akhirnya apdet lagi meskipun pendek wkwk ide ff ini muncul gara2 pulang kuliah waktu gerimis :v
Tag: Konata2401 sama gimhyeAA jaga kesehatan yeee :))
yoon-hana, mochakyeoni, sama nxkky_ cepet sembuh yeeee :"))Bluisherlock☆
24.11.16
KAMU SEDANG MEMBACA
VIXXTIONS (VIXX's Fictions) [FIN]
Fiksi PenggemarKumpulan cerita fiksi dengan VIXX sebagai tokoh utamanya :)) Imagines and short fictions ✔ Pref: The First * Disclaimer: Cerita ini murni hasil pemikiranku. Tidak ada unsur meniru cerita manapun. Tapi aku mohon maaf kalau ceritaku mirip dengan cerit...