Aku tengah menikmati sarapanku ketika ponselku berbunyi nyaring. Setelah menelan satu suap nasi di mulutku, aku pun menjawab panggilan masuk yang menyebabkan ponselku itu meneriakiku.
"Yeoboseyo?"
"(Y/N)!" seru seseorang di ujung sana. Dari suaranya, aku sudah bisa menebak kalau ia adalah Ken.
"Oppa! Ada apa?" Aku membalas sahutannya dengan riang.
Ken terkekeh sebelum akhirnya ia mengomel karena ada orang lain yang merebut ponselnya. Selama beberapa saat, aku bisa mendengar suara ribut yang dihasilkan oleh dua orang pemuda.
"(Y/N), nanti malam kami akan mengadakan pesta perayaan tahun baru. Kau mau ikut?" tanya N yang berhasil merebut ponsel Ken.
Aku mengangguk. "Jam berapa, oppa?"
"Hyung! Aku yang harusnya mengatakannya!" Aku mendengar gerutuan Ken dan tertawa pelan.
"Nanti sekitar jam 6 sore, kami akan menjemputmu ...."
Sesaat kemudian, suara lembut N berganti menjadi suara riang separuh cempreng milik Ken, "kau tidak perlu membawa makanan! Kami sudah menyiapkan segalanya di sini."
Kemudian terdengar gerutuan N dan perdebatan antara kedua pemuda yang berebut ponsel itu. Aku hanya tertawa sampai akhirnya suara Hyuk terdengar.
"(Y/N)! Tunggu saja, oke!" serunya riang. Aku mengiyakannya dan keributan di seberang sana pun terdengar lagi.
"Han Sanghyuk!" Itu suara N dan Ken.
"Apa, hyung?" Hyuk tertawa tanpa dosa. Dari suaranya, aku bisa menebak kalau ia berusaha mengerjai kedua hyung-nya dengan menjauhkan ponsel Ken dari mereka berdua.
Aku pun menertawakan tingkah kekanak-kanakan mereka sampai akhirnya suara 'pip' terdengar dan suara ribut itu menghilang.
Sepertinya, aku harus berterima kasih pada mereka. Karena mereka, mood-ku pagi ini jadi bagus dan nanti malam aku tidak akan kesepian. Hehe.
*
Sebelum jam menunjukkan pukul 6 sore, aku mendengar seseorang memencet bel apartemenku. Begitu kulihat di telekom, rupanya ada Leo dan Ravi.
"Oppa, silahkan masuk!" Aku membukakan pintu untuk mereka berdua dan langsung berlari ke dapur untuk menyuguhkan minuman.
"(Y/N), tidak perlu. Kami ke sini hanya untuk menjemputmu." Ucapan Ravi menghentikan aktivitasku.
"Ah, benarkah?" tanyaku.
"Iya. Ravi mengatakan yang sebenarnya." Leo angkat bicara.
"Kalau begitu, biarkan aku menyuguhkan sesuatu. Bagaimanapun, kalian tamu di sini." Pada akhirnya, aku membuka kulkas dan menyuguhkan dua kaleng kopi instan kepada Leo dan Ravi.
Keduanya tampak ragu ketika dua kaleng kopi itu kusuguhkan. Namun pada akhirnya, mereka meneguk masing-masing satu kaleng dan mengajakku pergi, seperti yang dikatakan oleh N dan Ken tadi pagi.
Kami bertiga turun ke tempat parkir dan naik ke sebuah minibus yang nyaman. Dan seperti yang sudah kuduga, empat anggota VIXX yang lain ada di dalam mobil itu: Ken di belakang kemudi, N di sebelahnya, dan duo maknae di bangku paling belakang.
"Hai, (Y/N)." Hongbin menyapa dengan canggung sebelum akhirnya tertawa untuk menutupi kegugupannya.
Aku membalas sapaannya dan duduk di antara Leo dan Ravi, sebelum Ravi ditarik-tarik oleh Hongbin dan Hyuk untuk bergabung di bangku belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
VIXXTIONS (VIXX's Fictions) [FIN]
Hayran KurguKumpulan cerita fiksi dengan VIXX sebagai tokoh utamanya :)) Imagines and short fictions ✔ Pref: The First * Disclaimer: Cerita ini murni hasil pemikiranku. Tidak ada unsur meniru cerita manapun. Tapi aku mohon maaf kalau ceritaku mirip dengan cerit...