1 - First Memory (N) [part 2]

613 64 61
                                    

Hyera langsung meringkuk di dalam balutan selimut. Dalam hitungan detik, ia sudah melempar selimutnya karena ia merasa gerah.

"Astaga, apa yang terjadi padaku?" Ia menepuk-nepuk pipinya beberapa kali. Membuat pipinya terlihat semakin merah.

"Jangan dipikirkan. Ia hanya bercanda." Hyera kembali bergumam kepada dirinya sendiri.

"Cha Hakyeon, kau sialan ...." Gadis itu berguling-guling di kasurnya sambil memukul angin.

*

Pagi akhirnya tiba. Hyera terbangun dalam posisi terlungkup dan tidak berselimut. Rupanya kemarin ia tertidur setelah lelah menyumpahi Hakyeon.

Jam yang menunjukkan pukul 6 pagi langsung membuat Hyera melompat dari kasurnya dan bergegas mandi. Setelah selesai, ia mengganti pakaian tidurnya dengan seragam bersih.

Begitu Hyera keluar dari kamarnya, aroma sundubu jiggae tercium. Dengan cepat, ia mendudukkan dirinya di depan meja makan. Matanya menangkap pemandangan Hakyeon yang sibuk memasak.

Aku lupa kalau di sini ada dia. Secara otomatis, Hyera menepuk dahinya.

"Apa ada sesuatu yang terjadi?"

Hyera nyaris terjungkal begitu mendengar pertanyaan Hakyeon. Ia mendelik, namun Hakyeon tampak tidak mengerti arti dari tatapan tajam Hyera.

Itu karena kau, bodoh! Dalam bayangannya, Hyera menunjuk-nunjuk ke arah Hakyeon.

Namun, hal itu hanya ekspektasi. Realitanya, Hyera hanya memandang Hakyeon dengan pandangan seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, namun tidak jadi.

"Ah, tidak ada." Hyera menggeleng pelan. "Ngomong, ngomong, banyak sekali sundubu jiggae-nya." Ia mengaduk makanan berkuah di dalam panci di hadapannya, lalu menuangkannya di mangkuk yang ia bawa.

Hakyeon mengikuti apa yang dilakukan oleh Hyera. "Aku ... semalaman membuat sundubu jiggae. Kupikir buatanku kemarin tidak enak, jadi aku terus belajar membuatnya," jawabnya.

Jawaban Hakyeon hampir membuat Hyera tersedak. Untung saja ia masih bisa menahannya dan segera meneguk habis air minumnya.

"Aku sudah kenyang kemarin. Maaf membuatmu berpikiran seperti itu," ucap Hyera. Hakyeon hanya mengangguk sebagai respon dari kesalahpahamannya.

*

Hyera turun dari bis sekolah dan langsung menyusuri jalan menuju ke sekolahnya. Di sekelilingnya, banyak murid yang berasal dari sekolahnya, namun mereka tampak tak acuh dengan keberadaannya.

"Hyera-ya, annyeong!" Teman sekelas Hyera, Jeon Chaerim, melambaikan tangannya ke arah Hyera. Gadis itu balas melambaikan tangan dan tersenyum tipis.

Setelah saling menyapa, Chaerim sudah beberapa meter di depan Hye Ra dan berjalan bersama teman-temannya. Hyera menatap punggung Chaerim dengan sendu.

Setidaknya sekarang ia mau menyapaku, batinnya sambil menghela nafas.

Hyera dan Chaerim, mereka dulunya adalah sahabat dekat. Sangat dekat sampai mereka dianggap memiliki hubungan yang melenceng, meskipun pada kenyataannya anggapan tersebut hanyalah gosip tanpa dasar bukti. Gosip tersebut menyebabkan Chaerim menjauh dari Hyera dan mulai bergabung bersama dengan kelompok yang -sebenarnya- kurang disukainya, gadis-gadis yang tidak bisa hidup tanpa membicarakan tentang laki-laki meskipun hanya sedetik saja.

Hingga akhirnya, persahabatan mereka merenggang. Chaerim pun berubah menjadi gadis yang tidak peduli dengan sekelilingnya. Dulu, ia akan ringan tangan membantu siapapun yang kesusahan. Sedangkan kini, ia tidak akan membantu kalau ia tidak membutuhkan sesuatu sebagai imbalannya.

VIXXTIONS (VIXX's Fictions) [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang