Dia tersenyum. Lagi.
Huh, aku bosan .... Bukan, aku bukan bosan dengan senyum konyolnya itu. Hanya saja, apa dia tidak bisa menunjukkan ekspresi lain selain bahagia? Sedih misalnya.
Sekali lagi, jangan salah paham denganku. Aku bukan tipe orang yang bahagia di atas penderitaan orang lain dan aku ingin semua orang hidup dalam kebahagiaan.
Namun, aku heran dengannya. Kenapa dia bisa selalu tersenyum seperti itu? Apa dia tidak pernah bersedih?
"Kau ini kenapa? Terpesona denganku, hm?" tanyanya dengan nada menggoda.
Dengan spontan, aku memukul lengannya yang berisi sampai ia mengaduh kesakitan. "Maaf saja, Lee Jaehwan. Tapi kau tidak setampan itu," gerutuku.
Jaehwan, pria berhidung mancung bak orang asing itu, meringis penuh kemenangan. "Terima kasih atas pujianmu. Aku tahu aku memang sangat tampan."
Oh, astaga. Tolong selamatkan aku dari kenarsisan orang ini ....
"Ish, iya sajalah supaya kau senang." Aku memajukan bibirku kesal.
Jaehwan tertawa senang. Sejujurnya, aku sangat menyukai senyumnya itu. Tapi ....
Plok.
"YAH! LEE JAEHWAN!" Aku spontan berteriak saat sensasi dingin menjalar di daerah mulutku. Asal kalian tahu, 'Pinokio' ini baru saja membuat eskrim di tangannya mendarat hampir di separuh wajahku.
Aku sibuk membersihkan ulah Jaehwan sambil menyumpah saat ia kembali dari tempat persembunyiannya. Ya, setelah insiden tadi, ia langsung melarikan diri karena tahu aku akan 'menghajarnya'.
"Maaf, oke." Ia ber-aegyo ria di hadapanku. Oke, terima kasih, Jaehwan, karena telah menggagalkan rencanaku untuk meninju hidungmu ke dalam.
Aku hanya terdiam tanpa membalas ucapannya dan hanya memasang ekspresi kesal. Mungkin ia paham, jadi ia menarik tanganku untuk duduk di sebelahnya. Melupakan sejenak eskrim yang berceceran karenanya.
"Apa kau sedang ada masalah?" tanyanya langsung ke inti permasalahan.
Aku masih terdiam. Sebelum ia sempat menanyakan apapun lagi, aku sudah memeluk lengannya dan menyembunyikan wajahku.
"Eh?" Hanya itu yang keluar dari mulutnya.
"Jangan tersenyum," ucapku pelan. Aku pun mengeratkan pelukanku di lengannya.
"Hah?"
"Kubilang jangan tersenyum! Jangan tersenyum saat kau ada masalah! Berhenti bertindak seolah-olah semuanya baik-baik saja dan terbukalah padaku. Apa kau tidak percaya padaku sampai kau menyembunyikan semua kesedihanmu?" Akhirnya aku bisa mengatakan apa yang mengganjal di pikiranku.
Jaehwan tak membalas dan hanya berusaha membuatku menatap matanya. Ia menyebut namaku dan mendekatkan wajahnya ke arahku.
Ia kembali tersenyum, namun kali ini senyumnya bukanlah senyum konyol yang selalu ia tunjukkan. "Aku akan mengusahakannya, oke. Aku hanya tidak mau kau ikut bersedih karena aku," balasnya.
Kali ini aku bisa tersenyum lega. Aku pun mengangguk heboh sebagai balasan dari ucapannya barusan.
Kami tertawa bersama sebelum akhirnya kami saling memeluk satu sama lain.
[FIN]
Kujuga mau dipeluk bang jyani :") /plak
Keep tagging: Konata2401, yoon-hana, gimhyeAA, mochakyeoni
Bluisherlock☆
30.11.16
KAMU SEDANG MEMBACA
VIXXTIONS (VIXX's Fictions) [FIN]
FanficKumpulan cerita fiksi dengan VIXX sebagai tokoh utamanya :)) Imagines and short fictions ✔ Pref: The First * Disclaimer: Cerita ini murni hasil pemikiranku. Tidak ada unsur meniru cerita manapun. Tapi aku mohon maaf kalau ceritaku mirip dengan cerit...