1 - First Memory (N) [part 1]

1.5K 88 35
                                    

"Can I save you? And let me stay beside you."

*

"Selamat tinggal." Ucapan itu terdengar dari mulut seorang pemuda yang sedang berdiri di tingkat tertinggi di suatu bangunan.

Hanya satu langkah. Satu langkah saja maka semua masalahnya akan menghilang. Satu langkah saja maka ia akan terbebas.

Bebas ....

Hanya itu yang ia inginkan sekarang.

*

Seorang gadis yang baru saja pulang sekolah tampak ragu-ragu saat akan memasuki sebuah gang sempit. Tentu saja ia merasa takut. Bukankah gang-gang sempit biasanya dipenuhi preman atau semacamnya -orang yang membahayakan?

"Semoga tidak terjadi sesuatu yang bisa mengancam nyawaku." Gadis itu menarik nafas dalam-dalam dan mulai melangkah ke dalam gang tersebut.

Beberapa langkah sudah ia lalui. Dan apa yang ia takutkan tidak terjadi. Gadis itu kini mulai menghembuskan nafas lega, saat ujung dari gang tersebut mulai tampak.

"Awas saja mere- astaga!" Gadis itu memekik keras saat matanya menangkap sesosok manusia yang berlumuran darah. Badannya mulai menggigil dan tubuhnya seperti kehilangan sendi dan tulangnya.

Darah ....

Dengan sedikit tenaga yang tersisa, gadis itu meraih ponsel di sakunya dan menekan beberapa tombol angka.

"To ... tolong. Seseorang ... di ... gang ... sempit ... Namyang ... ju ...." Dengan terbata-bata, gadis itu menyebutkan alasannya menelepon rumah sakit terdekat. Bahkan air matanya mulai mengalir saat ia kembali melihat orang yang terbaring kaku di sampingnya.

*

"Di mana ini?" Seorang pemuda berjalan mengitari tempat yang serba putih itu.

Di tempat itu, tidak ada siapapun kecuali dirinya. Oh, sekarang ada orang lain.

"Permisi." Pemuda itu menepuk pelan pundak orang yang sedikit lebih tinggi darinya itu. Membuat orang itu menoleh dan menampakkan wajah datarnya.

"Oh, kau. Selamat datang." Laki-laki itu tetap berwajah datar, tak ada ekspresi apapun saat memberikan ucapan 'selamat datang' kepada orang yang menepuk pundaknya.

"Ini ... dimana? Dan siapa kau?"

"Namaku Leo. Dan kau berada di Dunia Seberang," jawab laki-laki bernama Leo itu.

"Dunia Seberang?" Pemuda itu mengernyit bingung.

Tiba-tiba saja Leo menyerahkan buku tua yang ia bawa dari tadi ke tangan pemuda itu. Membuatnya semakin kebingungan.

"Cha Hakyeon, kau sudah mati. Dan buku itu adalah catatan selama kau hidup di dunia." Leo kembali mengambil buku di tangan pemuda itu dan membukanya, namun yang tampak hanya halaman kosong.

"Cha Hakyeon?" tanya pemuda itu lagi. Leo mengangguk dan tangannya mengambil buku di tangan pemuda di hadapannya itu.

"Itu namamu. Dan kau pasti kehilangan ingatanmu. Itu berarti kau sempat sadar sebelum kau mati karena bunuh diri."

Mati. Sudah dua kali laki-laki asing bernama Leo itu menyebutkan kata itu. Hakyeon, pemuda yang kebingungan itu, memang tidak ingat dengan apapun yang terjadi sebelum ia bisa berakhir di tempat asing ini. Tapi, ia tau jelas apa arti dari kata 'mati'.

Apa ini hanyalah lelucon? Apa seseorang menjahilinya dan berusaha membuatnya terlihat bodoh?

Tapi, kalau hanya lelucon, lalu siapa laki-laki asing yang mengaku bernama Leo ini? Apa ia hanya halusinasi Hakyeon semata?

VIXXTIONS (VIXX's Fictions) [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang