6. bukan rahasia lagi

2.5K 141 3
                                    

Aku menyambut Adrian yang baru masuk ke dalam cafe. Wajahnya terlihat lelah, dengan rambut acak-acakan dan lengan kemeja yang sudah digulung sampai siku.

Malam ini kami ada janji nonton dan makan malam berdua. Mumpung ada sedikit waktu luang, kata Adrian.

"Kakak kelihatan lelah sekali." Aku merapikan rambutnya lalu membimbingnya duduk di salah satu kursi pengunjung.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











"Lumayan, mama mana?"tanyanya mengedarkan pandangan keseluruh penjuru.

"Mama pulang ke Bandung kak. Ada undangan nikahan . Mau makan atau minum gak?"tanyaku. Adrian mengeleng.

"Langsung berangkat saja gimana?takut kemalaman kita nanti," usul Adrian yang langsung aku setujui.

Aku meninggalkannya sejenak untuk berpamitan pada Karyawan yang lain.

"Yuk kak,"ajakku Adrian tersenyum lalu mengandeng tanganku keluar dari cafe. Didalam mobil tak henti-hentinya aku dan Adrian bercanda sesekali Adrian mengacak-acak rambutku saat mendengar ocehanku yang garing.

Dan saat di lampu merah beberapa kali kami berciuman mesra bahkan ada pengendara motor yang geleng -geleng melihat tingkah kami. Bodoh amat, toh sudah halal ini.

"Kak, kapan ya kita punya rumah sendiri? "tanyaku saat tak sengaja mataku menatap pamflet berisikan iklan perumahan.

"Emang kamu pengen banget pindah rumah sayang? Gak betah ya di rumah? Apa ada yang membuatmu gak betah hem?" tanyanya asik menyetir.

Tentu saja!ini semua karena mahkluk astral bernama Andre itu, "Bukan begitu, kak. Aku betah kok di rumah. Hanya saja kitakan sudah menikah jadi seharusnya tinggal sendiri."

Adrian mengusap kepalaku.

"Emang kamu pengen rumah yang kayak apa sih?"

Aku tersenyum "Emm..pengen yang minimalis aja, ada perpustakaan kecilnya kak, yang bisa buat kerja juga nanti kakak kerja aku baca atau ngeditin naskah orang . Terus ada tamannya dan kebun yang bisa ditanami. Nanti anak kita bisa bermain disana." Aku berangan -angan.

"Ya doakan saja kerjaan Kakak beres. Oke? Sekarang kita turun karena sudah sampai "sahut Adrian. Aku tersentak kaget saat mobil sudah ada di basement sebuah pusat perbelanjaan.

"udah sampai aja."

"Kamu sih asik ngayal."Adrian terkekeh. Aku hanya cemberut melihatnya. Lalu keluar dari mobil.

*
Adrian tertawa melihat wajahku yang kesal. Sekeluarnya dari bioskop. Bagaimana tidak kesal Adrian memilih film bergenre horor. Sudah tahu aku tidak suka film horor tapi dia memaksa walhasil aku lebih banyak menutup mata sepanjang film diputar.

"sudah, jangan manyun begitu sekarang kita makan, kamu mau makan apa? "rayu Adrian sambil memeluk pinggangku.

Aku masih pura-pura marah.

My Hubby And My Ex-boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang