13. unbelievable

2.2K 126 2
                                    

Super..super pendek dan bertypo guys..

************************
Mama memelukku sejak semalam berkali-kali beliau membujukku untuk berhenti menangis, bahkan papa yang malam-malam datang dari Bandung pun aku abaikan.

Aku merasa terpukul dan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Karena kemarin malam Adrian masih menghubungiku bahkan dia bilang akan pulang seminggu lagi. Tapi kenapa nama dia ada di salah satu daftar korban meninggal kecelakaan bus yang membawa rombongan pekerja bangunan itu?

Ini pasti hanya sandiwara, Adrian pasti sedang menyiapkan kejutan. Dan dia akan muncul tiba-tiba dengan kue ulang tahun.

Tapi bukankah ulangtahunku sudah lewat?

"Ra, makan dulu sayang..atau kamu tidur dulu."aku mengeleng pelan, mataku tidak terasa mengantuk. Walaupun kepalaku rasanya berat.

"kamu mau makan apa?papa belikan."kali ini papa yang berusaha membujukku.

"Aku mau Adrian pa, ma..aku mau Adrian." mama menghela nafas.

"Adrian sudah gak ada sayang."

"Gak pa. Dia masih ada. ini semua hanya sandiwara kaliankan?seperti..seperti ..ulang..tahunku kemarin? " aku tak mampu membendung air mataku. Tak bisa kubayangkan Adrian meninggalkanku. Aku seperti kehilangan separuh dari nafasku, rasanya sesak,sakit, perih.

Tidak mungkin Adrian secepat ini pergi meninggalkanku. Bahkan pernikahan kami belum ada setahun. Aku harap ini hanya mimpi. Kalau bener ini mimpi tolong siapapun bangunkan aku.

"Gimana tante?"suara Andre masuk ke kamar, mungkin memastikan aku masih hidup atau tidak.

"Masih tidak mau makan. Kamu jadi berangkat sekarang?" suara mama. Berangkat?kemana?

"Boleh saya bicara dengan Tera tante, om?"tanya Andre tak ada sahutan dari mama papa tapi  aku dengar suara langkah menjauh.

"belum makan juga?" aku merasa kasur bergerak. Sepertinya Andre duduk di tepi ranjangku.

Aku membuka mataku kulihat Andre sedang menatap kearahku.

"gue sama Ayah akan ke Kalimatan hari ini. Kami akan menjemput jena...."

"Diam!!!!"bentakku Andre sampai berjengit kaget mendengar suaraku yang keras.

"Adrian masih hidup!!dia masih hidup,"teriakku histeris,sambil menarik dan memukul dada dan lengan Andre yang tak melawan sama sekali.

"Ra..gue tahu loe shock,loe terpukul..tapi loe harus terima kenyataan kalau bang Adri.." Andre tak melanjutkan kalimat terahkirnya aku tahu Andre sama terpukulnya sepertiku.

Aku jadi ingat kalimat terahkir Adrian yang menitipkanku pada Andre. Apa itu semacam pertanda?tidak!itu hanya kebetulan saja.

"Adrian masih hidup dia ...dia tidak...akan..meninggalkanku secepat ini.."kataku dingin melepas cekalanku pada ada Adrian, aku sendiri tidak yakin dengan apa yang aku ucapkan. Jelas-jelas mayat yang sudah tidak bisa dikenali itu beridentitas Adrian, dari dompet dan ponsel yang ditemukan di tas yang dibawa. Itu penjelasan polisi di telpon yang aku dengar.

"Gue juga gak yakin, gue sama ayah mau memastikan apa bener itu abang. Jika itu benar, gue harap loe bisa terima kenyataannya"

"Sudah aku bilang..Adrian masih hidup. Dia bukan Adrian!!"

Andre menarik kedua lenganku sampai aku menghadapnya.

"Jangan pikir disini yang merasa kehilangan cuma elo Din!loe lihat bunda?dia wanita yang melahirkan abang. Dia yang lebih hancur. Tapi dia memilih tegar dan ikhlas" aku terdiam ada perasaan sakit saat Andre membandingkanku dengan ibunya.

"bukan maksud gue buat mbandingin elo sama bunda. Tapi gue cuma ngasih loe contoh."Andre melepas cengkramannya, ketika melihatku tak berkutik.

"gue juga berharap ini salah Din..tapi kalau benar itu bang Adrian kita harus iklhas. Dan loe harus melanjutkan hidup."kata Andre melembut. Selesai bicara dia meninggalkan kamar begitu saja.

Aku terduduk di tepi ranjang . Meresapi apa yang dikatakan Andre.
Melanjutkan hidup tanpa Adrian?apa aku bisa?

Adrian...

*********
TBC......

My Hubby And My Ex-boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang