Bunda memelukku lalu mencium pipiku setelah mendengar berita kalau aku hamil.
Sengaja aku dan Adrian mampir ke rumah bunda setelah meyakinkan diri dengan pergi ke dokter kandungan. Bunda terlihat senang itu tidak bisa ditutupi dari pendar mata bunda. Sedang ayah cukup antusias dengan kehadiran calon keluarga baru di keluarga Rusman.
Kalau Andre jangan ditanya dia malah meledek Adrian yang hanya ditanggapi dengan kekehan khas Adrian.
"berapa umur kehamilannya?"tanya ayah sambil asik memberi makan ikan koi.
"5 minggu"sahut Adrian mengusap usap perutku yang masih rata. Dia sama sekali tidak canggung.
"yaellah bang, modus amat perut masih kayak papan gitu dielus-elus"cela Andre yang sejak tadi asik memakan keripik kentangnya.
"Husss!kamu ini" bunda menepuk pundak Andre pelan.
"makanya kawin biar ngerasain senengnya istri hamil"sambung bunda melirik Andre tajam.
"ellah, kalo kawin mah sering ..auhhh...sakit bun" canda Andre yang langsung dI hadiahi pukulan oleh bunda.
"Jaga kelakuan jangan menebar benih sembarangan!keluarga Rusman tidak punya sejarah hamil diluar nikah" omel bunda, aku dan Adrian hanya tersenyum.
"masih rentan kehamilan sebulan, kalian harus menjawabnya dengan baik" pesan ayah sudah seperti dokter kandungan aja.
"iya, kalau Tera pengen sesuatu sesulit apapun harus kamu turuti Dri. Terus kalau hubungan pelan-pelan aja" pesan bunda kalimat terakhirnya membuatku senyum-senyum dan malu membayangkannya.
*
Adrian mengeliat saat aku membangunkannya, malam ini kami menginap di rumah bunda karena ayah melarang pulang dan menyuruh kami menginap."kenapa ra?"tanyanya dengan mata terpejam. Aku mengigit bibir bawahku. Ragu apakah aku harus mengutarakan keinginanku yang tiba-tiba ini.
"Kak. Aku..emhh a..ku pengen makan gudeg "
Adrian membuka matanya lalu menatapku
"kamu ngidam?"aku mengangguk. Adrian sontak bangun dari tidurnya lalu beringsut turun dari tempat tidur.
"kakak, mau kemana?"tanyaku
"nyariin kamu gudeg"jawabnya.
"tapi aku pengennya Andre kak yang nyariin" kataku, Adrian menatapku binggung. Aku sendiri juga binggung,padahal suamikukan Adrian tapi kenapa malah Andre yang harus nyariin?
"ya.sudah tunggu disini ya biar aku yang minta tolong ke Andre"
*
Andre pulang dengan wajah kusutnya. Aku dan Adrian yang sejak tadi asik becanda di ruang tamu itu tersentak kaget.
"bagus ya..gue muter-muter kayak orang gila nyari yang jual gudeg tengah malam begini. Kalian mesra-mesraan disini"omelnya sambil berkacak pinggang. Adrian melepas tangannya dari pundakku.
"sory-sory, dapet gak gudegnya?"tanyaku penuh harap. Andre mendengus lalu meletakan stereofoam berisi makanan.
"Nih, yang hamilin siapa yang nyariin sapa"gerutunya melirik Adrian. Yang dilirik hanya tertawa.
"ambilin piring sama sendok dong ndre"pintaku pada Andre yang sudah siap-siap kembali ke kamarnya.
"ini ponakanmu yang minta bukan aku" imbuhku, Andre menghela nafas jengah lalu berjalan kearah dapur.
"baru sebiji kacang aja, ribet. Apalagi kalau udah lahir. Nih!"gerutu Andre lalu meletakan piring dan sendok diatas meja.
"ini bukan kemauanku Ndre.." cicitku dengan wajah kubuat bersalah.
Andre seperti menyesal
"ya sudah, gue tidur dulu loe gak mau disuapin sekalian kan?"sindirnya. Aku mengeleng pelan.Andre tersenyum sekilas lalu bergegas masuk ke dalam kamarnya lagi.
"dia marah Ya kak?"
Adrian mengelus pipiku
"engga,dia cuma masih ngantuk" hibur Adrian lalu menuangkan gudeg di atas piring.
"aa...buka mulutnya" Adrian menyodorkan sendok seperti menyuapi anak kecil. Aku terkikik geli lalu menerima suapan Adrian.
"udah, kakak abisin aja"
"kan, baru satu suap?"
"tapi udah gak pengen. Kakak aja yang makan"
Adrian menghela nafas lalu memakan gudeg itu.
******
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hubby And My Ex-boyfriend
RomanceTera Adinda begitu beruntung menikah dengan Adrian Hanafi Rusman. Walaupun ternyata dia kakak dari mantan pacar pertamanya, Andre Hanafi Rusman. ,"hay Kakak ipar sekaligus mantan terindah... "