5. penganggu

2.9K 153 6
                                    

Part Ini mengandung konten dewasa mohon bijak dalam membaca guys!! Typo bertebaran!Happy reading jgn lupa tinggalkan votement

################

Aku tersenyum lalu memeluk dari belakang suamiku yang sedang asik mengeringkan rambutnya dengan handuk .

Menghirup aroma tubuhnya dalam -dalam. Aroma yang selalu aku rindukan.

"Kak..."

"Kenapa?" tanyanya masih asik mengeringkan rambutnya.

"Kenapa pulang malam terus?"tanyaku lebih kearah merajuk.

Karena akhir -akhir ini dia selalu pulang larut seperti hari ini. Mungkin pekerjaannya menumpuk setelah dia tinggal cuti satu minggu.

Adrian melepas pelukanku lalu membalikan badannya.

"Maaf sayang, aku sibuk sekali aku sedang menangani satu proyek yang penting .
Ini salah satu proyek impianku. Kamu sabar yaaa sayang, ini gak akan lama kok. kamu bosan di rumah, hem?" tanyanya menjawil hidungku.

Bosan sih tidak, tapi malas kalau harus sering bertemu dengan mahkluk astral bernama Andre itu.

Apalagi mengingat tingkah absurd nya di cafe kemarin bikin kepalaku berdenyut.

"Rasanya sepi kak, kalau gak ada kamu."

Adrian terkekeh lalu memeluk pinggangku. "Bilang saja kamu kangen sama aku,  ya kan? "

Aku tersenyum malu. Seperti baru kenal saja padahal kami sudah jadi suami istri .

"Emang salah kalau aku kangen sama suami aku?"

Adrian tersenyum manis. "Kamu ngodein aku ya? "

Aku menatapnya tak mengerti "ngodein apa?"
Adrian merapatkan tubuhku ke pelukannya.

Senyumnya penuh arti. Kalau sudah senyum begini aku tau sekali apa yang dia mau.

"I know you want me."

Aku tersenyum dan paham maksud kata-katanya.

"Yes, im," balasku tak mau kalah. Adrian mengerling.

"Oke, its time to make a baby, honey. " Aku terkikik geli mendengar kata-katanya.

"Dasar pria tua omes!"

Adrian terkekeh, dia menatapku dalam membuatku tersipu melihat tatapannya yang super lembut dan penuh arti itu.

Tanpa ragu Adrian menarik daguku, dan mencium bibirku lembut.
Bibirnya sudah seperti candu untukku, manis, lembut memabukkan.

Awalnya hanya berupa lumatan-lumatan kecil. Lama kelamaan ciuman kami berubah menjadi ciuman penuh nafsu. Lidah kami saling bertaut.

Adrian menarik tengkukku untuk memperdalam ciumannya dia tidak memberi kesempatan padaku untuk bernapas, tangannya yang bebas bergerilya ke seluruh tubuhku. Membuat desahan lolos dari bibirku.

Adrian melepas ciumannya lalu menyentuhkan keningku dengan keningnya.

"ready?" tanyanya dengan suara serak dan napas terengah-engah. Aku yang tidak beda jauh dengannya hanya mengangguk.

Sedetik kemudian tubuhku terasa melayang. Adrian sudah mengangkat tubuhku dan membaringkanku di kasur king size-nya.

Dia tersenyum lalu mulai mencumbuiku lagi. Tangannya mulai membuka kancing bajuku.  bibirnya menciumiku. Mendadak kegiatan kami berhenti ketika terdengar ketukan pintu di luar.

Tok tok Tok

Adrian mencoba mengabaikannya, akupun sama. Kukalungkan tanganku pada lehernya agar dia tidak menghentikan aksinya. Masa bodoh dengan ketukan diluar sana kepalang tanggung.

My Hubby And My Ex-boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang