20. possessive

2.9K 135 0
                                    

Sudah setengah jam lebih aku mengobrak abrik isi lemari tapi tak kutemukan skinny jins dan celana berbahan jins lainnya. Padahal seingatku di keranjang baju kotor tidak ada,itu berarti kan sudah aku cuci semua. Tapi kenapa tak kutemukan satupun di lemari.

"cari apa sih Ra?kenapa di obrak -abrik begini"tanya Adrian yang asik mengancingkan kemejanya.

Pagi ini kami akan pergi ke Bandung ada acara nikahan sepupuku dari keluarga papa di Bandung. Sebenarnya papa tidak mengijinkan aku ikut karena hamil muda. Tapi aku rindu sekali dengan suasana Bandung selain itu aku cukup akrab dengan Mia sepupuku yang mau menikah, jadinya aku memaksa ikut. Lagipula kata dokter kandunganku yang sudah 2 bulan ini sehat dan kuat jadi asal hati-hati insya Allah semua akan baik-baik saja.

"ini kak, celana jeansku pada kemana ya?seingatku sudah aku rapikan"sahutku masih asik mengobrak abrik isi lemari bajuku.

"oh, itu.."

Aku refleks menoleh kearah Adrian saat mendengar cicitannya.

Adrian tersenyum lalu mendekatiku. Perasaanku jadi tidak enak melihat gelagatnya.

"untuk sementara celana jins, baju ketat, sepatu highheels kamu, aku amankan" aku mengerutkan kening tak mengerti.

"maksudnya, kakak sembunyiin?" aku memastikan dengan kata yang lebih spesifik dan berharap Adrian menjawab dengan gelengan kepala. Tapi ternyata dia malah mengangguk.

"hah??!!tapi kenapa?"

"Karena kamu sedang hamil sayang gak baikkan buat kehamilan kamu.."sahut Adrian tanpa dosa.

"Astaga, kakak! Tapi perutku masih rata kak, lihat nih..nih!"seruku sambil mengusap perutku .

Adrian tersenyum lalu ikut mengusap perutku.
"justru itu, kita biasakan dari sekarang. Lebih baik kita mencegahkan dari hal-hal yang akan berpengaruh buruk"

Aku memejamkan mata sejenak lalu menarik nafas dan menghembuskannya kuat-kuat menetralisir emosi. Entah kenapa semenjak hamil aku lebih sensitif, manja, pokoknya labil.

" trus aku pakai apa kak , perjalanan ke Bandungnya?"

"aku sudah belikan kamu beberapa dress, juga flatshoes"timpalnya aku memijit keningku perlahan.

Suamiku gini banget ya...padahalkan aku tidak terbiasa pakai dress

"terserah kakak deh!"seruku sewot lalu membuka lemari dan mengambil baju asal.

*
Adrian menyodorkan sepiring nasi berisi makanan dan lauk pauknya kearahku .

Aku memalingkan muka memilih menatap Mia yang sedang bersalaman dengan para tamu di pelaminan.

"Kamu masih ngambek?"tanyanya padaku. Aku tak menjawab.

"Maaf Ra, tapi ini demi kebaikan kamu dan anak kita..kakak mohon Ra untuk 9 bulan ini saja. Nanti kalau kamu udah melahirkan mau pake bikini juga terserah. Asal dI rumah saja sih"

"ihhh... Kakak nyindir ya..nanti badan aku pasti melar" Adrian menghela nafas.

"kan kamu bisa ikut yoga, filates,zumba, aerobik..." aku menatap tajam pada Adrian. Kenapa dia jadi hafal nama olahraga?

"Makan dulu ngambek jugabutuh tenaga lho Ra" sindirnya, dengan kesal aku memukul bahunya.

Adrian terkekeh, aku pura-pura cemberut lalu mengambil piring itu dari tangan Adrian. Kalau di rumah pasti aku sudah minta disuapin, sayangnya ini di tempat umum.

Adrian tersenyum sambil sesekali mencubit pipiku sengaja membuatku kesal.

"Tera kan ya?" sebuah suara menginterupsiku dan Adrian. Kulihat seorang pria dengan pakaian batik lengan pendek sudah ada di depanku dan Adrian. Aku mengernyit menginggat siapa pria ini.

"aku Kenzo Ra, kita satu divisi waktu di BEM" serunya seperti mengingatkanku.

"oh ..Astaga!Ken,anak sastra ya?" pria kulit hitam manis di depanku itu tersenyum.

"iya..yang smsnya selalu gak kamu bales"tegasnya, aku hanya tersenyum, iya..bukannya aku gak peka  aku tau waktu itu Ken memang melakukan p-d-k-t padaku hanya saja aku sedang tidak ingin mempunyai hubungan setelah putus dari Brama, mantan pacarku waktu semester pertama.

"Kamu makin cantik saja ,Ra. "puji Ken membuat aku tersenyum kikuk.

" Kamu dapat undangan dari pihak mana? "lanjutnya menatapku penuh makna.

"mempelai wanita sepupuku Ken" sahutku tersenyum manis.

"hem..hem sayang kamu makan dulu biar kamu dan anak kita sehat" suara malaikat disampingku yang terdengar dingin dari biasanya itu  memutus tatapan Kenzo. Kulihat Adrian menatapku tajam. Sepertinya dia sengaja mengatakan 'Anak kita'

Aku tersenyum kikuk kearah Ken,"kamu udah nikah?"

"iya..kenalin ini suami aku" kataku sambil melirik Adrian yang wajahnya terlihat tegang itu.

"oh..ya saya Kenzo teman kuliah Tera"Dengan ragu Kenzo mengulurkan  tangan kearah Adrian.

"Adrian, SUAMI Tera"tegas Adrian menyambut uluran tangan Ken dan menekankan kata 'suami' tatapannya sangat tajam mengintimidasi Ken.

"kalau gitu aku duluan ya Ra...kapan-kapan kita callingan, "pamit Ken lalu bergegas pergi.

"Jadi dia sering sms kamu?" Adrian dengan nada marah menatapku kesal.

"itu dulu kali kak"

"Dan kamu gak cerita sepertinya tentang pria tengil itu"tandasnya ketus.

Aku menarik nafas kesal, kenapa tiba-tiba dia marah?kemarin-kemarin Andre nggodain aku aja dia gak marah. Apalagi sekarang dengan orang yang bahkan tidak pernah ada hubungan spesial apapun denganku.

"Kenapa kamu gak pernag balas sms dia?"tanya Adrian lagi.

Aku terkikik geli,"Astaga, kakak ini, aku sama Ken cuma teman. Masak gitu aja cemburu?"

Adrian tertegun sejenak tapi kemudian dia mengkondisikan emosinya.

"jangan mengalihkan pembicaraan ya Ra. Jelas-jelas bocah itu mandangin kamu dengan nafsu. Sini hp kamu.." Adrian mengambil tas ku, lalu membukanya dan mengambil hpku.

Aku hanya memperhatikannya sambil asik menyuapkan makanan ke mulutku.

Adrian terlihat asik menscroll ponselku.

"siapa tadi namanya? Kenzo?oh...jadi kamu masih simpan nomornya juga?"Adrian menunjuk layar ponselku.

"Dari dulu akukan emang gak ganti nomor. Jadi..."

"aku block nomor pacar barbie itu.." selanya, aku hampir tertawa memdengar kalimat Adrian barusan, darimana pria macho ini tahu pacar barbie namanya Ken?

"dan siapa lagi ini, David..Tommy..Bayu" Adrian menatapku tak percaya. Aku hanya tersenyum manis pasang wajah imut dan polos.

"teman kuliah sayang..."

"besok kamu ganti nomor "pungkasnya lalu tanpa ampun menghapus semua nomor di hpku yang namanya berbau pria.

Dihh..kenapa Adrian jadi marah. Perasaan beberapa menit yang lalu aku yang marah.

Apa dia juga kena syndrome ibu hamil? Makanya jadi sensitive dan posesif.?

******
Tbc

My Hubby And My Ex-boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang