"Aku suka sama kakak," ujar gadis blonde berkacamata itu dengan lirih. Satu kalimat dengan 16 huruf itu mengalir begitu saja dari mulut sang gadis, ya dia Thea-Thea Poland. Dengan bibir gemetar serta mata yang berkaca kaca mengungkapkan perasaan terpendamnya pada kaka kelasnya Ilalang.
"maaf thea, ka-kaka tidak bisa menerimamu,"jawab pemuda putih tinggi dengan kacamata yang juga menghiasi bagian matanya, hidung yang mancung, senyum yang manis membuat semua yg melihatnya pun terpesona.
Hening tidak ada pembicaraan lagi setelahnya, Thea pun menundukkan kepalanya sementara Ilalang menatap gadis didepannya itu.
"kalian disini rupanya, gue cari kemana mana nggak ketemu, ternyata kalian disini toh." sapa gadis cerewet nan cantik, dan itu sukses membuat kedua insan yang saling bersitegang itu terkejut.
"Sisi," Thea menoleh kearah gadis imut itu dengan air mata yang luruh begitu saja dari kedua mata indahnya.
"Thea? Lo knp? Kok nangis? Lo diapain sma dia? Jangan bilang-" tanya Sisi bertubi - tubi dengan ciri khas cerewetnya namun terpotong.
"ya aku menolaknya, aku tidak mencintainya!!" Ujar Ilalang dengan sarkastik, pandangannya datar.
"kak kok lo gitu sih? Lo jahat kak, tega ya ngomong gitu ke Thea, seenggaknya lo bisa kan ngomong baik-baik sama Thea," teriak Sisi dengan emosi yang tiba tiba saja muncul.
"sudah Si, aku tidak apa - apa, aku baik baik saja." ujar Thea tercekat, isakannya masih terdengar pilu bagi siapapun yang mendengarnya.
-Rumit-
"Nay menurut kamu apa ka Ilalang akan menerima Thea?" Tanya pemuda jangkung yang tengah duduk di kantin sekolah dengan pujaan hatinya.
"aku rasa tidak, karna aku tahu hati kak Ilalang sudah milik ka Aurel," jawab gadis chubby itu sambil terus menerawang jauh kedepan sana, entah apa yang ia terawangi.
Ya mereka sepasang kekasih yang jauh dari kata 'CEMBURU' pasangan yang adem ayem urih tentrem , tidak pernah bertengkar hanya karna masalah kecil.
"Aku juga satu pemikiran denganmu, aku merasa iba pada Thea." nada suara pemuda jangkung itu terdengar sedih.
Nayla mengedikkan bahunya , "ya mau bagaimana lagi, tapi aku yakin Thea pasti akan dapat yang jauh lebih baik dari kak Ilalang, aku percaya itu."
"Aku kan memang akan percaya sama kamu Nay hehe. Ah iya kan masih ada Galang yang setia menunggu Thea, hanya menunggu Thea nya peka saja, bukan?" ujar tristan yang kini tengah mengaduk - ngaduk kan minuman yang dipesannya.
Nayla tersenyum simpul kemudian mengangguk setuju.
-Rumit-
Seorang pemuda dengan belahan didagunya yang membuat wanita terpesona. Mempunyai dua mata yang begitu meneduhkan, siapapun yang melihatnya pasti merasa terpana.
Ada saja aksi jahil yang ia buat seperti sekarang ini,
"Galang!! balikin pulpen gue, lo kan bisa beli sendiri pulpen lo, kenapa harus ngambil punya gue? Uang jajan lo kurang? iyaa?" teriak gadis cerewet siapa lagi kalo bukan Sisi. Wajahnya nampak kesal dengan aksi jahilnya pemuda berdagu belah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT (REVISI)
Teen Fiction-tentang seorang pria yang menunggu kepastian,keseriusan,keaslian cinta gadis berkacamata -kisah persahabatan juga percintaan yang "RUMIT" ,Serumit kisah cinta author bhakssss -semua campur aduk kek nasi uduk yang diaduk aduk wkwkwk masih penulis am...