Happy reading
.
.
.
.
.
Awas typo
.
.
.
.
.Taxi yang ditumpangi oleh Kai dan Kyungsoo mulai memasuki kawasan perumahan elit tempat tinggal keluarga Park. Kai menepuk pipi Kyungsoo secara halus untuk membangunkan Kyungsoo yang masih terlelap dipangkuannya. Tepukan itu membuat Kyungsoo menggeliat dan dengan pelan matanya terbuka.
"Apa kita sudah sampai?" tanya Kyungsoo dengan suara parau khas orang bangun tidur. Sambil dengan pelan mendudukkan dirinya.
"Sebentar lagi" jawab Kai membantu Kyungsoo membenarkan tatanan rambutnya.
Setelah sekitar lima menit, taxi yang mereka tumpangi tiba di depan gerbang rumah keluarga Park.
"Ternyata mereka sudah datang?" ucap Kyungsoo saat melihat deretan mobil terparkir rapi dipekarangan rumah, dan tak jauh dari mobil yang terparkir terdapat mereka yang sangat Kai dan Kyungsoo kenal sedang berdiri seperti membicarakan hal yang serius. Dan dapat ditebak mungkin mereka semua sedang membicarakan tentang dirinya.
Kyungsoo dibantu Kai turun dari taxi, dan mendudukkan tubuh mungil itu dikursi roda yang mereka bawa dari rumah sakit.
Kyungsoo mendongakkan wajahnya kearah kerumunan saat suara ibunya memanggil namanya. Dapat ia lihat jika semua yang berada disana begitu terkejut dengan ekspresi tidak percaya.
Baekhyun meremas tangannya dengan kuat, sampai kuku-kukunya memutih untuk menghilangkan rasa gugupnya.
Jantung Luhan terpompa dengan keras, ia sudah tidak bisa lari lagi. Dibelakang sana sudah pasti ada Kyungsoo. Apa yang harus ia lalukan. Sekuat ia mengsugestikan jika semua akan baik-baik saja sebesar itu juga rasa takut, rasa bersalah secara bersamaan menyeruak mengisi rongga pikirannya sampai kesudut terkecil sekalipun.
Minseok dan Tao segera berlari menghampiri Kyungsoo saat setelah sadar dari keterkejutannya. Dengan semangat mereka memeluk tubuh kurus Kyungsoo, tak lama Yixing juga ikut berlari bergabung dengan kedua sahabatnya. Jadilah Kyungsoo tenggelam diantara ketiga tubuh sahabatnya. Meski perutnya terasa nyeri ia berusaha menahannya. Tidak ingin merusak moment yang sudah sangat dinantikannya. Kai hanya bisa berdiri dibelakang kursi roda Kyungsoo, dan memegangi kursi tersebut dengan erat.
"Aku sangat merindukanmu Kyung." ucap Tao dengan suara bergetar, sudah dapat dipastikan jika gadis cengeng itu sedang menangis.
Dengan lembut Kyungsoo mengelus punggung Tao, menenangkan. " aku juga merindukanmu panda, merindukan kalian semua" ucapnya berusaha agar liquid bening itu tidak runtuh.
Pelukan mereka berempat terlepas, dan Kyungsoo memberikan senyum terbaiknya pada Minseok, Yixing dan juga Tao. "Kenapa kau begitu kurus sekali" ujar Minseok sambil menggenggam tangan Kyungsoo.
"Aahh, pipi gembilmu hilang Kyungsoo" tambah Yixing dengan nada memekik. Yang disaut dengan kikikan ketiga gadis tersebut.
Kegiatan mereka terhenti saat suara bass mengintrupsi kegiatan asyik mereka. " Kalian melupakan kami?" dengan nada kesal —Chanyeol— lelaki itu menghampiri mereka dan merebut kursi roda Kyungsoo dari tangan Kai, lalu membawa Kyungsoo mendekat pada ibunya yang sudah sangat ingin memeluk tubuh anak gadisnya. Kai hanya bisa mengekorinya dari belakang. Dan berdiri disebelah Junmyeon.
"Kenapa kau tidak memberi kabar?" Junmyeon membuka suara saat lelaki tan itu terhenti disebelahnya.
Kai mengangkat bahunya "asal kau tau ponselku disita oleh Kyungsoo."
.
.
.Mereka semua kini berbincang-bincang diruang tamu keluarga Park setelah makan siang usai.Terlihat jelas gurat bahagia diwajah mereka. Canda dan tawa silih berganti terlontar satu sama lain. Tak jarang juga akan berakhir dengan pertengkaran kecil dan akan kembali terbahak setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE [KAISOO]
FanfictionKyungsoo menyembunyikan identitas aslinya agar tidak terusik oleh fans sang kakak. Namun suatu hari kejadian besar terjadi hingga membuat semua berantakan. Sampai akhirnya Kyungsoo menghilang. Kai mengetahui sebuah rahasia yang selama ini ia cari.