Chapter 26

6.5K 443 21
                                    

Awas typo
.
.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
.

Pria tua yang duduk di atas kursi roda itu terlihat geram. Meski rambutnya sudah penuh dengan uban, dan juga wajahnya yang sudah menua namun gurat-gurat ketegasan itu masih terlihat jelas terlukis diwajahnya.Matanya menatap tajam pada seorang wanita yang duduk di kursi depannya dengan pandangan kosong. Setelah keheningan melanda cukup lama, pria tua itu menghela nafas dengan kasar.

"Kenapa kau menyembunyikannya dari appa?" Ucapnya dengan suara bass yang khas.

"Tentang apa?" Tanya wanita itu pelan.

Mata tajamnya semakin menajam menatap sang anak. Tangannya mengepal kuat di pegangan kursi roda. "Tentang kau memiki seorang anak" ucapnya dengan suara lebih berat dari sebelumnya.

Wanita itu hanya diam tanpa ada sedikitpun niatan untuk menjawab pertanyaan yang ayahnya lontarkan padanya.
"Jawab Moon Geun Young" lelaki tua itu meninggikan suaranya hingga membuat Geun Young terjengkit kaget. Hal yang paling menakutkan baginya adalah kemarahan ayahnya meski Geun Young selalu berbuat kejam tak di pungkiri jika ia memilikk ketakutan yang sangat saat ayahnya marah.

Geun Young meremas jari-jarinya hingga membuat jari-jarinya memutih.

"Appa mengetahui semuanya Geun Young, semuanya" ucapnya dengan menekan kata terakhir. "Kenapa kau melakukan itu? Appa benar-benar kecewa padamu. Dan sepertinya appa telah gagal mendidik dan membesarkan anak appa dengan benar" lanjutnya karena melihat Geun Young yang tetap diam.

Tangan keriputnya memegang roda, dan memutar kursi rodanya lalu mengarahkannya mendekat ke sisi jendela. Matanya menatap dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Kau tau, hal yang paling menjijikkan didunia ini adalah ketika seorang ibu yang membuang dan tidak mau mengakui anaknya. Apa kau selalu berpikir aku tidak akan bisa menerima bayi itu jika ia lahir, namun kau sakah Geun Young aku bukan lelaki kolot seperti itu."

Geun Young tidak bergeming dan terus diam hingga perkataan ayahnya begitu mengejutkannya.

"Serahkan dirimu Geun Young-a" lelaki tua itu berucap dengan tegas tidak ada keragu-raguan dari setiap katanya.

"Appa" ucap Geun Young dengan nada tidak percaya dengan apa yang baru saja ayahnya katakan. Bagaimana bisa ayahnya menyuruhnya menyerahkan pada polisi. Geun Young tidak habis pikir dengan ayahnya. Setega itukah ayahnya padanya. Oh apa kau lupa Geun Young kau bahkan lebih kejam dari pada ayahmu sendiri.

Sekali lagi lelaki itu menghela nafas kasar. Tangan keriputnya memegang kursi dan memutarnya untuk menghadap Geun Young. "Appa tidak bisa lagi menutupi kesalahanmu, cukup kasus ibu tirimu dan sekarang appa ingin kau menyerahkan diri,renungkan semua kesalahan yang selama ini telah kau perbuat." ucapnya final.

Tak lama ruang kerja yang berada di rumah tersebut diketok dari luar. Setelah di persilahkan masuk oleh pemilik ruangan, masuklah tiga orang yang menggunakan seragam polisi dengan rapi. Dibelakangnya berdiri seorang pria paruh baya yang diketahui adalah sekretaris atau orang kepercayaan ayah Geun Young.

Geun Young masih tidak menyangka jika ucapan ayahnya benar-benar serius. Dan tentang kasus ibu tirinya, apakah benar-benar ayahnya selama ini mengetahuinya dan berpura-pura diam.

Kedua tangan Geun Young langsung dicekal oleh kedua polisi tersebut. "Appa, bilang padaku jika ini tidak benar"ucapnya sambil berusaha melepaskan diri.
Lelaki tua itu tidak menjawab dan malam memutar kursi rodanya untuk melihat pemandangan luar dari kaca jendela kembali.

"Lepaskan aku,"berontaknya "Appa, ini tidak benar" teriaknya saat kedua polisi tersebut menyeret Geun Young meninggalkan ruangan tersebut.
Lelaki tua itu menghapus air matanya saat setelah mendengar pintu ruangannya tertutup. Dalam hatinya merasa kesal,marah, dan kecewa pada dirinya sediri karena telah gagal mendidik anaknya.

WE [KAISOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang