Awas typo
.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
.
."Untuk apa kau kesini?" tanyanya dengan nada tajam lalu duduk di kursi tepat di depan Kyungsoo yang terhalang oleh meja.
Kyungsoo membersihkan tenggorokannya yang tiba-tiba saja terasa kering. Lalu menghela nafas pelan.
" bagaimana kabarmu?" tanyanya senormal mungkin menyembunyikan kegugupannya.
Seseorang itu berdecih seolah-olah bertanyaan yang dilontarkan oleh Kyungsoo adalah sesuatu hal yang sangat menjijikkan baginya."kau sudah melihatnya sendiri, dan lebih baik kau pulang ibumu pasti tidak suka jika kau menemuiku" ujarnya lalu beranjak dari tempat dudukkan.
Tumpah, air mata yang ditahan Kyungsoo akhirnya keluar dengan sendirinya. "Apakah salah jika aku ingin menemuimu, Eomma?" lontarnya dengan suara yang parau. Kyungsoo tidak dapat membendung lagi air matanya yang sedari tadi menumpuk dipelupuk matanya. Ia ingin memeluk ibunya ingin sekali, namun ia harus selalu menahannya. Karena seperti yang dilihat ibunya — Moon Geun Young— tidak mengharapkannya bahkan terlalu membencinya. Jika dulu ia mengerti bahwa kehadirannya akan membuat sang ibu susah dan boleh memilih hidupnya sendiri. Ia lebih memilih untuk tidak dilahirkan dari rahim wanita yang berada didepannya. Namun meski begitu ia tidak menyesal dengan hidupnya sekarang, meski ibu kandungnya tidak mengingginkannya masih banyak orang disekitarnya yang menyayanginya. Akan tetapi dalam hati kecilnya tidak dapat dipungkiri jika Kyungsoo juga ingin mendapatkan kasih sayang dari seorang wanita yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkannya dan membiarkannya merasakan bagaimana lahir kedunia.
Langkah Geun Young terhenti, dan tubuhnya menegang. Hatinya serasa dicubit, dihujami samurai-samurai tajam dan dilumuri oleh garam. Sakit dan perih itulah gambaran yang tepat untuk apa yang sedang dirasakan didalam hatinya saat ini. Tangannya bergetar, ingin sekali memeluk tubuh itu saat terdengar isakan lolos dari bibir gadis yang telah ia lahirkannya tersebut. Namun ia terlalu takut, takut jika Kyungsoo menolaknya.
"Tak bisakah sekali saja kau melihatku sebagai putrimu?" pinta Kyungsoo sambil menghapus air matanya dan memandang punggung wanita yang membelakanginya.
Sehun yang tidak mengerti dengan situasi yang dihadapinya saat ini, memilih untuk keluar dari ruangan tersebut. Membiarkan Kyungsoo dengan wanita yang gadis itu panggil dengan sebutan "Ibu". Banyak sekali yang berputar dikepala Sehun. Tentang Kyungsoo dan tentang keluarga Park. Namun ia memilih untuk menepis semua itu karena memang ia tidak berhak untuk ikut campur dalam keluarga orang lain. Meski ia sudah dianggap oleh keluarga Park sebagai bagian dari keluarga mereka, Sehun masih tau diri jika ia tetap saja orang luar dari keluarga tersebut.
"Baiklah aku akan pergi" ucap Kyungsoo lirih, saat semua kata-katanya tidak mendapat tanggapan dari Geun Young. "Aku harap kau baik-baik saja. Aku akan meminta kakek untuk membebaskanmu. Dan setelah itu kau boleh pergi agar tidak melihatku lagi" lanjutnya dengan susah payah dan isakan yang memilukan.Kyungsoo memutar tubuhnya menuju pintu keluar.
Langkahnya terhenti secara tiba-tiba saat telinganya mendengar sesuatu yang membuatnya terkejut. Meski lirih ia dapat mendengarkan dengan jelas
"Maafkan Eomma Kyungsoo" Geun Young memutar tubuhnya. "Maafkan Eomma." ucapnya sekali lagi.
Kyungsoo dengan pelan memutar tubuhnya (lagi). Dan dapat ia lihat lelehan air mata membasahi pipi ibunya yang terlihat menirus dari terakhir yang ia lihat. "Jangan menangis eomma" gumamnya dalam hati. Langkah demi langkah Kyungsoo mendekat ke tempat dimana Geun Young sedang berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE [KAISOO]
FanfictionKyungsoo menyembunyikan identitas aslinya agar tidak terusik oleh fans sang kakak. Namun suatu hari kejadian besar terjadi hingga membuat semua berantakan. Sampai akhirnya Kyungsoo menghilang. Kai mengetahui sebuah rahasia yang selama ini ia cari.