Chapter 23

5.6K 411 12
                                    

Awas typo
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
.
.



"lakukan dengan baik" ucap seorang wanita dengan seringai mengerikan terpatri dibibirnya. Tangan kanannya memegang ponsel yang menempel pada telinganya.

*****
Chanyeol dan Baekhyun tiba di kediaman Park dengan tergesa karena beberapa saat yang lalu saat Chanyeol dan Baekhyun berada di bukit,Chanyeol mendapatkan telvon dari maid yang bekerja dirumahnya jika ibunya pingsan saat ingin keluar rumah dengan keadaan kacau. Dirumah Chanyeol hanya ada maid dan supir pribadi ibunya sedangkan ayahnya tidak dirumah sudah berangkat ke LA untuk menghadiri seminar beberapa jam yang lalu.

Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun dengan erat untuk menuju kamar ibunya. Dengan pelan Chanyeol membuka pintu kamar. Dapat dilihat ibunya sedang terbaring lemah dengan selang infus yang terpasang di tangan kanannya. Dan mata yang terpejam rapat.

"Hyung... bagaimana keadaan eomma?" tanya Chanyeol pada dokter Lee yang menangani ibunya.

Dokter Lee menoleh kearah Chanyeol "ibumu hanya kelelahan Chanyeol, karena stres dan perut yang kosong membuat ibumu pingsang. Jika beliau sudah bangun jangan lupa paksa dia untuk makan agar ada asupan yang masuk dalam tubuhnya,aku sudah membawakannya vitamain jangan lupa untuk memberikannya" jelas sang dokter sambil mengecek selang infus Nyonya Go Eun."kalau begitu aku pergi dulu,banyak pasien yang sedang menunggu" pamitnya.

"Terimakasih Hyung" ucap Chanyeol yang dianggukki oleh lelaki berjas putih tersebut. Dan menepuk bahu Chanyeol sebelum kakinya melangkah keluar dari kamar Nyonya Go Eun.

Baekhyun mengikuti Chanyeol dari belakang saat lelaki itu berjalan kearah ranjang sang ibu. Dapat Baekhyun lihat gurat kesedihan terpancar jelas di wajah tampan sang kekasih. Chanyeol terlihat begitu rapuh dimatanya, tidak ada lagi senyum lebar yang selalu ia lihat.

Chanyeol memegang tangan ibunya yang terlihat kurus. Tangan yang biasanya hangat itu kini terasa sedikit dingin. Ibu jarinya mengusap punggung tangan ibunya dengan lembut dan pelan takut jika membangunkan atau menyakiti ibunya.

Baekhyun melangkah mendekat kearah Chanyeol yang duduk membelakanginya. Tangan lentik itu mengusap punggung lebar Chanyeol seolah-olah menyalurkan ketenangan dan kekuatan untuk Chanyeol.

Chanyeol yang merasakan itu mendongak, dan melihat Baekhyun memberikan senyum tulus untuknya. Chanyeol dengan lirih bergumam, mengatakan terimakasih kepada sang kekasih.

"Kyungsoo" suara lirih menyadarkan Chanyeol dan Baekhyun dari dunia mereka.

Chanyeol dengan cekatan lebih mendekatkan diri pada sang ibu. "Eomma, eomma sudah bangun" tanya Chanyeol.

Nyonya Go Eun membuka matanya dengan perlahan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk dalam matanya. Air matanya kembali jatuh saat tiba-tiba teringat kembali pada Kyungsoo.

"Eomma jangan menangis" ucap Chanyeol saat melihat ibunya kembali menangis. Tanganya terulur untuk menghapus lelehan air mata sang ibu.

Nyonya Go Eun dengan cepat bangun dari tempat tidur dan berusaha mencabut selang infus yang berada di tangannya. Hal itu membuat Chanyeol dan Baekhyun panik.

Chanyeol berusaha mencegah sang ibu melalukan tindakan nekat "eomma, apa yang eomma lakukan" ucapnya sambil berusaha menghalau tangan ibunya untuk tidak melepas infus.

"Lepas Yeolie,eomma ingin mencari Kyungie" teriak Nyonya Go Eun histeris. "Biarkan eomma pergi Yeolie" lanjutnya memohon pada Chanyeol dan berusaha memberontak.

"tidak, eomma harus istirahat"

Nyonya Go Eun berusaha melepas dekapan sang putra. Meski tenaganya semakin melemah, namun akal sehatnya memaksanya untuk terus memberontak karena dalam pikirannya saat ini hanya dipenuhi oleh sang putri yang tidak diketahui dimana keberadaannya.

WE [KAISOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang