Awas typo
.
.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
.Kini Kyungsoo dan Kai berada di taman belakang rumah sakit. Meski para dokter melarang Kyungsoo untuk pergi, namun gadis itu dengan keras kepala ingin keluar walau hanya sebentar. Dengan dibantu oleh Kai akhirnya para dokter mengijikan Kyungsoo keluar tapi dengan satu syarat tidak lebih dari 45 menit mereka berada diluar karena itu bisa berbahaya pada kesehatan atau luka jahitan di perut Kyungsoo yang masih terlalu basah.
Kai membantu Kyungsoo mendorong kursi rodanya menuju taman yang di penuhi oleh pasien rumah sakit yang sekedar untuk jalan-jalan, ada juga pasien anak kecil yang bermain dengan ditemani para suster pengawas. Kai membawa Kyungsoo kesalah satu kursi di samping kolam ikan. Kai menghentikan kursi roda Kyungsoo. Lalu mengangkat tubuh Kyungsoo untuk di dudukkannya di bangku yang terdapat dibawah pohon maple. Daunnya yang rimbun membuat tempat duduk itu tidak terkena sinar matahari.
Kyungsoo memandangi wajah Kai dari samping dengan intens. Menelisik setiap lekuk pahatan yang berada di wajah Kai.
"Apakah ada sesuatu di wajahku" tanya Kai menyadarkan Kyungsoo.Gadis itu menggeleng pelan, namun tangannya terangkat dan mengusap rahang tegas Kai dengan lembut, senyum kecil terlukis di bibirnya. Matanya mengerjap-ngerjap seolah-olah wajah Kai adalah sesuatu yang sangat mengagumkan.
"Aku baru sadar jika oppa begitu mirip dengan seseorang" ucap Kyungsoo, bola matanya naik mengikuti jari lengtiknya yang menelusuri pelipis Kai lalu turun kembali menatap rahang dan bibir Kai. Selalu begitu beberapa kali.Kai memincingkan matanya. "Siapa? Apakah kekasih barumu" tanya Kai
Lagi-lagi gadis itu menggeleng lebih memilih memperhatikan wajah Kai yang terlihat seperti menyimpan sesuatu. Ekpresi yang menurut Kyungsoo terlihat lucu. " Dia pria kecil yang sangat mengagumkan" jawabnya dengan tersenyum kecil.
"Apakah Jonginie"
Kyungsoo menghentikan usapan tangannya diwajah Kai saat nama itu disebut olehnya.
Kai melihat reaksi terkejut Kyungsoo. Mata yang membulat dan bibir sedikit terbuka. Membuat Kai ingin sekali melahap habis bibir penuh Kyungsoo hingga membengkak. Oh Kai singkirkan pemikiran mesummu itu.
"Bagaiman oppa bisa tau nama itu?" ucap Kyungsoo dengan nada bingung. Karena selama ini hanya orang tuanya ralat orang tua asuhnya atau mungkin orang tua kandung dalam mata hukum dan Chanyeol yang mengetahui itu. Bahkan Kyungsoo tidak pernah merasa bahwa dirinya pernah menceritakan hal itu pada Kai.
"Jadi benar, pria kecil yang kau maksud itu Jonginie? Waahhh itu membuatku cemburu" ucapnya dengan tingkah merajuk.
"Oppa, aku tanya bagaimana kau tau" Kyungsoo mempout bibirnya karena kesal pada Kai yang tak kunjung menjawabnya.
Kai mengusak pelan kepala Kyungsoo lalu mengambil satu kecupan dari bibir Kyungsoo. Yang membuat dirinya mendapat satu pukulan sayang dari gadis bermata bulat tersebut. Bukannya mengaduh sakit Kai malah terkekeh dan lagi-lagi mengambil kesempatan untuk mencuri kecupan lagi tanpa menghiraukan dimana mereka sekarang ini.
"Kau benar-benar menyebalkan oppa" gerutunya dengan nada merajuk dan melipat tangannya kedada.
Kai hanya tersenyum, melihat Kyungsoo merajuk membuatnya ingin semakin tertawa. Bagaimana tidak, lihatlah saat Kyungsoo merajuk bibir maju beberapa senti persis seperti bibir salah satu tokoh pinguin dalam film kartu pororo, serta matanya yang bulat melebar sempurna benar-benar mirip burung hantu.
"Kau tau, jika kau bersikap seperti itu membuatku semakin ingin memakanmu Kyung" goda Kai dengan tampang mesumnya.
Kyungsoo memalingkan wajahnya pada Kai dengan mata yang melotot.
"Dasar mesum" ucapnya sarkastik.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE [KAISOO]
أدب الهواةKyungsoo menyembunyikan identitas aslinya agar tidak terusik oleh fans sang kakak. Namun suatu hari kejadian besar terjadi hingga membuat semua berantakan. Sampai akhirnya Kyungsoo menghilang. Kai mengetahui sebuah rahasia yang selama ini ia cari.