A Gift from Us 18+ (2/3)

12.2K 81 33
                                    

Terimakasih atas web random.org karena telah rela author pakai untuk merandom dadu.

4 Menit berlalu...
Keduanya kini telah berada di depan gedung. Nadse mengedarkan pandangannya dan menemukan Gracia yang berdiri di depan kelas ujung kiri di lantai 2.

"Gracia!" Teriak Nadse tanpa sadar.

"Nads disini kan angker.. Siapa tau itu bukan Gracia"

"Haha, gak ada apa apa kok Ta" Ucap Nadse sambil tersenyum ke arah Okta dan kemudian berjalan mendahului Okta.

"Nads! Tungguin!" Teriak Okta sambil berlari mengikuti Nadse.

Sesampainya diatas Nadse dan Okta melihat Gracia yang tersenyum kepada mereka. "Gre?"

"Haha, kenapa?"

"Ini aku bawa tas nya"

"Masuk dulu deh Nads, Ta" Keduanya mengangguk walau di lubuk hati mereka ada sesuatu yang salah.

"M-Mi-"

Cklek..
Pintu terkunci.
"Gre?! Maksudnya apa ini?"

"Biar Anin sama Kak Ve yang jelasin. Sini tasnya" Ucapnya datar. Nadse mengangguk ketakutan dan memberikan tasnya kepada Gracia dengan tangan yang bergetar.

"Nads, mereka kenapa?" Bisik Okta yang melihat keanehan disini.

"Okta gak usah takut" Ucap Veranda yang berjalan mendekati mereka.

Tanpa sadar pandangan Nadse menatap belahan bukit milik Veranda dan tangan Veranda yang sepertinya agak basah. Matanya juga melihat Michelle, Shani dan Anin yang terikat, begitu pula Naomi yang sedang bermain dengan Anin.

"Ada apa ini?" Tanya Nadse dalam hati.

Veranda yang melihat tatapan Nadse langsung mendekat. Nadse yang merasakan keanehan dari Veranda segera mundur beberapa langkah.

"Kak Ve" Nadse masih mundur beberapa langkah. Hingga dirinya menabrak sesuatu. Tembok? Bukan, Nadse menabrak Gracia yang sudah siap untuk menangkapnya.

Gracia langsung memeluk Nadse erat. Sama sekali tidak memberikan ruang untuk Nadse keluar dari pelukan berbahaya itu.

"Nih Ve" Ucap Naomi sambil melemparkan tali ke arah Veranda. Veranda menangkapnya dan mendekat ke Nadse.

"Jangghhhh" Desah Nadse saat Gracia mencumbui lehernya. "Nghh.. Greehhhn... Ughh.."

Veranda menggeleng melihat tingkah adiknya itu. "Jangan erat erat Gre, Kakak nali nya gimana ntar"

Gracia mengerti. Ia sedikit merenggangkan pelukannya namun kecupan di leher Nadse semakin liar.

"Ahhh Greee!!!" Teriak Nadse saat dengan sengaja Gracia mengigit lehernya.

Veranda tidak menyianyiakan kesempatan, segera ia mengikat tangan Nadse dan menariknya kasar untuk duduk di kursi. "Pegang Gre" Gracia berdecak kesal lalu menuruti permintaan Kakaknya.

Okta yang melihat Nadse yang diikat di kursi pun semakin takut. Ia mulai menangis sambil terduduk di meja. "Ini gak mungkin mereka" Ucapnya lirih.

Tiba tiba sepasang tangan melingkar di perutnya. Tangisan Okta semakin pelan. "Tolong Oktaa" Ucap Okta lirih.

Helaan nafas terasa di lehernya yang jenjang. Seseorang tengah meletakkan kepalanya di pundak Okta sambil sesekali menghisap aroma tubuh Okta yang seperti anak kecil.

"Kamu wangi Ta" Ucap Naomi sambil masih menghirup aroma tubuh Okta.

"K-Kak Naomi tangannya basah"

Seishun High School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang