Di pagi yang cerah 2 orang gadis tengah bersiap siap untuk berangkat ke Seishun.
Dengan berbekal 3 buah koper mereka berjalan keluar dari kamar menuju ruang tamu.
"Kak Ve jadi berangkat hari ini?"
"Iya Gre"
"Disana ngapain sih Kak?"
"Aku juga gak tau sih"
Gracia berpikir sambil jarinya mengetuk ngetuk dagunya. "Yakin mau berangkat jam segini?"
"Paling 2 jam lagi, ini mau siap siap aja dulu"
Gracia mengangguk mengerti. "Aku bantu ya Kak"
"Sekalian tiga tiganya aja Gre"
"Gak semuanya juga kali Kak" Gracia memanyunkan bibirnya kemudian menggeret 1 koper menuju mobil.
Veranda menepuk pundak Shania. "Shan, masukin ke mobil dulu"
"Iya Kak, nanti aku nyusul" Balasnya kemudian kembali fokus dengan ponselnya.
"Paling lagi chatting sama Beby"
*****
Anin membuka matanya yang telah terlelap lebih dari 8 jam itu. Dihadapannya Michelle dengan wajah polosnya masih tertidur.
2 menit berlalu..
Anin masih senantiasa menatap wajah Michelle. Entah apa yang dipikirannya sampai ia tidak berniat beranjak dari tidurnya dan lebih memilih untuk menatap wajah pulas Michelle.Anin mendekatkan wajahnya. Deru nafas Michelle mulai menerpa wajahnya. Ia menempelkan hidungnya membuat Michelle sedikit terusik.
Michelle membuka matanya perlahan. Dihadapannya sudah ada Anin dengan senyumannya sehingga Michelle pun ikut tersenyum.
Chu..
Anin mencium bibir Michelle singkat lalu bangkit dari tidurnya. Michelle menahan tangan Anin membuat Anin menatap Michelle.
"Apa?"
"Tanggung jawab"
Anin menarik tangannya. "Enak aja" Anin bangkit sambil mengejek Michelle. Ia langsung menuju kamar mandi.
Michelle yang diejek hanya memanyunkan bibirnya kemudian menenggelamkan kepalanya di bantal kemudian kembali tidur.
Beberapa menit berlalu..
"Yaelah tidur lagi" Ucap Anin saat melihat Michelle terbaring kembali.Anin mengambil bantal di dekat Michelle kemudian memukulkannya ke kepala Michelle.
"Bangun woy" Ucap Anin sambil melayangkan bantalnya ke Michelle.
"AAAADUUHHHH ANINNN" Michelle langsung duduk dan menahan bantal yang ditujukan kepadanya.
"SALAH SENDIRI TIDUR MULU" Anin langsung melempar bantal itu ke Michelle dan berlari keluar.
"ANIN!!"
*******
"Gree"
"Apasih Kak!!"
"Jangan ngambek ih"
"Bodo" Gracia melangkah masuk ke Villa tanpa memperdulikan Veranda.
Veranda terkekeh melihat Gracia. Hanya karena kepalanya 'kepentok' ia sudah semarah itu, bahkan Veranda yang tak bersalah menjadi pelampiasan.
"Gre tolong bawain kesana dong"
"Gamau"
"Oh gitu ya"
"Kenapa?" Gracia menatap datar Shania. Membuat Shania mencubit pipi Gracia lumayan keras.
"IHH KAK SHANIA!!! SAKIT TAUU" Gracia langsung melindungi pipinya dengan kedua tangannya.
"Abisnya pipi cubit-able"
"Bodo ah bete!" Gracia kemudian pergi menuju kamarnya.
Shani yang tengah asik dengan laptopnya pun menatap Gracia yang datang dengan wajah penuh kekesalan itu.
"Kenapa Gre?"
"Itu Kak Ve sama Kak Shania"
"Oh"
"Ih gak ditanyain gitu mereka ngapain?"
"Harus ya?"
"Ih Ci Shanii!!!!" Rengek Gracia, Shani yang melihat itu pun memilih untuk lanjut mengerjai Gracia.
"Duhh kenapa ini kesayanganku"
"Au ah Ci" Gracia kemudian keluar kamar dan membanting pintunya. Shani yang melihat itu hanya tertawa dan kemudian kembali fokus pada laptopnya.
Gracia dengan penuh kekesalannya keluar dari kamarnya dan duduk di ruang tamu.
"Cie yang ngambek nihh"
"Udah ah Shan, kasihan"
Gracia tak memperdulikan Veranda dan Shania ia lebih memilih fokus pada ponselnya.
"Waduh dikacangin nih kita Kak"
"Iya nih, udah gak sayang sama Kakaknya"
Gracia menatap keduanya sebentar lalu kembali fokus pada ponselnya.
"Waduh beneran dikacangin. Kayaknya di hpnya lagi chatting sama doi baru nih"
Shani keluar dari kamarnya kemudian melihat Gracia, Veranda dan Shania berada di ruang tamu.
Shania yang melihat Shani keluar langsung tersenyum penuh arti. "Shan, Gracia mau ngenalin seseorang nih"
"Eh apaan!! Engggak!!!!"
"Siapa Kak?"
"Gak tau tuh, manggilnya pake beb beb gituu"
"Ini itu Kak-"
"Hah!? Siapa Gree!!"
"Anu.. Kak--"
"Jadi kamu udah berani gitu ya sama aku!"
"Eh nggak Ci"
"Trus itu siapa?"
"Ka-"
"Siapa!!"
"Udah Shan, kasih hukuman aja Gracianya"
"INI ITU KAK BEBY"
Shani terdiam kemudian melihat kearah Shania berada... Namun, Shania sudah hilang dari tempat itu(?)
"CIE" Teriak Shania kemudian menutup pintu kamarnya.
********
Melody duduk mengawasi pembangunan yang sudah 90% jadi tersebut. Itu artinya tepat tanggal 18 2 gedung baru Seishun sudah dapat resmi dibuka. Serta semua dekorasi yang ia persiapkan sudah dipasangkan di Hall.
Tinttt..
Sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depannya. Kemudian keluarlah Veranda dan Shania dari dalam mobil itu."Ini aku di Seishun beneran kan Kak Mel?" Ucap Veranda setengah tak percaya dengan 2 gedung baru Seishun.
Melody mengangguk. "Ini salah satunya yang mau aku bilangin ke kalian"
"Jadi gimana Kak?"
"Aku cerita nanti, sekarang masukin barang kalian ke asrama dulu"
"Kamarnya?"
"Masih sama kayak dulu"
Veranda mengangguk kemudian mengambil kopernya sementara Shania masih melihat sekitar. Ia merasa seperti bukan di Seishun..
"Ah iya, aku juga masih nunggu Viny"
"Viny ikut jga?"
"Iya"
Kemudian Melody mengetik sebuah pesan yang berisi pengumuman untuk murid Seishun yang ia share melalui Line official account milik Seishun.
Tbc..
Gak ada note tambahan..
Vote dan Commentnya Kakak~
KAMU SEDANG MEMBACA
Seishun High School [END]
FanfictionMenjadi seorang murid baru, bukanlah hal yang buruk bukan?? -Aninditha