Gracia terduduk melamun di tengah teriknya mentari pagi yang perlahan terlihat. Disampingnya ada Shani yang tengah menyandarkan kepalnya di bahu Gracia.
"Kamu gak kedinginan Gre?"
Gracia menggeleng. "Aku yang pake jaket aja kedinginan lho Gre" Lanjut Shani.
"Aku gak akan kedinginan selama tangan Ci Shani meluk aku kayak gini" Ucapnya sambil tersenyum.
Shani mengedipkan matanya mencerna ucapan Gracia.
"Mukanya jangan gitu ah" Gracia mencubit pipi Shani pelan.
"Sakit tau"
"Bodo amat"
"Ok.." Shani melepaskan pelukannya dan memalingkan pandangannya dari Gracia.
"Ci"
"Hm"
"Cii"
"Hmm"
"Dinginn"
"Bodo" Ucap Shani cuek.
Tiba tiba tubuh Shani menegang. Gracia melingkarkan kedua tangannya ke dalam jaket Shani. "Jangan disini"
"Aku cuma pengen meluk. Dingin"
"Balik ke Villa aja?" Ajak Shani pada Gracia"
"Yuk, tapi Ci Shani yang bawa sepedanya ya"
"Iya deh"
Shani lalu menaiki sepedanya diikuti Gracia di belakangnya. "Pegangannya ya"
"Siap bosque" Ucap Gracia kemudian memeluk Shani erat, kepalanya diletakkan dipunggung Shani.
Shanipun segera menjalankan sepedanya menuju ke Villa mereka.
Selama perjalanan Gracia melihat pemandangan puncak yang sudah sangat lama ia tak lihat walaupun pemandangan ini hampir mirip dengan pemandangan di Seishun.
"Kita sampai~" Gracia langsung turun dan berlari masuk ke Villa. Sementara Shani harus meletakkan sepedanya ke garasi.
"Gracia pulang~~" Teriak Gracia memenuhi seluruh ruangan. Ia langsung menuju dapur.
Belum sempat sampai ke dapur ia berhenti lalu melirik ke Veranda dan Shania yang tengah memasak.
"Pagi Kak"
"Pagi Gre" Balas Veranda tanpa memalingkan pandangannya.
"Bangunin Anin, Desy sama Okta sana Gre"
"Aku mau makan dulu"
"Udah buruan"
"Kak Ve..."
"Udah turutin aja Shania" Gracia mengerucutkan bibirnya dan berjalan sambil menghentakkan kakinya kesal.
"Wah ada bebek masuk Villa"
"Maaf aku bukan bebek"
"Lalu anda siapa ya?"
"Au ah Ci Des, Okta mana?"
"Bentar lagi juga nongol"
"Trus Anin ya?"
"Hanyut"
"Hah?"
"Hanyut dalam indahnya mimpi"
"Retjeh"
"Bwodo amwat"
"Yaudah gue mau bangunin Anin dulu"
"Banguninnya pake cara normal!" Teriak Desy sambil pergi meninggalkan Gracia.
Gracia menggaruk kepalanya. "Emang yang normal gimana?"
*******
Jam menunjukkan pukul 15.30
Veranda selesai memesan pizza yang ia janjikan kepada Gracia, Sementara Gracia juga membuatkan es jeruk yang ia janjikan pada Kakaknya."Kita main apa yuk?"
"Apa?"
"Ya apa gitu"
"Kita cari cafe yuk"
"Gak ah mager"
"Trus apa Gree?"
"Main ular tangga"
"Astaga, GAK"
"Setuju"
"Terserah"
"Leh ugha"
"3 versus 1 Ci Des"
"Aku gak bawa ular tangganya"
"Tinggal buat aja"
"Nggak ah"
"Hmm, yaudah kita maen ps aja y"
"Maen apa?"
"Aku ada nih PES 2017"
"Aku gak bisa main gituan" Ucap Anin diangguki Okta dan Shani.
"Gpp"
"Yaudah kita nurut aja"
******
Anin mengerucutkan bibirnya. Ini kali ke 11 nya kebobolan di 5 pertandingan. Dan itu artinya sudah 11x ia harus melaksanakan hukuman.
"Aku lagi.." Ucapnya pelan sambil melahap pizza yang sangat asin(?)
"Gak apa apa Nin yang penting kenyang" Gracia menahan tawanya. Karena ini kali ke 4 nya membuat Anin harus menjalani hukuman.
"Gracia gak sportif nih. Masa Shani cuma 1-0 sama yang lain 3 lebih trus"
"Heh aku sama Kak Ve 1-1 ya"
"Curang ah masa baru makan 1"
"2, tadi waktu gantiin Shani"
"Ah iya"
"Ini sisa 2"
"Sekarang kan Kak Ve vs Shania"
Veranda dan Shania mengangguk.
.
.
.
.
.
"Yeay menang!""Itu 2-1 jadi Kak Ve makan 1,5 . Kak Shania juga"
"Ada setengahnya ya?" Shania tersenyum miring.
Shania menggigit ujung pizza sementara Veranda juga menggigit sisi yang lain.
Gigitan demi gigitan hingga kedua bibir mereka menyatu.
"Heh, inget Kak Beby!"
Shania mendengus kesal lalu meminum jusnya dan berjalan menuju kamar mandi.
"Ngambek dia?"
Veranda mengangkat bahunya. Ia hanya memandang punggung Shania. Veranda tahu ada yang disembunyikan oleh Shania.
********
Sementara itu di Seishun..
Melody tengah mengurus berkas berkas yang diberikan oleh pihak Seishun sambil membacanya sesekali.Apa ini serius?
Melody menghela nafasnya kasar, kemudian kembali menatap sekumpulan kertas berserakan di mejanya.
18 hari lagi
Tbc.
Mari menghitung mundur untuk ending Seishun~
Alias
Part ini dikit amat ya
Vote dan Commentnya kakak~
KAMU SEDANG MEMBACA
Seishun High School [END]
FanfictionMenjadi seorang murid baru, bukanlah hal yang buruk bukan?? -Aninditha