45

846 35 30
                                    

Anin terduduk diam membiarkan angin pagi menghembus menerpa wajahnya..

Ingatannya tentang percakapan Veranda dan Melody kembali terputar.

Jiro-san pergi? Apa itu benar?

Lalu..

Siapa yang memimpin Seishun saat ini?

Apakah para waka sekolah ini? Atau pemilik Seishun itu sendiri?

Lalu bagaimana nasib kami?

Nasib para siswi Seishun..

Padahal..

Baru beberapa minggu lalu..

Pemilihan wakil ketua OSIS telah diselenggarakan..

Lalu, bagaimana kelanjutan pemiliihan ini?

Lanjut..?

Atau..

Berhenti..?

Anin merogoh sakunya. 17 panggilan tak terjawab. Ia menghembuskan nafas pelan. Lalu mengirimkan pesan ke Michelle, Veranda dan Manda yang tadi menelponnya.

******

Veranda masih tak menyangka dengan keputusan Jiro-san. Apa yang ada dipikirannya hingga meninggalkan kami?

Veranda meraih ponselnya kemudian menelpon Anin yang mendengar percakapannya dengan Melody beberapa jam lalu.

Tut.. Tut.. Tut..

Tanpa jawaban.

Veranda mengulanginya. Namun masih tak ada jawaban. Apa harus aku cari?

Tapi dimana?

Kamar?

Kantin?

Danau?

Kelas?

Sekali lagi, Veranda terdiam. Baiklah, danau...

*****

Ting..
Terdapat pemberitahuan di ponsel masing masing gadis yang tengah memakan santapan siang mereka.

Seishun High School sent a picture

Mereka semua terkejut. Jiro-san...

"Teh Melody!" Teriak Desy kearah Melody yang baru saja datang.

"Jiro-san.."

"Iya Des, Seishun sedang berduka"

Desy terdiam.. Lalu kembali duduk dan menunduk.

"Ci Dey..."

Semua menatap Desy, mata mereka ber4 memerah. Ada rasa sesak di hati mereka.

Seishun High School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang