A Gift from Us 18+ (3/3)

8.5K 77 34
                                    

Pukul 16.00 WIB
Itu artinya sudah hampir 5 jam lamanya ke delapan gadis tersebut berada dalam ruang kelas ujung kiri lantai dua tersebut.

Dua orang gadis yang telanjang bulat tengah dalam keadaan terikat dengan posisi duduk. Masing masing mata mereka ditutupi oleh kain berwarna hitam dan biru. Sepasang tangan mereka terikat di belakang kursi. Dan ada sebuah Vibrator yang tertanam di masing masing Miss V mereka.

Sementara itu 6 gadis lain masih berbincang tentang permainan yang ada di depan mereka. Salah satu gadis sudah dalam keadaan telanjang bulat. Ia memberi beberapa pengarahan mengenai kelanjutan permainan tersebut.

Sedangkan Gadis yang lain dengan keadaan lusuh, penuh keringat karena mengalami permainan terbanyak yaitu 8x bermain. Tubuh seksinya itu hanya dibalut oleh sebuah bra yang masih menggantung di tubuhnya.

Seorang Gadis lain tengah memperhatikan gadis yang telanjang bulat dengan tatapan yang aneh. "Oh gitu Nin" Ucapnya mengerti akan pendapat si gadis nude?

Sementara itu Okta dengan baju yang sudah lepas dari dirinya tengah murung tampak tak setuju dengan pendapat Anin. Begitupula kedua gadis lain yang tengah memimpin di depan dengan baju yang masih sangat lengkap. Bahkan salah satu dari mereka mengenakan jaket tanda bahwa memiliki simpanan bila ia terkena hukuman.

"Jadi gimana?"

"2 putaran terakhir dan 4 teratas yang menang 2 terbawah yang kalah?! Kamu rela kalah Nin?"

"Aku sih rela rela aja Kak, lagian aku di nikmatin sama diantara kalian kok" Ucapnya sambil tersenyum.

"Ah tapi"

"Cuma 3 hari 2 malam kok, gak apa apa kali jadi slave doank"

"Ng.. Aku gak setuju"

"Aku kayak Ve"

"Gracia sih setuju"

"Nadse juga"

"Okta ikut Gracia deh"

"Gimana Kak?"

"Hhh Yaudahlah kita kalah suara Nom"

"Iya Ve" Naomi mengembungkan pipinya kesal. "Inget umur" Ucap Veranda sambil mencubit pelan pipi Naomi.

"Kamu juga suka gitu kalii" Tutur Naomi sambil memukul lengan Veranda pelan.

"Kalian mesra mesraannya bisa di tunda dulu gak? Aku udah gak tahan" Ucap Gracia sambil tersenyum penuh arti.

"Ng-Iya Gre, aku lempar deh" Veranda langsung melempar dadunya. "17! Berarti 66.. Am- Duh iya peraturan angka sama ya?"

"Lepas dua Kak"

"Ahhh biarin deh" Veranda langsung melucuti semua pakaian dalamnya. Kini ia sudah seperti bayi yang baru lahir. Bukit kenyal miliknya sudah terekspos secara bebas, dan begitu pula dengan Miss V nya yang tanpa bulu itu membuat semua melongo.

"Bidadari gak pake baju girlz.. Gilz"

"Ntapz kan Nads.. Kakak gue nih"

"Gue ngelirik kakaknya aja kali ya"

"Kakak Gracia punya gue Nads"

"Oh iya sorry Kak"

"Dah ah jangan liatin gitu. Aku mau ngelempar lagi. Bilangan prima" Semua mengangguk tapi tetap tidak melepaskan pandangan mereka dari Veranda. Veranda yang merasakan itu justru tidak menutupinya lagi ia malah semakin berani menunjukkan kepunyaannya kepada mereka.

"Rasain" Batinnya kemudian melempar dadu. "7.. Di 73 deh tapi gak ada apa apa dan angka prima juga. Jalan lagi" Ucap Veranda sedikit kikuk karena ke5 orang di depannya masih betah memandang tubuhnya.

Seishun High School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang