20th-MGNDesyPG

2.8K 66 10
                                    

Hari terus berganti..
Semenjak kejadian bermain ular tangga tersebut diketahui Desy. Desy selalu mengacuhkan Okta bahkan Okta tidak tau hubungan nya dengan Desy masih sama atau sudah berbeda.

"Huffttt" Hela Okta sambil mendudukkan dirinya di kursi.

Pikirannya kini dipenuhi kegiatan sekolah yang sudah dimulai sejak 1 Desember lalu. Selain itu ia juga memikirkan tentang hubungannya dengan Desy. Ia sudah berulang kali meminta maaf. Namun, usaha nya terlihat sia sia. Bahkan sekarang Desy sudah tidak berada satu kamar dengannya.

FLASHBACK

Papan pengumuman berisi sebuah daftar murid serta pembagian kelas. Dibawahnya tertulis.

Harap segera memindahkan barang barang. Lantai 1 diperuntukkan kelas S, Lantai 2 diperuntukkan kelas H, dan Lantai 3 diperuntukkan murid baru.

Okta mencari namanya serta nama Maria Genoveva Natalia Desy Purnamasari Gunawan di setiap kelasnya.

Ayu Safira Oktaviani

"Kelas H" Kemudian matanya kembali menjelajah.

Maria Genoveva Natalia Desy Purnamasari Gunawan

Okta berteriak dalam hatinya, kemudina ia mencari seseorang. "Ci Dey!!" Teriaknya kepada Desy.

Desy melirik Okta sekilas lalu mengacuhkan nya.

"Ci, kita sekelas" Ucap Okta penuh semangat.

"Ci!!" Desy tetap diam. Kemudian ia berbalik dan pergi.

"Cii.." Ucap Okta lirih.

"Ta, kita sekamar ya"

"Oktaaaa????"

"Ah kenapa Nin?"

"Kamu kenapa Ta?" Okta menggeleng. Mata Anin memicing curiga. "Ci Desy ya?" Okta menghela nafasnya. Ia tahu sangat sulit menyembunyikan sesuatu dari temannya yang gendut ini.

"Kamu gak sama Stefi?" Okta berusaha mengganti topik.

"Gak, males. Dia nafsu nya gede kayak Michelle"

"Eh, jangan ganti topik! Kamu ada apa sama Ci Desy, Oktaaaaaaaa"

"Gara gara kamu Nin. Ngajakin ular tangga itu"

"Eits! Kok aku! Kamu sendiri yang ikut Nadse ya! Trus yang mbekap kamu kan Kak Naomi!"

Okta menghela nafas. "Yaudah kita sekamar" Anin mengangguk setuju.

"Satunya siapa?"

"Ci Desy?"

"Kamu yang minta ya" Anin mengangguk.

Beberapa jam berlalu. Okta sudah keluar dengan berbagai barang Shani.

"Makasih Ta"

"Makasih juga Ci Shani"

"Kamu sekamar sama Ci Desy Ta?" Okta terdiam.

"Aku belom tau pasti Ci"

"Yaudah deh Ta, sabar aja" Ucap Shani sambil mengusap punggung Okta.

"Ci Shani!" Teriak Gracia mendekati Shani dan Okta. "Okta kenapa?" Okta menggeleng.

"Ci Desy ya?" Okta mengangguk. Gracia ikut mengangguk mengerti. "Aku sama Ci Shani cuma di depan kamar mu kok Ta, gak perlu repot repot turun kalo mau curhat" Ucapnya sambil tersenyum.

Seishun High School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang