1

1.6K 123 1
                                    

@ kelas 2-4 (H-3 Penobatan LOS 37)

Jihyo sedang duduk dibangkunya, terlihat mengerjakan sesuatu. Mejanya dipenuhi dengan buku, kalkulatornya tergeletak begitu saja disampingnya.

"Hyo, perlu bantuan?" Seseorang datang menghampirinya.

"Eh, nggak apa-apa. Lagi bentar selesai. Makasi kyeom," jihyo menolak tawaran Dokyeom disertai senyumannya yang manis.

Dokyeom adalah teman Jihyo di kelas. Ia sangat perhatian pada Jihyo dan sering minta ditemani jihyo pergi ke kantin.

"Ngerjain apa sih, Hyo?" Tanya dokyeom yang kini sudah duduk di depan jihyo.

"Ah ini, ngitung jumlah dana untuk penobatan LOS. Buat lo kyeom, hahaha," jawab Jihyo disertai dengan ketawanya.

"Ah, i see..." respon dokyeom dengan senyuman eyesmile nya yang khas.



"Hyo! Tuh dicari pacar," teriak salah seorang temannya.

Jihyo mendongakkan kepalanya memastikan siapa yang datang.

Seungcheol melambaikan tangannya dari luar. Jihyo merapikan buku buku juga kalkulatornya. Dibantu Dokyeom.

"Makasi," ucap jihyo lagi2 melemparkan sebuah senyuman manis untuk dokyeom karena sudah membantunya.

Jihyo menghampiri Seungcheol dengan Dokyeom berada disampingnya mengikuti.

"Jihyo gue mau lo bawa kemana, cheol?" Tanya dokyeom terus terang.

Jihyo hanya bisa menggelengkan kepala mendengar ucapan dokyeom. Fyi, Dokyeom memang selalu beranggapan bahwa Jihyo adalah wanitanya.

"Hyo, lo denger suara barusan?"

Dan seperti biasa Seungcheol selalu merespon perkataan Dokyeom dengan lelucon. Dua orang ini memang selalu seperti itu. Fyi, Seungcheol nggak terlalu suka Dokyeom deket sama Jihyo. Karena Seungcheol suka ngiri ke Dokyeom. Jihyo baik banget ke Dokyeom dan si Dokyeom suka flirting ke Jihyo. Haha

"Udah deh, yuk pergi," ajak Jihyo agar perang dingin mereka tidak semakin menjadi-jadi.

"Kyeom, duluan ya," pamit Jihyo.

"Hyo, hati-hati! Banyak buaya kabur dari kebun binatang," gurau Dokyeom lagi-lagi melempar serangannya.

Sebelum serangan berikutnya dari Seungcheol keluar, Jihyo langsung mendorong Seungcheol pergi dari sana.

##

"Lo ngapain sih? Harusnya gue lakban tuh si Dokyeom," protes seungcheol di perjalanannya menuju parkiran.

"Dokyeom bercanda doang kali, gausah sok serius deh," ledek Jihyo.

"Hyo, kapan sih lo ngebelain gue? Si Dokyeom mulu yang dibela. Sakit hati nih gue," rengek Seungcheol sambil berekspresi menyedihkan dengan maksud mengambil hati Jihyo.

Jihyo hanya membuang muka melihat Seungcheol yang berakting sok sedih. Melihat ekspresi Jihyo, Seungcheol akhirnya berhenti.

"Iya hyo iya," kata Seungcheol.

Jihyo berbelok ke kiri.

"Loh hyo? Kemana? Parkirannya belok kiri,"

"Gue mau ke ruang dewan dulu, ngambil dompet. Dompet gue ketinggalan," jelas Jihyo.

"Gausah, kan gue yang bayarin. Ga perlu ngambil dompet," ucap seungcheol meyakinkan.

"Lo nggak inget kejadian seminggu lalu?" jawab jihyo membalikkan keadaan.

Seungcheol menghentikan langkahnya dan berusaha mengingat kejadian seminggu lalu.

"Damn! Goblok banget lo cheol," gumamnya.

"Hyo! Tunggu," seungcheol berlari kecil menyusul jihyo.



@ Ruang Dewan

"Sial!" Teriak junhoe yang tengah asik bermain game di ponselnya.

"Junhoe, lo kenapa?" Jihyo yang baru saja masuk ruang dewan bersama seungcheol merasa khawatir mendengar teriakan junhoe

"Hyo, dia lagi main game. Biasa begitu. Gausah terlalu khawatir, lebay amat sih lo" lagi-lagi protes seungcheol.

"Mau kemana? Ngedate?" Tanya junhoe pada Jihyo.

"Iya nih," jawab seungcheol asal.

"Mau makan keluar, lo mau nitip?" Tanya jihyo.

"Engga deh, gue udah makan. Makasi hyo," balas junhoe.

"Yaudah deh, pergi dulu ya jun," jihyo pamit kepada junhoe yang dibalas dengan lambaian tangan junhoe.


@ Parkiran dewan sevit

"Hyo, mau makan dimana nih?" Tanya seungcheol sambil memasang sabuk pengamannya.

"Terserah lo," jawab jihyo.

Seungcheol hanya mengangkat alisnya dan menyalakan mobil.


"Eh," gumam seungcheol.

"Kenapa?" Tanya jihyo.

"Hyo, si Taeil ngapain kesini? Nyariin lo lagi?"

Deg.

Jihyo melihat sekelilingnya mencari sosok yang disebut Seungcheol. Dan mendapati sosok seorang pria yang dulu pernah mengisi hatinya kini tengah berbincang dengan salah satu guru.

"Hyo, hari ini lo harus terus jalan di deket gue. Ngerti kan? Bener kata Dokyeom. Buaya makin banyak aja yang kabur," Seungcheol memasukkan gigi dan menginjak gas. Mereka pun pergi meninggalkan sekolah.

Selama perjalanan Jihyo hanya terdiam. Seungcheol merasa khawatir. Fokusnya teralih karena melihat Jihyo diam seribu kata.


"Untuk apa dia kembali?" -Jihyo
"Hyo, jangan diem. Gue khawatir." -Seungcheol

###
.
.
.
.
.

Sekasek part 1 nya selesai jugaaa wuahahhaha stay tune ya utk cerita cerita selanjutnya. Pokoknya bakal seru dan ga ketebak dehh *i wish* see you guys! ^^ -dewif

[#2 SEVIT SERIES] AS TIME GOES BYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang