24

14 3 0
                                    

Saat ini hari sedang mendung. Seorang wanita yang sedang menaiki tangga hendak menuju rooftop di apartementnya.
Setelah beberapa bulan setelah kepergian Billy. Wanita itu terus saja berdiam diri. Dia memutuskan untuk pindah ke apartement barunya dan ia mulai berkerja di salah satu kantor besar.

Begitupun dengan Herman.

Herman berniat untuk melupakan Fitria. Pria tersebut sudah tidak ingin berurusan dengan wanita. Mungkin dia belum bisa menerima kenyataan bahwa ia telah telah di campakan oleh mantan kekasihnya. Pernah terfikir oleh Herman, setelah kematian Billy ia akan menemui Fitria dan sedih.

Pria tersebut sedang menatap foto Fitria yang selalu ada di meja kerjanya.

"Sudah bertahun tahun aku mencoba melupakanmu. Namun mengapa kau tak pernah menghilang dalam fikiranku" Gumam Herman

"Apa yang harus aku lakukan Tuhan" Suara Herman meninggi di sertai dengan gerakan menyapukan tangannya di meja kerjanya. Sontak semua barang barang yang ada di mejanya itu berhamburan ke samping dan kebawah.

Dia tidak pernah semarah ini sebelumnya.

"Ada apa Herman ? Apakah kau tidak apa apa, adakah yang bisaku bantu" masuklah keruangan Herman seorang wanita cantik. Wanita tersebut adalah Acha temannya. Dia adalah sekretaris Herman.

"Sudah diam. Tinggalkan aku di sini sendirian" Bentak Herman mengusir Acha. Dan sedang menunjuk pintu keluar agar sekretarisnya itu cepat keluar. Ia tidak suka ada orang yang melihatnya saat dia berada di titik sangat terbawahnya.

Mungkin yang dibutuhkan Herman saat ini adalah Dekapan hangat kekasihnya yaitu Fitria yang telah mencampakannya.

Herman melesat menggunakan Ferarinya menuju sebuah bar yang sebelumnya belum pernah ia datangi. Ia memesan sebotol besar minuman dan ia langsung meneguknya.

Gemerlap dan warna warni lampu yang berada di tempat itu membawa Herman ke sebuah kursi berwarna merah menyala. Dengan sesekali ia meneguk minuman yang berada di tangannya itu. Beberapa wanita mendekatinya, dan wanita tersebut berniat untuk menghibur Herman yang sudah larut dengan gema musik yang terdengar.

"Fitria apa kau mau berdansa denganku malam ini" Herman mengira salah satu dari wanita wanita tersebut adalah Fitria. Padahal itu hanya bayangan Fitria. Herman menarik dan mengecup punggung tangan wanita tersebut dan menuntunnya ke lantai dansa sambil terus meneguk minuman yang di berikan wanita penghibur tersebut kepada Herman.



Vote. 😧

 Javanese AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang